Di Hari Maritim Nasional, STIP Gandeng UGM Kembangkan Kompetensi Taruna Prodi S2: Tak Hanya Jadi Operator, Tetapi Juga Desainer

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 23/Sep/2021 22:52 WIB


YOGYAKARTA (BeritaTrans.com) -  Bertepatan dengan Hari Mairtim Nasional, Kamis (23/9/2021),  Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Baca Juga:
STIP Jakarta Buka Puasa Bersama Sekaligus Santuni Anak Yatim

Dalam nota kesepahaman (MoU) ditandatangani Ketua STIP Amiruddin dan Rektor UGM Panut Mulyono di kampus UGM itu disepakati sejumlah hal, antara lain peningkatan kualitas sumber daya manusia, penyediaan tenaga ahli, seminar, lokakarya, pendidikan dan pelatihan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kolaborasi bertujuan membangun kompetensi perwira lulusan Prodi S2 STIP, yang tidak hanya tangguh sebagai operator, tetapi juga memiliki kecerdasan akademik dalam riset, desain kapal serta berbagai teknologi lainnya dalam horison kemaritiman.

Baca Juga:
Pimpin Wisuda 965 Lulusan STIP Jakarta, Capt. Wisnu: Ayo Cintai Museum Transportasi

“Kami menggandeng UGM untuk terlibat dalam program studi S2 kami agar lulusan-lulusan kami yang kelak jadi pelaut, tidak hanya mahir secara skill, tapi juga dapat melakukan riset, seperti sebagai desainer kapal termasuk dalam pembuatan kapal-kapal pembersih laut dari limbah kapal maupun limbah dari darat," ungkap Ketua STIP Amiruddin.

Amiruddin menuturkan, fokus riset atau bidang pendidikan penelitian jadi tantangan mahasiswa dan para dosen STIP untuk menjawab persoalan tentang kawasan laut Indonesia di masa depan.

Baca Juga:
Jelang Ramadhan STIP Jakarta Gelar Tradisi Munggahan dan Silaturahmi

“Salah satu fokus kami dari program studi S2 ini bisa melakukan riset untuk menemukan inovasi teknologi yang berfokus perawatan laut, misalnya melakukan pembersihan sampah-sampah di dasar lautan yang saat ini belum banyak teratasi,” ujar Amiruddin.

Dia menuturkan kerja sama dengan UGM itu diharapkan mendorong dosen-dosen di kampus STIP tidak hanya fokus kepada pendidikan bidang vokasi yang orientasinya sebagai sekolah kedinasan.

“Jadi kami memang masih agak kurang mendalami terkait ilmu tentang penelitian, padahal itu yang dibutuhkan di masa mendatang, bukan sekadar skill,” ujarnya.

Amiruddin menuturkan fokus penelitian soal kemaritiman ini sekaligus menindaklanjuti nawacita Presiden Joko Widodo yang sejak periode pertama menggaungkannya, di mana pada periode pemerintahan pertama Jokowi saat itu muncul poros maritim dan tol laut.

“Tol laut termasuk hasil kajian penelitian yang sangat sukses implementasinya dan berdampak positif bagi masyarakat, salah satunya efisiensi biaya transporasi,” ujarnya.

Dengan potensi kemaritiman Indonesia yang sangat melimpah namun belum banyak kajian penelitiannya inilah yang jadi fokus kerja sama itu.

Dia berharap MoU dgn UGM kedepan STIP menjadi pintu untuk membuka program Kelas Khusus Internasional (KKI) bekerjasama dengan Tokyo Maritime University, Nasional university of Singapore (NUS) dan Maritime University di Australia.

"Dengan demikian, perwira-perwira lulusan STIP akan semakin menguasai market global SDM kemaritiman," tutur Amiruddin.

Dia menjelaskan terbentuknya S2 di STIP adalah dorongan kuat dari  Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan kepala BPSDM Perhubungan, serta  dukungan penuh dari Menteri Pendidikan dan Dirjen Vokasi Kementerian Pendidikan Wikan Sakarinto.

Menhub: Momentum Sejarah Penddikan Kemaritiman Indonesia

Sebelumnya kegiatan perkuliahan program Magister Terapan (S2) STIP  dibuka langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara virtual, Kamis (19/8/2021).

Budi Karya mengatakan, kendati di tengah situasi pandemi Covid-19, Kemenhub terus berupaya dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, kompeten, dan profesional di bidang kemaritiman, sehingga mampu bersaing baik di nasional maupun internasional.

"Perguruan tinggi maritim memiliki peran penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang andal, inovatif, kreatif dan berdaya saing, baik secara nasional maupun internasional untuk mewujudkan konektivitas dan keselamatan pelayaran,” ujarnya seperti dikutip dalam keterangan tertulis.

Menurut Menhub, pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas pemerintaah saat ini. Maka dengan adanya progam magister terapan di bidang pelayaran ini dapat melahirkan momentum sejarah di dunia pendidikan maritim Indonesia.

Ia meminta, pelaksanaan program Magister Terapan STIP tersebut bisa merujuk pada sekolah-sekolah yang unggulan agar pembelajarannya berkembang.

"Selain itu, untuk dosen perlu banyak tulisan ilmiah dan harus sekolah, karena kalian lah yang akan mendidik para mahasiswa kampus agar memiliki kompetensi yang baik dan bisa bersaing,” ucap Budi Karya.

Program Magister Terapan STIP terdapat dua Prodi yakni Prodi Pemasaran, Inovasi, dan Teknologi (M.Tr.M) dan Program Studi Teknik Keselamatan dan Resiko (M.TR.T) dengan rentang studi selama 4 semester atau 2 tahun.

Jumlah mahasiswa yang lulus seleksi dalam program Magister Terapan di STIP sebanyak 60 orang. Rinciannya, 34 orang untuk prodi Pemasaran, Inovasi, dan Teknologi, seerta 26 orang untuk prodi Teknik Keselamatan dan Resiko. (awe).

 

Tags :