Gejala Covid-19 Varian Delta: Terasa Lebih Seperti Pilek Berat

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 22/Jun/2021 11:00 WIB
Gejala tertular varian Delta terasa Gejala tertular varian Delta terasa "lebih seperti pilek berat" dengan sakit kepala, sakit tenggorokan, dan hidung meler atau tersumbat. (GETTY IMAGES)

Jakarta (BeritaTrans.com) - Gejala varian virus corona Delta B.1.617.2 yang 'cepat menular dan lebih mematikan'' cukup berbeda dengan gejala Covid klasik.

Varian mutasi ganda dari India ini telah menyebar di banyak negara, termasuk Indonesia.

Baca Juga:
Studi: Ratusan Warga Masschusetts yang Divaksinasi Terpapar Covid-19 Varian Delta

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, Jumat lalu (18/06), virus ini telah menginfeksi 148 orang di enam provinsi di Indonesia - Jawa Tengah yang tertinggi.

Lantas apa gejalanya?

Baca Juga:
Mengenal Perbedaan Varian Alpha, Beta, dan Delta dalam Kasus Virus Corona

Berdasarkan studi Zoe Covid Symptom di Inggris, yang dilakukan Profesor Tim Spector, gejala tertular varian Delta terasa "lebih seperti pilek berat" dengan sakit kepala, sakit tenggorokan, dan hidung meler atau tersumbat.

Gejala Delta berbeda dengan gejala Covid klasik berupa batuk, demam dan kehilangan indra penciuman yang kini kurang umum terjadi - berdasarkan data yang diterima tim Zoe dari ribuan orang yang telah mencatat gejala mereka di sebuah aplikasi.

"Sejak awal Mei, kami telah melihat gejala teratas di pengguna aplikasi - dan mereka tidak sama seperti sebelumnya," kata Tim.

Varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India sekarang telah menyumbang 90% dari kasus Covid di Inggris.

Gejala demam tetap cukup umum tetapi kehilangan penciuman tidak lagi muncul di 10 gejala teratas, kata Prof Spector.

Para peneliti menyebut pilek, sakit kepala, dan sakit tenggorokan, sekarang menjadi gejala yang paling sering dilaporkan terkait dengan infeksi Covid dan varian Delta di Inggris.

'Pilek' disertai gejala lain

Gejala tertular varian Delta terasa "lebih seperti pilek berat".

SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES

Gejala tertular varian Delta terasa "lebih seperti pilek berat".

 

Waktu awal pandemi, pilek tidak masuk dalam gejala virus corona. Namun, berbeda ketika varian Delta menyerang.

"Sehingga banyak yang mengira mereka hanya terkena pilek musiman, jadi masih pergi ke pesta dan mungkin menyebar ke enam orang lainnya. Ini memicu banyak masalah," kata Tim.

"Jika Anda masih muda, Anda akan merasakan gejala yang lebih ringan, mungkin hanya terasa seperti pilek atau perasaan 'tidak enak badan' biasa - tetaplah di rumah dan lakukan tes."

Bahkan orang yang tidak merasa sakit parah dapat membahayakan orang lain.

Pilek cenderung berkembang lebih bertahap dan tidak terlalu parah, meskipun tetap membuat Anda merasa tidak sehat. Bersama dengan batuk, mungkin ada bersin dan sakit tenggorokan dan hidung meler, namun demam, menggigil, nyeri otot dan sakit kepala jarang terjadi.

Jika Anda merasakan pilek dan disertai batuk terus menerus, juga gejala lainnya, Anda harus dites virus corona.

Saat ini, Badan Kesehatan Inggris tetap mengatur, hidung tersumbat atau sakit kepala bukan alasan untuk melakukan tes Covid - walaupun hasil penelitian menunjukan, mereka yang positif memiliki gejala ini.

Berbeda, Amerika Serikat memasukan kedua itu sebagai gejala orang yang mungkin memiliki Covid.

Gejala lainnya adalah demam atau kedinginan, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, hilangnya rasa atau bau, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah dan diare.

Nyeri otot dan bersin, apakah terkena Covid?

Studi Imperial College London React terhadap lebih dari satu juta orang di Inggris - ketika varian Alpha atau Inggris menyerang - menemukan berbagai gejala tambahan yang terkait dengan Covid.

Menggigil, kehilangan nafsu makan, sakit kepala hingga nyeri otot adalah gejala paling kuat terkait dengan terinfeksi, di samping gejala klasik. "Jika Anda khawatir dengan gejala Anda, carilah saran medis."

Kemudian, bersin bukanlah gejala klasik virus corona, kecuali Anda juga mengalami itu dengan demam, batuk, atau kehilangan penciuman dan perasa.

Tetesan bersin dapat menyebarkan infeksi, jadi tangkap dengan tisu, taruh di tempat sampah, lalu cuci tangan Anda.

Untuk membantu menghentikan penyebaran virus corona dan penyakit lainnya:

  • Cuci tangan Anda secara teratur
  • Gunakan penutup wajah saat jarak sosial tidak memungkinkan
  • Cobalah untuk menjaga jarak dari mereka yang tidak ada di rumah Anda

Hilang penciuman akibat virus corona 'beda dari pilek dan flu'

woman smelling a cut lemon

SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES

 

Sebelumnya, kehilangan penciuman yang dapat menyertai infeksi virus corona adalah gejala unik dan berbeda dari yang dialami oleh orang yang menderita demam atau flu parah, menurut sekelompok peneliti di Eropa yang telah mempelajari pengalaman pasien.

Ketika pasien Covid-19 kehilangan penciuman, itu cenderung terjadi secara tiba-tiba dan dalam tingkat yang parah.

Dan hidung mereka biasanya tidak tersumbat atau meler — kebanyakan orang yang terinfeksi virus corona masih bisa bernapas lega.

Hal lain yang membedakan mereka ialah hilangnya kemampuan merasa.

Bukannya kemampuan merasa mereka agak terganggu karena indera penciuman yang tidak berfungsi, kata para peneliti dalam makalah di jurnal Rhinology.

Para pasien virus corona yang kehilangan indera perasa benar-benar tidak mampu membedakan antara pahit atau manis.

Para pakar menduga hal ini dikarenakan virus menyerang sel saraf yang terlibat langsung dengan sensasi penciuman dan rasa.

Riset tentang bau

Peneliti utama Prof. Carl Philpott, dari University of East Anglia, Inggris, melakukan tes bau dan rasa pada 30 sukarelawan: 10 menderita Covid-19, 10 menderita pilek parah, dan 10 orang sehat tanpa gejala pilek atau flu.

Kehilangan bau jauh lebih besar dalam pasien Covid-19. Mereka kurang bisa mengenali bau, dan mereka sama sekali tidak bisa membedakan rasa pahit atau manis.

Tes PCR di Madrid, Spanyol,virus corona

SUMBER GAMBAR,MARISCAL/EPA

Para ahli menyarankan agar orang yang merasa terinfeksi virus corona tetap menjalani tes diagnostik usap pada tenggorokan dan hidung.

 

Prof. Philpott, yang bekerja dengan badan amal Fifth Sense untuk membantu orang-orang dengan gangguan penciuman dan perasa, mengatakan: "Tampaknya ada ciri-ciri khusus yang membedakan virus corona dari virus pernapasan lainnya.

"Ini sangat menarik karena ini berarti tes bau dan rasa dapat digunakan untuk membedakan antara pasien Covid-19 dan orang dengan pilek atau flu biasa."

Ia mengatakan orang-orang bisa melakukan tes penciuman dan perasa sendiri di rumah menggunakan produk seperti kopi, bawang putih, jeruk atau lemon, dan gula.

Ia menekankan bahwa tes diagnostik usap pada tenggorokan dan hidung tetaplah penting jika seseorang merasa mereka mungkin terinfeksi virus corona.

Indera penciuman dan perasa kembali dalam beberapa minggu pada kebanyakan orang yang pulih dari virus corona, imbuhnya.

Profesor Andrew Lane adalah pakar penyakit hidung dan sinus di Universitas Johns Hopkins di AS.

Ia dan timnya telah mempelajari sampel jaringan dari bagian belakang hidung untuk memahami bagaimana virus corona dapat menyebabkan hilangnya penciuman dan telah menerbitkan temuannya di European Respiratory Journal.

Mereka mengidentifikasi sebuah enzim dengan tingkat yang sangat tinggi hanya di area hidung yang memengaruhi penciuman.

Enzim ini, disebut ACE-2 (angiotensin converting enzyme II), dianggap sebagai "titik masuk" yang memungkinkan virus corona masuk ke dalam sel tubuh dan menyebabkan infeksi.

Hidung merupakan salah satu tempat masuknya virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh.

Prof. Lane berkata: "Saat ini kami sedang melakukan eksperimen lebih lanjut di laboratorium untuk meneliti apakah virus memang menggunakan sel-sel ini untuk mengakses dan menginfeksi tubuh.

"Jika itu masalahnya, kami mungkin dapat mengatasi infeksi dengan terapi antivirus yang diberikan langsung melalui hidung."

(lia/sumber:bbcindonesia.com)