Kemenparekraf Perkuat Produk Wisata Danau Toba Demi Bertaraf Internasional

  • Oleh : Naomy

Kamis, 14/Okt/2021 10:21 WIB
Pembukaan International Conference Heritage of Toba: Natural & Cultural Diversity. Pembukaan International Conference Heritage of Toba: Natural & Cultural Diversity.

 

DANAU TOBA (BeritaTrans.com) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif perkuat produk wisata Danau Toba dengan menggelar International Conference Heritage of Toba: Natural & Cultural Diversity.

Baca Juga:
Menparekraf: Ekonomi Berkelanjutan Jadi Kunci Pariwisata Indonesia Sebagai Destinasi Global

Acara dilangsungkan secara hybrid di TB Silalahi Center, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Rabu (13/10/2021). 

Konferensi internasional ini merupakan kolaborasi antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan Kompas untuk menggali penguatan produk wisata di Danau Toba agar bertaraf internasional. 

Baca Juga:
Menparekraf: BaliSpirit Festival 2024 Perkuat Indonesia sebagai Destinasi Wellness Tourism Dunia

"Danau Toba sebagai destinasi super prioritas dan juga bagian dari UNESCO Geopark Global yang telah ditetapkan pada 2 Juli 2020 diharapkan dapat semakin mendunia," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, saat membuka konferensi internasional Heritage of Toba secara daring.

Untuk menjaga keberlanjutan dan melestarikan aset dunia, Toba kata dia, perlu menyatukan visi, berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan, sehingga dapat memberikan dampak positif ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan bagi masyarakat dengan program yang tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu.

Baca Juga:
Bangun Destinasi Wisata Baru Bakauheni Harbour City, ASDP Diapresiasi Kemenparekraf

Konferensi internasional Heritage of Toba menghadirkan berbagai pembicara yang terbagi ke dalam dua sesi. 

Pada sesi pertama diisi oleh Ahli Geologi ITB, Indyo Pratomo; Ahli Ekowisata, Prof. Harini Muntasib; dan Aktivis Lingkungan, Annette Horschmann. 

Sementara pada sesi kedua diisi Fashion Desaigner Athan Siahaan; Praktisi Kuliner Indonesia Santhi Seraf; Ahli Budaya Batak Universitas Hawaii AS Prof. Uli Kozok; dan Musisi Viky Sianipar. 

“Besar harapan saya kegiatan ini dapat menciptakan inovasi dan terobosan baru dalam pengembangan destinasi super prioritas Danau Toba sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan lingkungan. Untuk itu, kita harus ‘gercep’ gerak cepat, ‘geber’ gerak bersama, dan ‘gaspol’ garap semua potensi agar lapangan kerja terbuka seluas-luasnya,” urainya.

Dalam kesempatan itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani mengemukakan, konferensi internasional ini dilakukan untuk mendiskusikan dan mencari berbagai solusi bagaimana kedepannya bisa sama-sama mempertahankan dan menguatkan produk wisata yang ada di Toba. 

"Tentunya dengan mengedepankan kearifan lokal dan pelestarian lingkungan," ungkapnya. 

Dengan begitu, wisatawan tidak hanya datang untuk berwisata tapi juga memberikan kontribusi dalam pemanfaatan lingkungan, pengembangan, dan konservasi budaya. 

“Kami di Kemenparekraf juga sudah membuat travel pattern atau jalur wisata tematik, supaya segmentasinya lebih jelas. Mungkin ada yang datang ke sini karena hanya ingin melihat Danau Toba saja, dan length of stay-nya hanya sehari atau dua hari. Tapi ketika kita membuat ini menjadi tematik, lebih bisa menarik minat masyarakat sehingga length of stay-nya juga akan jauh lebih lama,” katanya. 

Jalur wisata tematik atau travel pattern Kaldera Toba telah dirampungkan pada tahun 2020 oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events)

Mengusung tiga tema yaitu eco culture, eco nature, dan eco science. 

Jalur eco nature melingkupi Air Terjun Sipiso Piso, Lisa Andi Leo’s Organic Coffee, Pusuk Buhit Mountain, Taman Wisata Kera Sibaganding, dan Taman Eden 100 Tobasa. 

Sementara untuk jalur eco culture meliputi Lumban Suhi Suhi Toruan, Istana Makam Raja Sisingamangaraja, Sentra Ulos Desa Meat, Museum Batak TB Silalahi, Makam Tua Raja Sidabutar, dan Museum Huta Bolon Simanindo. 

Untuk jalur eco science terbagi empat subjalur yang masing-masing memiliki jalurnya sendiri. 

Subjalur itu adalah Kaldera Porsea, Kaldera Haranggaol, Kaldera Sibandang, dan Pulau Samosir. 

Pada 2022 akan dilanjutkan dengan pembuatan storytelling, interpretasi, serta pelaksanaan uji trail pada tiga tema tersebut. 

“Wisatawan saat ini membutuhkan experience ketika berkunjung. Untuk itu, diharapkan biro perjalanan juga dapat membuat paket-paket wisata tematik ini,” tutur Rizki. (omy)