Aturan Lockdown Singapura, Wajib WFH dan Tatap Muka Maksimal 2 Orang

  • Oleh : Redaksi

Sabtu, 15/Mei/2021 22:35 WIB


Jakarta (BeritaTrans.com) - Singapura mengumumkan akan menerapkan pembatasan ketat kegiatan sosial dan publik lainnya (lockdown) selama sebulan dari mulai Minggu (16/5) hingga pertengahan Juni karena terjadi peningkatan kasus Covid-19.

Sejumlah aturan pun dilansir bagi setiap penduduk di dalam negeri jiran tersebut selama masa lockdown. Seperti dilansir AFP, salah satu aturannya yakni membatasi pertemuan tatap muka dengan maksimal sebanyak dua orang.

Baca Juga:
Wabah Omicron Merebak, Cina Lockdown Kota Berpenduduk 17 Juta Jiwa

Selain itu, Kementerian Kesehatan Singapura juga melarang warganya makan di restoran.

 

Baca Juga:
Kembali Normal: Inggris Cabut Pembatasan Akibat Covid, Tak Perlu Pakai Masker Pula

Seluruh aktivitas perkantoran pun disetop dan masyarakat Singapura akan kembali bekerja dari rumah (work from home).

Mengutip Reuters, kebijakan diambil demi menekan penyebaran Covid-19 yang beberapa pekan ini mulai marak terjadi penyebaran lokal, termasuk mutasi jenis baru.

Baca Juga:
Omicron: Belanda Resmi Berlakukan Lockdown Sebulan, 60% Kasus Covid di Inggris Disebabkan Varian Baru

Pihak berwenang menyatakan akan meninjau kembali penerapan kebijakan setelah dua pekan untuk memutuskan bila aturan perlu disesuaikan.

Pemerintah Singapura pun berencana meningkatkan subsidi dukungan pekerjaan kepada perusahaan makanan dan minuman, juga membebaskan biaya sewa selama sebulan untuk penyewa kios jajanan dan gerai kopi.

Sebagai informasi, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Singapura dalam sepekan terakhir ini mengalami peningkatan. Dari semula 48 kasus sepekan, menjadi 71 kasus.

Pemerintah Singapura mengkhawatirkan peningkatan kasus yang penyebarannya tidak terdeteksi, yakni naik dari 7 kasus dalam sepekan pada minggu lalu, menjadi 15 kasus.


Meski jumlahnya masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan wabah di negara-negara lain, peningkatan tersebut dinilai sebagai kemunduran penanganan pandemi bagi Singapura.

Sejak Kamis (13/5) Pemerintah Singapura juga telah menutup terminal Bandara Changi yang menghubungkan pusat perbelanjaan Jewel untuk umum. Meski begitu, perjalanan udara masih beroperasi.

Bandara Internasional Changi merupakan salah satu sumber kelompok kasus Covid-19 terbesar di Singapura, yakni menyumbang 46 kasus terkonfirmasi sejauh ini.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa wisatawan telah menyebarkan virus terhadap staf bandara meskipun peraturan karantina di Singapura dilakukan dengan ketat.

(lia/sumber:cnnindonesia.com)