Tembakan Misterius Saat Demo Anti-Taliban di Jalalabad Afghanistan, 4 Orang Tewas dan Belasan Luka

  • Oleh : Dirham

Kamis, 19/Agu/2021 09:17 WIB
Sejumlah demonstran menggelar aksi penolakan atas kelompok Taliban di Jalalabad, Afghanistan.  Sejumlah demonstran menggelar aksi penolakan atas kelompok Taliban di Jalalabad, Afghanistan. 

JALALABAD (BeritaTrans.com) - Setidaknya 4 orang tewas dan belasan lainnya luka-luka akibat tembakan misterius ketika sejumlah demonstran menggelar aksi penolakan atas kekuasaan Taliban di Jalalabad, Afghanistan, Rabu (18/8).

Sejumlah saksi mengatakan kepada Reuters bahwa tembakan itu dilepaskan ketika sejumlah penduduk berupaya mengganti bendera Taliban dengan bendera nasional Afghanistan di alun-alun Jalalabad.

Terpisah, seorang mantan pejabat polisi mengatakan bahwa empat orang tewas dan 13 lainnya terluka dalam protes itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Dalam sejumlah video yang beredar, memang terdengar suara tembakan saat unjuk rasa berlangsung. Namun, belum diketahui pasti penyebab kematian para demonstran.

Seorang anggota Taliban yang berada di lokasi hanya mengatakan kepada Reuters bahwa, "Ada beberapa pembuat onar yang ingin membuat masalah dengan kami."

Dia kemudian berkata, "Orang-orang ini mengeksploitasi kelonggaran kebijakan kami."

Afghanistan tengah berada dalam kekacauan usai Taliban berhasil menduduki Kabul dan istana kepresidenan pada hari Minggu (15/8).

Pendudukan Taliban ini membuat khawatir banyak pihak, khususnya para penduduk lokal yang masih trauma dengan kekejaman kelompok tersebut saat berkuasa pada 1996-2001. Ribuan orang berlarian menuju bandara untuk meninggalkan negara itu.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, sudah lebih dulu kabur meninggalkan istananya saat Taliban mengepung Kabul. Dia sekarang berada di Uni Emirat Arab.

Ia mengklaim terpaksa angkat kaki dari negaranya demi menghindari pertumpahan darah. Ghani juga menyatakan bahwa kini Taliban bertanggung jawab atas Afghanistan.

Taliban mengklaim ingin membentuk pemerintahan yang lebih terbuka, inklusif, dan menghargai hak asasi manusia.

Namun, sampai sekarang belum ada struktur resmi pemerintahan Afghanistan di bawah kendali Taliban.

Di tengah ketidakpastian ini, Wakil Presiden Afghanistan, Amrullah Saleh, mendeklarasikan diri sebagai penjabat presiden usai Kabul jatuh ke tangan Taliban.

"Menurut aturan jelas Konstitusi Republik Islam Afghanistan, dalam hal Presiden tidak hadir, melarikan diri atau meninggal, Wakil Presiden Pertama akan menjadi pejabat Presiden," kata Saleh, di akun Twitter miliknya. (ds/sumber reuters/CNNIndonesia.com)