PO Bus di Lintas Sumatera Lebih Pilih Sasis Mercedes Benz, Ini Alasannya

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 04/Agu/2021 16:26 WIB
Bus AKAP baru PO ALS(Instagram/pt.antarlintassumatera) Bus AKAP baru PO ALS(Instagram/pt.antarlintassumatera)

JAKARTA (BeritaTrans.com)  – Jalan Lintas Sumatera bisa dibilang melewati kondisi jalan yang beragam. Mulai jalan tol, jalan rusak, bahkan berlumpur ketika diguyur hujan kerap ditemui ketika menuju suatu kota di Sumatera.

Salah satu moda transportasi darat yang biasa melewati Lintas Sumatera adalah bus. Bus memiliki harga tiket yang cukup ekonomis dan relatif nyaman sehingga menjadi pilihan sebagian orang.

Baca Juga:
225 Bus DAMRI Dikerahkan, Siap Layani Angkutan Haji 2024

Jika diperhatikan, beberapa bus besar di Sumatera kerap menggunakan sasis yang berasal dari Jerman, yaitu Mercedes Benz (Mercy). Dibanding sasis lainnya, sasis bus Mercy bisa dibilang yang paling banyak digunakan.

Bus AKAP Sumatra

Baca Juga:
Dua Bulan Beroperasi, Bus Double Decker DAMRI Laris Diminati Masyarakat

Generasi Ketiga salah satu Pemilik Armada di PO ALS Sewan Delrizal Lubis mengatakan, sasis Mercy sudah ada sejak lama dan terbukti efisien di Lintas Sumatera. Selain itu, sasis Mercy lebih mudah dicari suku cadangnya.

“Ketersediaan spare parts juga sudah masif, jadi lebih mudah mendapatkan spare parts Mercy daripada yang lain untuk model big bus,” kata Sewan dikutip dari Kompas.com, Rabu (4/8/2021).

Baca Juga:
Perjalanan Nyaman Menuju Surabaya dan Malang, Simak Cara Memesan Tiket Bus Double Decker DAMRI

Selain itu, menurut Asrul Arifin Siregar, Anggota Forum Bismania Indonesia mengatakan, sasis Mercy yang sudah lama digunakan di Sumatera membuat para kru dan mekanik tahu bagaimana memperbaiki bus jika mengalami kerusakan.

“Dari dulunya sudah 90 persen sampai 95 persen pakai Mercy. Jadi kru-kru sudah pada hafal kalau ada kerusakan di jalan,” ucap Asrul.

Selain Mercy, untuk kelas big bus juga tersedia sasis lainnya, misalnya seperti Hino, Scania, Volvo, bahkan merek Cina seperti Yutong dan Golden Dragon.

(lia/sumber:kompas.com)