Perempuan Asal Indonesia ini Pengemudi Bus di Amerika

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 28/Apr/2021 07:17 WIB
Yohana Djuanda. Foto: VOA Indonesia.com. Yohana Djuanda. Foto: VOA Indonesia.com.

VIRGINIA (BeritaTrans.com) - Yohana Djuanda merupakan perempuan asal Indonesia   berprofesi sebagai sopir bus sekolah di Loudoun County Public School, Leesburg, Virginia, Amerika Serikat.

 Melansir VOA Indonesia, Yohana telah melakoni pekerjaan tersebut selama 6 tahun, lho.

"Saya kerja jadi sopir bus sudah lebih dari 6 tahun," tuturnya, dikutip dari akun Instagram @voaindonesia pada Senin (19/4/2021).

Dalam kesempatan yang sama, Yohana banyak menceritakan hal lainnya. Salah satunya alasan ia memilih bekerja sebagai sopir bus sekolah.

Sebagaimana yang Yohana ungkap, alasan ia melakoni hal tersebut yakni atas kecintaannya pada anak-anak. Bahkan, hal tersebut pun ia sebut sebagai alasannya memiliki banyak anak.

"Memilih profesi ini, sebenarnya saya senang semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan anak-anak."

"Mungkin itu juga kenapa saya jadi punya anak banyak, enggak ngerti juga saya," akunya sambil tertawa ringan.

Yohana juga memaparkan bagaimana saat dirinya memulai pekerjaan. Ternyata, sempat ada drama yang berhasil membuatnya hampir menangis, lho.

"Waktu hari pertama (kerja) sebenarnya saya takut juga pakai acara mau nangis. Karena pas saya lihat di kaca 'Ya Allah (busnya) gede banget'," tuturnya.

Di saat yang sama, Yohana akui banyak dirinya pun panik. Ia bingung karena dalam bus tersebut terdapat banyak tombol dengan beragam fungsi.

"Panik pas lihat tombol tuh ada puluhan tombol, 'Mana yang mesti dipencet?'" katanya.

Menjadi sopir bus sekolah di tempat ia bekerja sekarang juga enggak sembarangan. Yohana mesti lakukan pelatihan menyetir bus selama kurang lebih dua minggu, hingga akhirnya mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM).

Bagi Yohana, dalam menjalani pekerjaan tersebut, hal terberat justru bukan di saat dirinya mengendarai bus. Katanya, memastikan keselamatan anak-anak sekolah lah yang menjadi hal utamanya.

"Kita tuh enggak cuma nyupir tanggung jawabnya, tapi harus memerhatikan anak-anak juga."

"Makanya dikasih kaca gede gitu di depan (untuk melihat anak-anak di belakangnya secara keseluruhan)," tuturnya.

Bus sekolah yang dikendarai oleh Yohana ini juga dilengkapi dengan radio komunikasi, lho. Selain itu, tersedia pula 3-7 kamera pengawas atau CCTV di dalamnya. Yang mana, hal tersebut tentunya akan sangat berguna untuk bantu sopir pastikan keamanan anak-anak.

Yohana Djuanda juga beberkan bahwa jilbab atau hijab yang ia kenakan kerap menjadi perhatian anak-anak murid yang ia antar-jemput.

Bahkan, tidak sedikit dari anak-anak tersebut yang memberikan pertanyaan hingga pernyataan soal kain yang menutupi bagian kepalanya tersebut.

"'Ms. Yohana kenapa kepalanya ditutup?', 'Bisakah aku melihat rambutmu?'."

"Anak-anak yang kecil yang suka tanya," katanya sambil memberi beberapa contoh pernyataan mereka.

Tak hanya yang bertanya, beberapa juga ada yang memberi pernyataan positif soal jilbab Yohana. Mereka memuji jilbab yang Yohana kenakan tersebut terlihat bagus.

"Ada anak yang setiap hari kalau naik bus saya selalu bilang, 'Oh jilbab mu cantik sekali, aku suka','Oh lihat bunga itu di jilbabmu'. Luar biasa anak-anak sih," tuturnya.

Untungnya, selama ini Yohana pun tak pernah mendapat perlakuan negatif dari anak-anak. "Tapi enggak ada yang kasar, Alhamdulilah," akunya bersyukur.

Menjadi sopir bus sekolah memang membuat Yohana sibuk. Meski begitu, ia mengaku bahwa hal tersebut tak menjadi masalah hingga mengganggunya beribadah. Karena bagi Yohana, salat masih tetap dapat ia lakukan.

"Pernah ada yang tanya, 'Yohana bagaimana salatnya?."

"Ya saya kasih tahu, saya enggak pernah salat saat masih ada anak-anak di sini. Selesaikan dahulu pekerjaan kita baru salat," ungkapnya.

Ada kalanya Yohana Djuanda pulang terlambat usai bekerja,l. Apabila hal tersebut terjadi, Yohana mengaku bahwa ia tak khawatir soal makan malam keluarganya. Kata Yohana, ia hanya perlu meminta mereka untuk menyiapkan makan malam sendiri.

"Kalau aku pulangnya sampai malam, aku suruh mereka (keluarga) yang masak. Bikin sendiri lah, apa kek...," tuturnya.

Keputusan Yohana untuk bekerja sebagai sopir bus sekolah ini pun tak asal dan egois. Yang mana, hal tersebut ia lakukan setelah mendapat dukungan secara penuh dari keluarga.

Pekerjaan Yohana pun membuatnya harus pergi dari rumah lebih cepat dari anggota keluarga yang lain. Sayangnya, hal tersebut membuat dirinya jarang ikut sarapan bersama dengan yang lain.

"Istri pergi kerja cukup pagi," tutur Daniel Kirk, suami Yohana.

"Biasanya kami bangun kemudian salat bersama. Kemudian dia berangkat kerja sekitar jam 6.15, baru saya menyusul berangkat kerja juga. Jadi kami jarang banget sarapan bersama. Kami biasanya kumpul untuk momen makan malam saja," bebernya. (voaindoneaia.com/).