Sri Sultan Minta Semua Objek Wisata di Yogyakarta Dibuka

  • Oleh : Dirham

Rabu, 29/Sep/2021 16:47 WIB
Gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

YOGYA (BeritaTrans.com) - Gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta kepada pemerintah pusat agar seluruh objek wisata di wilayahnya diizinkan buka selama pelaksanaan PPKM berbasis level.

Sultan sudah mengusulkan hal tersebut saat mengikuti rapat daring bersama pemerintah pusat, Minggu (26/9) lalu.

"Silakan pemerintah pusat mempertimbangkan, dibuka atau tetap ditutup. Kalau saya ya perlu dibuka," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Rabu (29/9).

Sultan mengaku menerima laporan banyak wisatawan serta bus pariwisata luar daerah yang menyerbu berbagai destinasi wisata di DIY.

Selain itu banyak destinasi wisata yang sudah menerima kunjungan, sementara rekomendasi uji coba operasi dari pemerintah pusat baru diberikan kepada 7 obyek wisata.

Di satu sisi, Sultan juga tak kuasa menutup total akses menuju DIY. Pihaknya hanya bisa menerjunkan petugas untuk pengawasan dan penyaringan semata di wilayah perbatasan provinsi.

"Bagaimanapun dengan masyarakat seperti ini ya pie nek tempat pariwisata iseh tutup, tapi bus wes ning njero terus kon pie (gimana kalau wisata padahal seharusnya masih tutup, tapi bus sudah masuk obyek wisata terus gimana)," ujarnya.

Sultan berpendapat pembukaan gerbang pariwisata di DIY justru membuat pengawasan terhadap pengunjung bisa lebih mudah. Menurutnya, syarat vaksinasi Covid-19 tentu tetap berlaku.

"Karena dengan dibuka berarti ada petugas yang ikut ngawasi. Kalau ditutup kan enggak ada petugas yang ngawasi. Dan dengan dibuka kan enggak perlu harus datang jam 1 malam di objek, kan gitu. Mungkin bisa lebih aman daripada tidak dikontrol sama sekali," katanya.

Lebih jauh, Sultan pun meminta pemerintah pusat mempercepat permohonan kepemilikan kode QR untuk pemindaian aplikasi PeduliLindungi di destinasi wisata, termasuk tempat usaha.

"Memang kita selalu meminta itu agar QR Code tidak terlalu lama, karena memang izin itu memang banyak dari seluruh Indonesia. Jadi bagaimana caranya jumlahnya (permohonan) yang banyak itu bisa sebagian wewenang ada pada gubernur atau gimana, supaya bisa cepat," katanya.

Terpisah, Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad mengatakan tak sedikit wisatawan yang bisa masuk sejumlah destinasi karena bantuan warga lokal. Menurutnya, para warga mencoba megarahkan para pelancorng agar bisa masuk tempat wisata.

"Di Gunungkidul, masyarakat itu banyak juga yang bertindak sebagai joki. Jadi kita menghambatnya di TPR, joki-joki itu (mengarahkan) masuknya di jalan-jalan tikus," kata Noviar.

Warga yang kedapatan jadi joki ini sebenarnya oleh Satpol PP telah diberi edukasi. Pihaknya memahami permasalahan yang dihadapi warga, namun aturan harus ditegakkan.

"Mereka tidak punya penghasilan, apalagi saat objek wisata ditutup. Sehingga ketika ada kesempatan mereka manfaatkan walaupun kita sudah mengimbau. Namanya masalah perut gimana," ujarnya.

Noviar berujar kedatangan wisatawan di DIY umumnya melonjak kala akhir pekan. Tak sedikit yang berasal dari luar daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jakarta.

"Untuk pengatatan saya sudah menugaskan 324 orang anggota Satlinmas Rescue Istimewa yang berada di bawah Satpol PP untuk melakukan penyekatan di 33 titik destinasi wisata. Rata-rata di wilayah pantai, gunung sama waduk," tutupnya. (ds/sumber CNNIndonesia.com)