AS Dikabarkan Hancurkan Paspor WN Afghanistan yang Minta Dievakuasi ke Luar Negara

  • Oleh : Dirham

Kamis, 19/Agu/2021 09:37 WIB
Suasana kacau di Bandara Kabul. Suasana kacau di Bandara Kabul.

KABUL (BeritaTrans.com) - Amerika Serikat dikabarkan menghancurkan paspor sejumlah warga Afghanistan yang meminta dievakuasi ke luar negara tersebut  usai Taliban menduduki Ibu Kota Kabul dan Istana Kepresidenan.

Staf Kedubes AS di Kabul dikabarkan menghancurkan paspor dan identitas warga Afghanistan yang selama ini membantu misi Negeri Paman Sam di negara tersebut. Selain paspor, semua materi sensitif di Kedutaan Besar dihancurkan menjelang evakuasi staf.

Hal itu dilaporkan kantor anggota Kongres AS, Andy Kim, yang memperbarui informasi terkait warga yang meminta bantuan untuk dievakuasi dari Afghanistan.

"Perjanjian visa dan paspor di kedutaan dibatalkan dan paspor yang dipegang kedutaan dimusnahkan. Saat ini, tidak mungkin menyediakan layanan visa lebih lanjut di Afghanistan," bunyi pesan kantor Kim seperti dikutip CNN Internasional, Rabu (18/8).

"Kementerian Luar Negeri menyarankan semua orang menunggu proses menemukan tempat berlindung dan menunggu instruksi lebih lanjut. Mereka tidak boleh pergi ke bandara sampai dipanggil untuk evakuasi dan harus mengikuti instruksi dengan hati-hati."

Hingga kini, belum jelas alasan paspor tersebut dihancurkan. Namun, ada kabar menyebutkan muncul kekhawatiran para diplomat bahwa dokumen itu jatuh ke Taliban dan menargetkan para warga tersebut.

Akan tetapi, ketiadaan paspor disebut hanya memperumit keadaan bagi warga Afghanistan untuk bisa keluar dari negara tersebut.

Sementara itu, anggota Kongres AS lainnya, Tom Malinowski, mengatakan dirinya memiliki cara memverifikasi identitas warga Afghanistan yang paspornya dibakar.

"Kita harus membawa orang tanpa paspor dan memeriksanya dengan cara lain seperti nomor telepon misalnya. Dalam banyak kasus, kita mengetahui informasi kontak mereka dan telepon mereka dan begitu lah kami mengidentifikasi mereka," kata Malinowski.

Menurut Malinowski, setiap orang Afghanistan yang berani melakukan perjalanan ke bandara tidak mau pergi ke sana dengan membawa identitas mereka.

Sementara itu, juru bicara Kemenlu AS, Ned Price, mengatakan AS tidak benar-benar melindungi kedutaan besarnya di Kabul. Namun, kompleks kedutaannya itu berada di daerah yang dijaga ketat.

Namun, Price tidak mengomentari terkait laporan penghancuran paspor.

AS telah mengerahkan belasan jet kargo C-17 raksasanya dan mengangkut beberapa ratus orang sekaligus ke luar Afghanistan sejak Minggu pekan lalu.

Dikutip Reuters, sejauh ini militer AS telah mengevakuasi lebih dari 1.000 warga AS termasuk permanent resident dan keluarganya keluar Afghanistan.

"Sekarang kami tengah membentuk sistem dan berupaya meningkatkan jumlah orang yang akan dievakuasi," kata Gedung Putih melalui pernyataan. (ds/sumber CNNIndonesia.com)