Masa Panen MT Gadu Tak Serempak Untungkan Petani Indramayu

  • Oleh : Taryani

Minggu, 22/Agu/2021 08:11 WIB
Para petani di Desa Telukagung tengah memanen padi. Masa panen tidak serempak menguntungkan para petani di Indramayu, Jawa Barat. (Taryani) Para petani di Desa Telukagung tengah memanen padi. Masa panen tidak serempak menguntungkan para petani di Indramayu, Jawa Barat. (Taryani)

INDRAMAYU (BeritaTrans.com) - Panen padi musim tanam (MT) Gadu tidak serempak ternyata menguntungkan para petani. Khususnya pada saat mereka menjual hasil panen. Harga gabah yang dijual ke tengkulak relatif tinggi.

Di sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat masa panen padi MT Gadu sebenarnya sudah berlangsung lebih dari 1 bulan lalu. Namun hingga hari Minggu (22/08/2021) ini panen padi  masih terus berlangsung.

“Waktu panennya tidak sama. Pengaruhnya menguntungkan petani. Harga jual gabah lebih stabil. Dibandingkan panen bersamaan, harga gabah biasanya turun drastis,” ujar Suman, 54 salah seorang petani di Kecamatan Arahan.

Saat ini katanya harga jual gabah menyentuh Rp 4.500 per kg atau Rp  4,5 juta per ton. Harga itu  lumayan tinggi. Terutama jika dibandingkan saat para petani menjual  gabah  panen MT Rendeng  harganya di bawah Rp 3.600 per kg.

Di Kabupaten Indramayu, kecamatan yang paling awal panen itu adalah Kecamatan Kroya, Gantar dan Terisi. Padahal di sana  kondisi sawahnya hanya sawah tadah hujan. Sawah tadah hujan hanya mengandalkan air untuk tanaman padi dari langit alias air hujan.

Tapi meski begitu para petani mampu bersaing dengan petani lain yang  sawahnya beririgasi teknis. Mendapat pasokan dari sumber air irigasi yang lebih terjamin sering membuat petani malah terlena.

Sebaliknya, kelangkaan air irigasi membuat para petani seperi di Kecamatan Kroya, Gantar dan Terisi justru  lebih rajin, lebih kreatif dan inovatif dalam menjalankan panca usaha tani. Caranya para petani beurpaya melakukan percepatan tanam padi. Baik MT Rendeng ataupun MT Gadu.  

Berbeda dengan perlakuan para petani yang memiliki sawah beririgasi teknis. Lantaran mendapat pasokan air irigasi dari Perum Otorita Jatiluhur ataupun Rentang para petani cenderung lebih santai  memulai pengolahan tanah.

“Keuntungan panen lebih awal itu kalau petani langsung menjual hasil panen,  harganya lumayan tinggi. Berbeda ketika memasuki musim panen raya MT Rendeng,  harganya bisa jatuh sekitar Rp 3.600 per kg,” ujarnya. (Taryani)