Mengenal aset kripto United States Dollar Tether

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 25/Jun/2021 07:55 WIB
United States Dollar Tether (USDT) adalah sebuah aset kripto yang mengklaim nilai per asetnya senilai dengan US$ 1. Foto: Istimewa. United States Dollar Tether (USDT) adalah sebuah aset kripto yang mengklaim nilai per asetnya senilai dengan US$ 1. Foto: Istimewa.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - United States Dollar Tether (USDT) adalah sebuah aset kripto yang mengklaim nilai per asetnya senilai dengan US$ 1. Sehingga, pergerakan naik turunnya mengikuti kurs dolar, berbeda dengan aset kripto seperti bitcoin. 

Pada saat beberapa aset kripto lain mengalami pelemahan beberapa waktu ke belakang, bahkan anjlok cukup dalam, aset kripto yang dirilis oleh Tether Limited ini tetap berada di kisaran angka satu dolar AS dengan kecenderungan naik tipis. 

Baca Juga:
Bitcoin: `Harap-harap cemas` saat El Salvador resmi mulai gunakan mata uang kripto

Menanggapi hal tersebut menurut CEO digitalexchange.id Duwi Sudarto menilai ketika tren turun biasanya pemegang koin kripto berlomba-lomba membeli aset ini, sehingga menyebabkan harga USDT naik. 

Senada, Co-founder Cryptowatch dan pengelola channel Duit Pintar Christopher Tahir juga menilai bahwa pasar cash out terbanyak ke USDT, sehingga membuat harga USDT naik. 

Baca Juga:
Ini Bukti Kripto Sedang On Fire! Ada yang Melesat 60% Lebih

“Sama halnya dengan hukum pasar, jika permintaan banyak sedangkan supply yang beredar terbatas, maka membuat harga menjadi naik,” kata Duwi kepada Kontan.co.id, Rabu (24/6). 

Namun, Duwi melihat bahwa aset ini adalah aset yang kontroversial sampai sekarang. Investigasi Office of Attorney General (OAG) di New York menemukan bahwa Tether tidak memiliki akses perbankan dimanapun di dunia.

Baca Juga:
Setelah JP Morgan, Kini Giliran Bank of America Sediakan Produk Bitcoin

Sehingga, tidak ada cadangan yang menopang USDT, tidak seperti klaimnya bahwa mereka setara ditopang oleh US$ 1 per aset. 

Investigasi ini adalah buntut dari Tether Limited yang gagal melakukan audit membuktikan bahwa perusahaan tersebut betul-betul memiliki cadangan uang dolar seperti yang mereka klaim di Januari 2018. 

Untuk sisi positifnya, Duwi menilai hampir semua exchange di dunia memiliki pair USDT yang membuat bahwa USDT dipercaya, untuk alternatif pengiriman dana lintas negara bisa dibilang lebih cepat dan murah, kemudian kita tahu bahwa USDT ini sudah masuk daftar Bappebti sebagai aset yang layak diperdagangkan.

Sedangkan, Christoper menilai USDT hanya sebagai aset kripto untuk parkir dana, bukan sebagai aset investasi. “Karena daripada investasi USDT, mending beli valas fisik dolar AS saja atau deposito dolar AS di bank,” pungkas Christopher. 

Duwi menambahkan, untuk kedepannya, karena USDT diklaim telah diikat satu berbanding satu dengan dolar AS, maka naik turunnya tidak akan jauh dari pergerakan dolar AS. 

Akan tetapi, muncul beberapa saingan USDT yang memiliki keunggulan masing-masing, yang mungkin saja dapat menggeser USDT sebagai stablecoin paling dominan. (dn/sumber: Kontan.co.id)