Menlu Retno Bertemu Taliban: Indonesia Ingin Afghanistan Damai, Stabil dan Makmur

  • Oleh : Dirham

Kamis, 02/Sep/2021 16:53 WIB
Menlu Retno LP Marsudi membeberkan isi pertemuannya dengan perwakilan Taliban di Doha, Qatar pada 26 Agustus lalu.  Menlu Retno LP Marsudi membeberkan isi pertemuannya dengan perwakilan Taliban di Doha, Qatar pada 26 Agustus lalu. 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi membeberkan, isi pertemuannya dengan perwakilan Taliban di Doha, Qatar pada 26 Agustus lalu. 

Menurut Retno, Indonesia menyampaikan sejumlah harapan kepada Taliban yang kini memerintah Afghanistan.

"Khusus dengan Taliban , pertemuan tersebut kami sengaja menggunakan window opportunity atau kesempatan yang terbuka untuk Indonesia menyampaikan harapan terhadap Afghanistan ke depan. Sekali lagi, kita bertemu dengan Taliban sengaja untuk menggunakan window of opportunity untuk menyampaikan pesan dan harapan Indonesia," kata Retno dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (2/9/2021).

Dalam pertemuan dengan Taliban, kata Retno, ada beberapa pesan yang dia sampaikan. Antara lain, pertama, pentingnya terus diupayakan pembentukan pemerintahan yang inklusif; kedua pentingnya jaminan bahwa Afghanistan tidak akan digunakan sebagai breeding and training ground (tempat berkembang dan pelatihan) pada aktivitas kelompok teroris yang dapat mengancam stabilitas dan keamanan kawasan serta dunia.

"Dan yang ketiga, pentingnya penghormatan terhadap hak-hak perempuan," kata Retno.

Selain itu, Retno menambahkan, Indonesia juga menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki vested interest (minat pribadi) terhadap Afghanistan. Sebab, Indonesia hanya ingin Afghanistan yang damai, stabil dan makmur.

"Satu-satunya keinginan Indonesia adalah melihat Afghanistan yang damai, stabil dan makmur," katanya.

Kemudian, pemaparan dilanjutkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Menlu RI terkait dengan program dan anggaran di Kemlu. Setelah itu, Raker dilaksanakan tertutup atas permintaan Menlu karena membahas isu sensitif. (ds/sumber Sindonews.com)