Perbatasan Internasional Australia Dibuka, Banjir Air Mata & Berpelukan di Bandara Sydney

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 02/Nov/2021 00:01 WIB
Setelah 20 bulan perjalanan dibatasi banyak aturan, kini warga Australia di luar negeri bisa pulang dengan lebih leluasa.(AAP: Bianca De Marchi) Setelah 20 bulan perjalanan dibatasi banyak aturan, kini warga Australia di luar negeri bisa pulang dengan lebih leluasa.(AAP: Bianca De Marchi)

SYDNEY (BeritaTrans.com) - Senin pagi (1/11), suasana bandara udara Sydney dibanjiri dengan air mata dari keluarga dan sahabat yang saling berpelukan setelah mereka bisa berjumpa kembali.

  • Warga Australia dan PR yang sudah divaksinasi penuh bisa kembali tanpa harus karantina hotel
  • Jumlah kedatangan luar negeri juga sudah tidak lagi dibatasi seperti yang berlaku selama hampir dua tahun
  • Tapi warga luar negeri yang masuk dengan visa pelajar dan turis asing masih harus belum bisa masuk dengan leluasa

Mulai hari ini, aturan karantina di hotel telah dihapus, serta tak ada lagi jumlah orang dari luar negeri yang dibatasi masuk asalkan mereka sudah divaksinasi penuh.

Baca Juga:
Avsec Bandara Sydney Dapat Bonus 1.000 Dolar karena Kerja di Tengah Lonjakan Penumpang

Salah satu penumpang pertama yang mendarat adalah warga Australia yang sudah lama menunggu untuk menjenguk ibunya yang sakit.

"Saya sangat takut dan tak bisa menahan emosi, karena ingin segera melihat ibu saya, dokter bilang ia tidak akan hidup sampai lama lagi," katanya kepada wartawan.

Baca Juga:
Kacau di Bandar-Bandara Utama Australia, Penumpang Membludak, Petugas Sedikit

Two women hug while the media look onKeluarga dan sahabat saling berpelukan dan menitikkan air mata saat bisa kembali berjumpa.(ABC News: Ruby Cornish)

Tapi sekarang ia menghadapi tantangan lain karena harus mendapat izin untuk bisa ke Australia Barat, di mana ibunya tinggal.

Baca Juga:
Penerbangan Internasional di Australia Menggeliat

 sekarang menghadapi tantangan lain untuk mendapatkan persetujuan untuk melakukan perjalanan ke Australia Barat di mana ibunya tinggal.

"Saya akan melakukan apa pun untuk bisa ketemu ibu saya," katanya.

Close-up of a man wearing a face mask holding his passport and boarding pass. Nick Skarajew baru saja kembali dari Los Angeles naik pesawat milik maskapai Qantas.(Supplied.)

Nick Skarajew, yang naik penerbangan Qantas dari Los Angeles, mengatakan dia lega menjadi salah satu penumpang pertama yang tidak harus menjalani karantina di hotel.

Ia mengaku merasa kasihan dengan orang lain yang harus menunggu lama untuk bisa pulang ke Australia.

"Sungguh menakjubkan mendengar keluarga yang terpisah, juga banyak yang sedih dan tidak bisa melakukan apa-apa saat ada orang tua atau anggota keluarganya yang meninggall dunia," kata Nick yang sudah tinggal di Amerika Serikat selama sebulan.

View of the wing of a plane and sunrise on the horizon.Pesawat pertama yang membawa kelompok penumpang pertama tanpa harus menjalani karantina di hotel lagi telah mendarat pada 1 November 2021.(Nick Skarajew)

Close-up of a former with a checklist of vaccination and COVID test requirements.

Sejumlah dokumen yang harus diisi dan dibawa oleh penumpang.(Nick Skarajew)

Penumpang harus mengikuti tes COVID-19 sebelum naik pesawat dan setelah mendarat di Australia.

Saat ini warga yang diprioritaskan untuk bisa masuk ke Australia adalah mereka yang berstatus warga 

negara atau penduduk tetap (PR) Australia, serta keluarga inti mereka.

"Hari ini Sydney sudah membuka kembali Australia untuk dunia," kata Stuart Ayres, Menteri Pekerjaan, Investasi dan Pariwisata.

"Senang sekali berada di ruang kedatangan melihat senyum orang-orang, melihat anggota keluarga yang berpelukan setelah bersatu kembali untuk pertama kalinya."

Family members embrace oneanother surrounded by cameras and microphones on boom poles. Banyak diantara penumpang yang keluarga serta orang terdekatnya telah meninggal dunia akibat pandemi COVID-19.(ABC News: Ruby Cornish)

Seorang warga Australia merasa benar-benar bahagia sekali bisa terbang dari Uni Emirat Arab, setelah 20 bulan jauh dari rumahnya di Australia.

"Ini sangatlah berarti. Kami sudah dikunci di luar, tak bisa masuk ke Australia, dan akhirnya ada kesempatan kembali, sangatlah luar biasa."

A man and a woman holding a bunch of roses are surrounded by reporters holding out microphones. David Frisken dan tunangannya akhirnya bisa berjumpa kembali setelah dua tahun tidak ketemu.(ABC News: Ruby Cornish)

David Frisken, warga asal Sydney, berada di bandara untuk menyambut tunangannya setelah dua tahun terpisah.

"Setiap harinya adalah perjuangan," ujar David.

"Saya paham kenapa sangat menyedihkan bagi banyak orang yang melewatinya. Banyak sekali hubungan yang rusak karena penutupan perbatasan ini."

Penumpang Carly Boyd juga sangat terharusaat tiba dari New York.

"Ada banyak penumpang di pesawat yang orang-orang terdekatnya meninggal, jadi bagi mereka untuk bisa turun dari pesawat dan pergi langsung menemui mereka adalah hal yang luar biasa," katanya.

Pemimpin New South Wales, Premier Dominic Perrottet, mengatakan November diawali dengan hal yang positif, yakni keluarga dan teman-teman bisa kembali berkumpul setelah begitu lama terpisah.

Sementara CEO Bandara Sydney, Geoff Culbert senang karena aturan perjalanan semakin dilonggarkan, meski membutuhkan waktu yang lama agar sektor penerbangan bisa pulih kembali.

"Mengizinkan warga Australia yang divaksinasi lengkap untuk kembali pulang tanpa karantina bisa menjadi model yang ditiru untuk membawa kembali pelajar, pebisnism dan turis dari seluruh dunia," ujarnya.

 Mariah Papadopoulos/abc.net.au.