Anggi Harahap Sopiri ALS Medan-Jakarta,Tekuk Jalur Ekstrem

  • Oleh : Fahmi

Senin, 14/Jun/2021 18:27 WIB
Pengemudi bus PO ALS rute Jakarta-Medan, Anggi Sabhana Harahap (31) tengah menaikkan penumpang dari agen tiket di Bekasi untuk menuju Medan emewati jalur lintas tengah di Sumatera. Pengemudi bus PO ALS rute Jakarta-Medan, Anggi Sabhana Harahap (31) tengah menaikkan penumpang dari agen tiket di Bekasi untuk menuju Medan emewati jalur lintas tengah di Sumatera.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Beberapa jalan darat terus dikebut pembangunannya, baik pemelusan permukaan, pelebaran dan perbaikan. 

Namun, perjalanan di lintas tengah pulau Sumatera yang beberapa kerap diperbaiki sampai saat ini masalahnya kerap rusak dan ditempuh dengan ekstra hati-hati terutama bagi bus atau kendaraan besar. 

Baca Juga:
Dua Koridor Baru Bus Trans Jatim Bakal Beroperasi Tahun ini, Catat Rute dan Waktunya

Hal itu diungkapkan pengemudi bus antarkota antarpropinsi(AKAP) PO ALS jurusan Jakarta-Medan. 

"Kalau lintas tengah ini paling rawan. Kita perginya lewat Toba, pulangnya lewat Toba juga, itu hancur semua jalannya," ungkap Anggi Sahbana Harahap kepada BeritaTrans.com, Senin (14/6/2021). 

Baca Juga:
Kemenhub Berangkatkan Peserta Balik Gratis Moda Bus dari 9 Terminal

Dia menceritakan bus ALSnya akan melewati Tanjakan Batu Jomba. Jalan tersebut kerap diperbaiki namun hanya bertahan beberapa saat lalu kemudian aspalnya rusak dan meninggalkan lumpur licin dan bergelombang.

Tanjakan Batu Jomba disebut juga bagi warga sekitar dan pelaku jalan di sana sebagai Tanjakan setan. Banyak kendaraan tidak mampu menanjak di jalur itu. Tantangan itu hanya beberapa meter saja, namun itu menjadi malalah terutama saat hujan, jalan akan licin dan antrean menanjak dari arah Medan ke Jakarta kerap menimbulkan kemacetan. 

Baca Juga:
Hari Kedua Ramp Check Jelang Angleb, Dishub Kota Bekasi Temukan 4 Bus Tak Laik Jalan di Terminal

Diungkapkannya warga Desa Sigama Ujung Gading, Padang Bolak, Gunung Tua ini, perjalanan yang peruh tantangan dengan jalan yang rusak, bergelombang, licin dan menanjak itu tetap dijalankan dengan ektra kehati-hatian. 

"Di sana diperbaiki tetap hancur jalannya itu. Tapi ALS pantang menyerah, maju terus," katanya. 

Diceritakannya juga bus ALS saat ini banyak yang ketinggalan model atau berbodi lama itu karena juga melihat kondisi jalur yang tidak mengharuskan unit diperbaharui jika memang ada keadaan mendesak. 

"ALS ini tetap rusak, karena kondisi jalannya rusak," katanya. 

Selama enam tahun menjadi pengemudi dan sebelumnya pernah menjadi kru di bus lain, selama itu pula dia banyak melewati dan memperhatikan jalan-jalan yang rusak daerah tersebut. 

Jika diperjalanan mengalami masalah atau bus rusak, pria 31 tahun ini menceritakan, bus akan diperbaiki oleh kru yang ada di mobil saat perjalanan itu. Namun, tidak untuk masalah mesin, karena katanya kalau mesin bisa lama dan penumpang bisa lama menunggu. 

Bukan hanya jalan rusak, perjalanan bus juga kerap mengalami teror di jalan. Seperti bus dengan nomor pintu 324 yang kendarai Anggi, kaca depannya sudah pecah karena dilempari warga. 

Dia mencerikatan kejadian itu sewaktu perjalanan di daerah Medan. "Itu dilempar orang, di Medan sana," katanya. 

"Ini makanya tidak diperbaiki, mau diganti mobil ini, makanya kita lem dulu lah sementara," katanya. 

Pantauan BeritaTrans.com di bus-bus milik PO ALS tidak dilenggakapi dengan penggunaan jaring pelindung besi seperti kebanyakan bus lintas Sumatera lain. Hal itu dianggap dapat mengubah penampilan bus. 

Mengenai keseharian, sopir dua di unit ALS tersebut. Dia kerap menghabiskan waktu senggang hanya di gudang bus di Medan dan jika di Jakarta  di gudangnya di daerah Pulo Gadung. 

Hal itu lantaran ketibaan bus di tempat tujuan harus kembali dipersiapkan untuk keberangkatan selanjutnya. 

"Jarang saya pulang ke kampung, sampai medan siang misalnya jam satu, besok paginya kita berangkat lagi putar, kalau kita naik trip," ceritanya. 

Lama perjalanan lintas tengah di Sumatera dilalui bus ALS dalam tiga hari tiga malam. 

"Kita lintas tengah, masuk tol cuma Lampung aja, nanti lewat Batu Raja, Simpang Meo. Perjalanan tiga hari tiga malam," kata Anggi. 

Perjalanan yang lama dan sulit, menjadi makanan keseharian bagi para kru bus. Kesulitan dan kendala di jalan selalu dilalui dengan suka cita. Di tengah memberikan pelayanan dan kenyamanan bagi penumpang, di balik wajah yang lelah dan marah mereka tetap ramah dan memberikan servis dan menjamin keselamatan penumpang hingga sampai tujuan. 

Tiket bus yang menempuh perjalanan hampir setengah pekan tersebut ialah Rp435 ribu. Dengan kondisi bus be AC dan tidak terdapat toilet. 

Dengan keadaan bus-bus seadanya, bus ini tetap saja banyak diserbu penumpang. Hal itu lantaran tidak ada lagi angkutan transportasi darat yang akan melayani dan jalan di trek seperti ALS ini.(fahmi)