Layanan BKIPM Yogyakarta Dongkrak Ekspor Perikanan Yogyakarta

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 10/Agu/2021 13:59 WIB
Foto:Istimewa dok.KKP Foto:Istimewa dok.KKP

YOGYAKARTA (BeritaTrans.com) - Ekspor komoditas perikanan tetap tumbuh di tengah kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat maupun Level 4 di Yogyakarta. Hal ini terlihat dari peningkatan ekspor pada bulan Juli dibanding Juni 2021. 

Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Yogyakarta, Hafit Rahman mengungkapkan, jajarannya terus bekerja guna memberikan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dari Kota Pelajar. 

Baca Juga:
KKP dan Unsyiah Banda Aceh Teken Kerja Sama guna Dukung Pengawasan Sektor Kelautan Perikanan

Tak hanya itu, SKIPM Yogyakarta juga melakukan jemput bola dan memberikan kemudahan kepada para pelaku usaha. 

Total ekspor selama Juli 2021 mencapai 367.205,84 kg dengan nilai sebesar Rp28,645 miliar. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding Juni sebesar 264.33,94 kg dengan nilai Rp21,281 miliar. 

Baca Juga:
Kementerian-KP Tawarkan Peluang Hilirisasi Perikanan di IABF 2024

"Tentu ini kita patut syukuri dan kami mengapresiasi para pelaku usaha tetap aktif di tengah PPKM," kata Hafit saat memaparkan data lalu lintas bulan Juli, Senin (9/8/2021). 

Hafit menguraikan, komoditas ekspor tersebut terdiri dari tuna kaleng sebanyak 211.763,16 kg senilai Rp10,789 miliar. Jumlah tersebut menjadikan tuna kaleng sebagai komoditas mayoritas ekspor dari Kota Pelajar selama bulan Juli. 

Baca Juga:
Paus Sperma Kerdil Terdampar di Gorontalo, Ini Langkah KKP

"Angkanya mencapai 57,66% dari total ekspor dari Yogyakarta," sambungnya. 

Komoditas lain ialah tuna rebus beku sebanyak 92.612 kg dengan nilai Rp8,015 miliar. Disusul dengan udang beku sebanyak 56.501,2 kg senilai Rp9,237 miliar. 

Selama bulan Juli 2021, SKIPM Yogyakarta melakukan 9 kali pengiriman. Hafit merinci negara tujuan ekspor tersebut ialah Amerika Serikat 5 kali, kemudian Thailand 2 kali, Jepang sekali. 

"Kita juga mengekspor ke Taiwan sekali pada bulan lalu," urai Hafit. 

Merujuk tren peningkatan tersebut, Hafit optimistis sektor kelautan dan perikanan bisa menjadi pengungkit di tengah pandemi. Karenanya, dia mengajak pelaku usaha untuk terus aktif dan memanfaatkan peluang ekspor di tengah pandemi global. 

"Kita optimis karena ikan adalah sumber protein yang dibutuhkan untuk memperkuat imun. Kita di SKIPM akan terus memberikan pelayanan yang optimal," tutupnya. 

Sebagai informasi, sejak 3 hingga 20 Juli, pemerintah memulai PPKM Darurat di Jawa dan Bali. Selanjutnya, kebijakan tersebut diperpanjang hingga 25 Juli dan menjadi PPKM Level 4 hingga 3 Agustus 2021. Kebijakan PPKM berlanjut hingga saat ini, dilakukan guna menekan laju peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.(fahmi)