`Jamur Hitam` Sebabkan Cacat pada Pasien Covid-19 di India

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 14/Mei/2021 08:52 WIB
Mumbai tercatat sebagai salah satu kota di India yang paling parah mengalami dampak gelombang kedua Covid-19. (EPA) Mumbai tercatat sebagai salah satu kota di India yang paling parah mengalami dampak gelombang kedua Covid-19. (EPA)

New Delhi (BeritaTrans.com) - Pada Sabtu pagi, dr Akshay Nair, dokter spesialis mata di Mumbai, India, bersiap-siap melakukan operasi terhadap seorang perempuan berusia 25 tahun yang sudah sembuh dari Covid-19 tiga minggu sebelumnya.

Di ruang bedah - seperti dilaporkan oleh wartawan BBC di India, Soutik Biswas - seorang spesialis telinga, hidung dan tenggerokan (THT) sudah melakukan tindakan terhadap pasien dengan riwayat diabates itu.

Baca Juga:
Tersisa 2 Orang, Pasien Covid-19 Dirawat di Wisma Atlet Kemayoran

Ia memasukan pipa ke dalam hidung dan membersihkan lapisan yang terinfeksi mucormycosis, infeksi jamur yang jarang terjadi tetapi berbahaya.

Infeksi agresif ini terjadi pada hidung, mata dan kadang-kadang otak.

Baca Juga:
Pasien COVID-19 Sembuh di Indonesia Bertambah 633 Orang

Setelah spesialis THT menyelesaikan tugasnya, dr Nair menjalankan prosedur selama tiga jam untuk mengangkat mata pasien.

"Saya akan mengangkat mata pasien untuk menyelamatkan nyawanya. Begitulah caranya," kata dr Nair.

Baca Juga:
Ribuan Orang Meninggal Akibat Jamur Hitam di India, Kasusnya Sudah Ada di Indonesia

Di tengah terjangan gelombang kedua Covid-19 di India, para dokter melaporkan banyak kasus infeksi langka - yang juga dikenal dengan nama "jamur hitam" - pada pasien Covid-19 yang sedang menjalani penyembuhan dan mereka yang sudah sembuh.

Para dokter meyakini mucormycosis, yang menyebabkan tingkat kematian 50%, mungkin dipicu oleh penggunaan steroid, obat yang dapat menyelamatkan nyawa pasien Covid-19 kategori parah dan kritis.

Obat steroid

SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES

Steroid adalah obat penolong bagi pasien Covid-19.

 

Steroid mengurangi pembengkakan pada paru-paru pasien dan tampak membantu mencegah kerusakan ketika sistem kekebalan tubuh bekerja keras untuk melawan virus corona.

Tetapi steroid juga dapat mengurangi kekebalan tubuh dan mendongkrak gula darah pasien Covid-19, baik yang mempunyai riwayat diabetes maupun tidak.

Penurunan imun ini diyakini dapat mendorong timbulnya kasus-kasus mucormycosis.

"Diabetes menurunkan sistem imun tubuh, virus corona memperparah kondisi itu dan kemudian obat steroid yang digunakan untuk mengatasi Covid-19 berfungsi seperti layaknya bahan bakar pada api," jelas dr Nair kepada wartawan BBC di India, Soutik Biswas

Dr Nair bekerja di tiga rumah sakit di Mumbai, salah satu kota di India yang paling parah dilanda gelombang kedua.

Ia mencatat sudah ada sekitar 40 pasien yang mengalami infeksi jamur itu pada bulan April.

Sebagian besar dari mereka mengalami diabetes yang menjalani perawatan Covid-19 di rumah. Sebelas di antara mereka terpaksa menjalani operasi pengangkatan mata.

Antara Desember hingga Februari, hanya enam kolega dr Nair di lima kota - Mumbai, Bangalore, Hyderabad, Delhi dan Pune - melaporkan 58 kasus infeksi jamur hitam. Mayoritas pasien terinfeksi jamur antara hari ke-12 sampai hari ke-15 sesudah sembuh dari Covid-19.

Dokter-dokter mengatakan mereka terkejut atas keseriusan dan frekuensi dari infeksi jamur selama gelombang kedua, dibanding beberapa kasus selama gelombang pertama tahun lalu.

Dr Nair mengatakan ia telah menemukan tak lebih dari 10 kasus di Mumbai selama dua tahun terakhir. "Tahun ini berbeda," katanya.

Seorang pejabat tinggi pemerintah menegaskan sejauh ini "tidak ada wabah besar."

Apakah mucormycosis?

Mucormycosis adalah infeksi sangat langka. Ini dikarenakan paparan jamur mucor yang biasaya ditemukan di tanah, tanaman, kotoran hewan dan sayuran serta buah-buahan yang membusuk.

"Ini ada di mana-mana dan ditemukan di tanah dan udara dan bahkan di dalam hidung serta lendir orang sehat sekali pun," jelas dr Nair.

Mucor ditemukan pada tanah, tanaman, kotoran hewan dan buah busuk

SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES

Jamur mucor biasanya ditemukan pada tanah, tanaman, kotoran hewan dan sayuran serta buah-buahan yang membusuk.

 

Jamur ini menginfeksi sinus, otak dan paru-paru dan dapat mengancam keselamatan jiwa pasien diabetes atau orang dengan tingkat imun rendah, seperti pasien kanker atau pengidap HIV/AIDS.

Apa saja gejala-gejala?

Pasien yang mengalami infeksi jamur biasanya mengalami gejala-gejala seperti hidung tersumbat dan berdarah; pembengkakan dan nyeri mata; kelompak mata terkulai, penglihatan kabur dan akhirnya hilang sama sekali.

Pasien mungkin juga mengalami kulit belang di sekitar hidung.

Sejumlah dokter mengatakan mayoritas pasien mencari pertolongan ketika sudah terlambat, ketika sudah kehilangan penglihatan, dan dokter terpaksa melakukan operasi pengangkatan mata guna mencegah infeksi menjalar ke otak.

Pada sebagian kasus, para dokter di India mengatakan pasien kehilangan penglihatan pada kedua mata. Dan pada kasus-kasus langka, tim dokter harus mengangkat tulang rahang untuk mencegah penyebaran infeksi.

Apa obatnya?

Suntikan untuk melawan jamur dengan harga 3.500 rupee atau sekitar Rp681.000 dan harus diberikan kepada pasien setiap hari selama sampai delapan minggu adalah satu-satunya obat yang yang manjur melawan penyakit itu.

Menurut dokter spesialis diabetes di Mumbai dr Rahul Baxi, ada cara menghambat kemungkinan infeksi jamur pada pasien Covid-19, yakni memastikan mereka diberi obat steroid dengan dosis tepat dan durasi pengobatan yang tepat pula. Ketentuan ini berlaku dalam proses perawatan maupun pemulihan.

Dikatakannya, selama satu tahun terakhir terdapat sekitar 800 pasien yang ia tangani, dan tak seorang pun mengalami infeksi jamur.

"Dokter harus memperhatikan tingkat gula setelah pasien diizinkan pulang," kara dr Baxi kepada wartawan BBC untuk India, Soutik Biswas.

(lia/sumber:bbcindonesia.com)