Kendati BOR Jabar Turun, Posko Oksigen Tetap Dibutuhkan

  • Oleh : Taryani

Minggu, 22/Agu/2021 10:10 WIB
Ilustrasi oksigen di rumah sakit. (Ist.) Ilustrasi oksigen di rumah sakit. (Ist.)

BANDUNG (BeritaTrans.com) - Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 di Jawa Barat (Jabar) terus mengalami penurunan sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan pada 3 Juli 2021.

Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar,  Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, angka BOR di Jabar saat ini sebesar 26,60 persen.

Angka tersebut menjadi yang terendah sejak PPKM diterapkan.

BOR kali ini merupakan titik terendah sejak PPKM diterapkan, kata Setiawan dalam  Temu Pimpinan untuk Aspirasi Masyarakat (TEPAS) Vol.9 tentang Oksigen Untuk Masyaratak Jawa Barat (OMAT) di Gedung Sate, Kota Bandung.

Meski BOR terus menurun, kata Setiawan, ketersediaan oksigen tetap perlu dijaga. Sebab, sampai saat ini masih ada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit ataupun menjalani isolasi mandiri (Isoman).

Masyarakat yang masih dirawat di RS 4.493 orang. Diisolasi 5.008 orang, dan juga di pusat isolasi desa kelurahan 3.800 orang, dan solasi mandiri di rumah-rumah ada 43 ribu orang,  ucapnya, Sabtu (21/08/2021).

Oleh karena itu, Setiawan mengatakan bahwa keberadaan Posko Oksigen Jabar atau Poskibar masih dibutuhkan. Posko-posko oksigen masih diperlukan, ini untuk bersiap-siap apabila memang ada masyarakat yang membutuhkan.

Intinya apa yang telah terkumpul ketika kami membentuk posko oksigen dengan status 19 Agustus 2021 sampai saat ini

Setiawan melaporkan, kasus aktif di Jabar saat ini berada di angka 52 ribu. Sedangkan tingkat kesembuhan pasien COVID-19 terus meningkat yakni 90,28 persen. Sedangkan angka kematian sebesar 1,78 persen.

“Kasus aktif adalah persentase antara kasus aktif harian dibagi dengan kasus terkonfirmasi, Alhamdulillah terus menurun,” ucapnya. (Taryani)