Drop 50 Persen, Ini Tol Paling Parah Kena Imbas Larangan Mudik

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 11/Mei/2021 07:33 WIB
Gerbang Tol. (Ist) Gerbang Tol. (Ist)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Rata-rata arus kendaraan di tol-tol di Indonesia drop sampai 50% selama larangan mudik sejak 6 Mei 2021. Namun, ada beberapa jalan tol yang paling kena imbas karena jalur utama mudik di Pulau Jawa. 

Sekretaris Jenderal Asosiasi jalan Tol Indonesia, Kris Ade Sudiyono menjelaskan ada dua kategori jalan tol secara umum, pertama jalan tol konektivitas antar provinsi, juga jalan tol perkotaan. Nah, yang paling kena dampak adalah tol antar provinsi. 

Baca Juga:
Tol Indrapura-Kisaran Segera Terhubung Penuh, Waktu Tempuh jadi Makin Singkat

"Yang paling berdampak larangan mudik adalah jalan tol yang konektivitas antar provinsi, terutama ruas dari Jakarta ke arah Jawa Tengah, Jawa Timur, juga ke Sumatera. Jalan tol wilayah aglomerasi tidak separah pengaruhnya seperti tol konektivitas," jelasnya, dikutip CNBC Indonesia, Senin (10/5/2021).


Beberapa ruas tol tersebut Jakarta-Cikampek, Cikopo-Palimanan (Cipali) hingga tol Semarang dan seterusnya. 

Baca Juga:
Hampir Selesai, Jalan Tol dan Bandara IKN Siap Sambut Perayaan 17 Agustus-an

Beruntung operator yang mengoperasikan ruas jalan tol di perkotaan juga antar provinsi. Sehingga kombinasi dua jenis tol ini dapat meredam kerugian jangka pendek dari larangan mudik terhadap finansial perusahaan. 

Kris mengatakan larangan mudik juga hanya berpengaruh negatif untuk jangka pendek. Sepanjang tahun 2021 dia memprediksi traffic jalan tol mulai menunjukan peningkatan dari tahun sebelumnya, khususnya 2020. 

Baca Juga:
Tol Soreang-Bandung Bikin Perjalanan Jadi 15 Menit Saja

Walaupun dia tidak menampik masih butuh dorongan stimulus dari pemerintah untuk pengusaha jalan tol seperti insentif fiskal dan moneter. 

"Insentif fiskal, tax allowance, tax holiday keringanan pajak jadi dasar pemicu perkembangan infrastruktur jalan tol. Saat ini sudah ada diskusi terkait adanya stimulus jalan tol atau infrastruktur secara keseluruhan dengan Kementerian PUPR," jelasnya. 

Tol Trans Sumatera yang Sepi Divestasi 

Kris mengatakan Tol Trans Sumatera saat ini sepi karena memang belum ada konektivitas terbentuk di Sumatera beda dengan tol di Jawa. Tantangan ini harus dijawab juga oleh pemerintah supaya orang mulai memakai tol Sumatera, dan menarik bagi investor dalam negeri maupun luar negeri. 

"Pada awal periode memang sepi, tapi perubahan perilaku akan terbentuk seperti di Semarang - Solo dulu orang hanya seminggu sekali lakukan perjalanan, semenjak ada tol bisa jadi rute harian. perubahan perilaku akan menstimulasi kegiatan ekonomi di destinasi tol baru," kata Kris. 

Beberapa ruas tol yang mau dijual, misalnya, di Jalan Tol Trans Sumatera milik Hutama Karya (Persero) seperti, Medan - Binjai, Bakauheni - Palembang, Pekanbaru - Dumai.(fh/sumber:CNBC)