Reformasi Sistem Transaksi Tol Sebagai Upaya Meningkatkan Pelayanan Kepada Pelanggan

  • Oleh : Redaksi

Senin, 06/Sep/2021 13:51 WIB
Proyek penerapan sistem transaksi tol nirsentuh, yakni Multi Lane Free Flow (MLFF), mulai digarap.(Foto:Jasa Marga) Proyek penerapan sistem transaksi tol nirsentuh, yakni Multi Lane Free Flow (MLFF), mulai digarap.(Foto:Jasa Marga)

Pembayaran tol non tunai dengan menggunakan kartu bank elektronik telah diterapkan di Indonesia sejak November 2017. Akan tetapi, cara tersebut sudah mulai ditinggalkan oleh banyak negara karena: 

(1) Teknologi ini belum mampu mengurangi kemacetan di gerbang tol sebab diperlukan waktu sekitar 4-5 detik sampai palang terbuka; 

Baca Juga:
Tarif Tol Gempol-Pandaan Naik Mulai Hari Ini

(2) Apabila saldo kartu bank elektronik salah seorang pengguna tol tidak mencukupi, maka akan terjadi tundaan pergerakan yang panjang di pintu tol selama beberapa detik atau menit untuk penyelesaian proses pembayaran; 

(3) Dari sisi pengguna teknologi masih boros energi (BBM) akibat terjadinya penundaan dalam proses tap in tadi; dan 

Baca Juga:
Tarif Tol Bali Mandara Naik Hari Ini

(4) Tidak ramah lingkungan karena kemacetan berdampak pada peningkatan emisi gas karbon. Di Indonesia, kemacetan akibat tingginya volume kendaraan yang mengantri di gerbang tol berdampak pada timbulnya polusi udara, kebisingan, getaran, dan potensi kerugian ekonomi akibat kemacetan di pintu tol mencapai Rp.4,4 triliun per tahun. 

Pemerintah berencana akan menerapkan sistem pembayaran tol non tunai nirsentuh Multi Lane Free Flow (MLFF) sehingga pengguna jalan tol dapat melaju tanpa henti dan tidak perlu mengurangi kecepatan saat melewati gerbang tol. Sistem tersebut dapat menghemat waktu 30 detik hingga 5 menit yang biasanya digunakan untuk bertransaksi di gerbang tol dan mengurangi emisi hingga 35%. 

Baca Juga:
Gerbang Tol Tomang dan Simpang Susun Ramp D Ruas Tol Dalam Kota Ditutup Sementara Mulai, Perhatikan Jadwal Ini!

Dengan memanfaatkan konektivitas telepon pintar (smartphone) dan satelit, maka nantinya palang dan gerbang tol tidak lagi diperlukan. Pengguna dapat masuk keluar jalan tol tanpa hambatan dan tarif tol nantinya akan terpotong otomatis dari saldo pengguna melalui aplikasi yang berfungsi sebagai On Board Unit (OBU) elektronik atau e-OBU saat melewati sensor pada akses masuk tol. 

Peningkatan teknologi dalam sistem pembayaran tol diharapkan akan semakin memudahkan konsumen dalam menggunakan jasa layanan tol, sehingga perjalanan mereka lebih lancar dan nyaman, tidak mengalami tundaan pada saat melewati gerbang tol. Sebab, konsumen tidak lagi harus selalu melakukan tap in ataupun memperlambat laju kendaraan pada saat masuk dan keluar pintu tol. Namun, peningkatan teknologi sistem transaksi tol dalam perlu diiringi dengan reformasi standar layanan agar berdampak pada perbaikan kualitas layanan, mendorong konektvitas antarwilayah, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. 

Peran serta masyarakat yang selama ini menjadi pengguna jalan tol tentu juga diperlukan, baik untuk membagi pengalamannya (user experience) maupun memberikan masukan yang konstruktif untuk perbaikan layanan tol. Oleh karena itu, diskusi publik mengenai Reformasi Sistem Transaksi Tol sebagai Upaya Meningkatkan Pelayanan Kepada Pelanggan ini perlu dilakukan dengan melibatkan sejumlah narasumber dan masyarakat luas untuk menjaring aspirasi yang lebih luas sebelum sistem MLFF tersebut diterapkan. 

Maksud dan Tujuan 

Maksud diadakannya Diskusi Publik “Reformasi Sistem Transaksi Tol sebagai Upaya Meningkatkan Pelayanan Kepada Pelanggan” ini adalah untuk membuka ruang dialog mengenai potensi peningkatan kualitas layanan publik melalui teknologi pembayaran tol non tunai nirsentuh guna menyambut hari pelanggan yang jatuh pada tanggal 4 September. 

Diskusi publik ini juga bertujuan untuk: 

1. Mengidentifikasi ragam permasalahan di jalan tol dalam rangka menjaga keberlanjutan layanan. 

2. Mendorong reformasi pelayanan publik melalui peningkatan sistem transaksi/pembayaran tol yang lebih efisien. 

3. Mendorong peran keterlibatan masyarakat dalam peningkatan kualitas layanan tol. 

Diskusi ini akan melibatkan narasumber yang akan membahas topik sebagai berikut: 

1. Prof. Dr. Danang Parikesit, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPTJ) Keynote Speaker 

2. Subakti Syukur, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Komitmen Operator Jalan Tol untuk Mewujudkan Sistem Transaksi Tol MLFF 

3. Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) Bank Indonesia Sistem Pembayaran Tol yang Cepat, Mudah, Aman, dan Murah 

4. Resdiansyah., Ph.D, Vice President of Standardization and Monitoring Evaluation Intelligent Transport System (ITS) Indonesia Teknologi ITS sebagai jawaban atas tuntutan sistem pembayaran tol yang efisien dan produktif 

5. Tulus Abadi, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Efisiensi Biaya dan Waktu Tempuh Jalan Tol dalam rangka Memenuhi Kebutuhan Pelanggan. 

(Institut Studi Transportasi/fh)