Ditinggal Melaut, Kampung Nelayan Manokwari Papua Barat Ludes Terbakar

  • Oleh : Dirham

Sabtu, 02/Okt/2021 13:13 WIB
Puing-puing sisa kebakaran di perkampungan Nelayan, Manokwari, Papua Barat. Puing-puing sisa kebakaran di perkampungan Nelayan, Manokwari, Papua Barat.

MANOKWARI (BeritaTrans.com) - Kebakaran hebat melanda kawasan permukiman padat penduduk di kompleks Borobudur, Kelurahan Padarni, Distrik Manokwari, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.Setidaknya ratusan rumah nelayan yang dihuni sekitar 800 KK pada 3 RT dan 2 RW di pesisir Teluk Sawaibu itu rata dengan tanah dilalap Si Jago Merah.

Permukiman itu sendiri diketahui pula dikenal sebagai perkampungan nelayan, salah satunya keluarga Suharida.

Suharida menceritakan, saat kebakaran terjadi, suaminya dan banyak nelayan lain yang tinggal di sana sedang melaut mencari ikan dengan jarak sekitar 40-70 mil dari bibir pantai. Alhasil, sambungnya, para nelayan itu tak tahu saat permukiman mereka telah rata dilalap api.

"Mereka pergi mancing sejak Kamis, dan erjadi kebakaran. Mereka belum tahu kalau ada musibah kebakaran ini. Sudah kita telepon tapi HP-nya tidak aktif," ujar Suharida di tenda pengungsian, Manokwari, Sabtu (2/10).

Biasanya, sambung Suharida, sekali melaut itu suaminya bisa pergi selama tiga hari. Sehingga, sambungnya, kemungkinan suaminya tiba pada Sabtu (2/10).

"Saat kebakaran terjadi, api tiba tiba mendekat, kita hanya evakuasi barang seadanya ke atas perahu dan menjauh dari api karena panik. Suami dan anak mantu masih di lokasi mancing," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Budidaya pada Dinas Perhubungan dan Kelautan Kabupaten Manokwari, Dedi Ariana menyebut, dari 800 an kepala keluarga yang menjadi korban kebakaran, ada sekira 450 Kepala Keluarga yang bermata pencaharian sebagai nelayan.

Mereka terbagi menjadi empat kelompok nelayan. Sebagian dari mereka ada yang melaut di jarak 40 - 70 Mil

"Di jarak seperti itu tidak ada jaringan telekomunikasi. Mereka pergi subuh, pagi hari tiba di lokasi mancing. Lalu memancing selama dua hari dan kemudian pulang," tuturnya.

Pascakebakaran, Pemerintah Kabupaten Manokwari menyiapkan langkah proteksi dini dan lanjutan terhadap ribuan korban yang kehilangan tempat tinggalnya di Borobudur tersebut.

Bupati Manokwari, Hermus Indou mengatakan, pemerintah telah menyiapkan satu gedung untuk digunakan para pengungsi. Gedung itu diperioritaskan kepada kaum wanita, balita, anak anak dan lansia.

"Namanya Gedung Wanita. Sudah kita siapkan untuk para pengungsi dan sebagian sudah dievakuasi ke sana. Kita siapkan untuk kaum prioritas, sedangkan untuk Pria kita dirikan tenda darurat tidak jauh dari lokasi kebakaran agar mereka tetap menjaga perahu mereka," ujar Hermus saat meninjau lokasi kebakaran, Jumat.

Untuk jangka menengah, pemerintah kata Hermus tengah mencari lokasi untuk didirikan Hunian Sementara (Huntara). Bupati memastikan, warga borobudur tak akan pindah dari pesisir Teluk Sawaibu sebagaimana yang diinginkan warga. Huntara itu akan menjadi tempat sementara warga agar aktifitas memancing bisa tetap dilaksanakan.

"Tempat ini akan kita tata, agar rumah apung warga ini lebih teratur dan mudah dijangkau dalam hal evakuasi. Kita juga akan membangun kembali mesjid apung dengan desain yang bagus agar menjadi ikon di Manokwari. Setidaknya wajah pemukiman ini ke depan bisa menjadi daya tarik wisata," ungkapnya. (ds/sumber CNNIndonesia.com)