Media Asing Beritakan Hujan Lokal Satu Mobil di Bekasi, `Anggap Saja Cuci Gratis`

  • Oleh : Redaksi

Sabtu, 13/Nov/2021 07:27 WIB
Tangkapan layar video hujan lokal satu mobil di parkiran Bekasi, Jawa Barat. Foto: ist. Tangkapan layar video hujan lokal satu mobil di parkiran Bekasi, Jawa Barat. Foto: ist.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Fenomena hujan lokal yang hanya mengguyur satu mobil saja di Bekasi, Jawa Barat, Senin (1/11/2021), turut diberitakan media asing.

Ada tiga media asing yaitu Daily Mail (Inggris), Lokmat (India), dan New York Post(Amerika Serikat) yang memberitakannya.

Video hujan lokal satu mobil ini viral setelah diunggah akun TikTok @uryanriana.

“Allah maha kuasa, hujan hanya untuk semobil saja,” tulis akun tersebut di video yang ia unggah.

Adapun dalam video tersebut terdengar suara pria yang menceritakan narasi sebagai berikut:

“Saudara-saudara ini hujan di mobil ini doang. Lihat nih, yang lain kagak nih,” ujarnya.

Hingga Kamis (11/11/2021), video hujan lokal satu mobil ini telah mendapat 15,6 juta views, 1,1 juta likes, 32.100 komentar dan 59.000 shares.

Berikut adalah pemberitaan media asing tentang fenomena langka ini.

1. Daily Mail

Media Inggris yang berdiri sejak 1896 ini memberitakan kesaksian Uryan Riana yang mengaku tidak melihat siapa pun menyiram mobil Innova hitam tersebut.

Daily Mail lalu menyebutkan, fenomena hujan lokal satu mobil ini disebut sebagai ultra localized rain (hujan ultra lokal).

Kejadian serupa dikatakan pernah terjadi di satu rumah Jakarta Selatan pada 2017, serta di Palermo, Italia, tahun 2016.

Namun, pakar cuaca dari Met Office Inggris berkata kepada Daily Mail, "Ini tidak terlihat seperti fenomena cuaca alami."

"Anda bisa menemukan kejadian curah hujan lokal yang ekstrem, tetapi tidak seperti yang ditunjukkan dalam video ini."

2. Lokmat

Fenomena hujan lokal satu mobil turut diberitakan media India, Lokmat, pada Rabu (10/11/2021).

Sama seperti Daily MailLokmat juga menuliskan kesaksian Uryan sesuai yang diucapkan di video.

Contoh hujan ultra lokal lainnya seperti di Jakarta Selatan dan Palermo pun dicantumkan, seraya menambahkan warga Italia baik pengendara motor atau pejalan kaki terkejut melihatnya pada 2016.

3. New York Post

Rain pours on only one car in the parking lot adalah judul berita video di New York Post tentang hujan lokal satu mobil di Bekasi, Jumat (5/11/2021).

Media AS tersebut menulis captionuntuk videonya, "Hujan di hari pernikahanmu mungkin keberuntungan. Hujan di mobilmu saja? Itu benar-benar menyeramkan".

Kemudian di bagian akhir video New York Post menulis, "Anggap saja cuci mobil gratis".

Penjelasan BMKG soal hujan lokal satu mobil di Bekasi

Terkait dengan viralnya peristiwa tersebut, Kompas.com menghubungi Sub Koordinator Hubungan Pers dan Media Badan Meterorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwi Rini Endra Sari.

Ririn menjelaskan, BMKG belum dapat mengonfirmasi kebenaran kejadian tersebut, mengingat data yang ada saat ini hanya berupa visual video yang disampaikan oleh warga dengan format durasi yang cukup singkat.

Sementara itu, menurut Ririn, data-data pengamatan cuaca visual yang sifatnya lokal, yang bisa dianalisis secara obyektif setempat tidak tersedia.

Meski demikian, Ririn mengatakan, hujan lokal satu mobil ini butiran air yang jatuh cukup besar. Secara logika dan teori, menurut dia, sangat kecil kemungkinan hal itu terjadi.

“Sangat kecil kemungkinan terjadi. Hal ini dikarenakan diamater awan Cumulonimbus yang menghasilkan hujan seperti pada video umumnya memiliki diameter beberapa puluh hingga ratusan kilometer,” ujar Ririn, saat dihubungi wartawan, Selasa (2/11/2021).

Dia mengatakan, hujan umumnya terjadi ketika awan sudah cukup matang dan jika proses kondensasi pada awan cukup kuat.

Saat demikian, maka akan terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang mana cirinya diameter buliran besar pada area yang luas.

Adapun jika hujan dari awan Comulonimbus dengan cakupan yang tidak luas, ketika menghasilkan hujan lebat maka akan ditemukan hujan dengan intensitas ringan yang ditandai dengan butiran lebih kecil di paling tidak satu sisi hujan dengan intensitas yang lebat.

“Kondisi tersebut tidak ditemukan pada video yang beredar karena hujan yang jatuh pada area cakupan sempit dan intensitas lebat (tidak ada satupun sisi yang menunjukkan intensitas hujan ringan),” ujar dia.

Selain itu, Ririn mengatakan bahwa lokasi hujan pada awan Cumulonimbus umumnya juga mengikuti pergerakan awan, sehingga sangat jarang terjadi pada titik lokasi yang sama pada waktu lama.

Terutama jika diameter awan cukup kecil, maka akan sangat jelas terlihat pergerakan awan dan hujannya.

“Ketika terjadi hujan yang sifatnya sangat lokal, dapat dipastikan ada angin dan tutupan awan yang tidak merata. Awan Cumulus penyebab hujan lokal sulit terbentuk di kondisi setelah hujan seperti kejadian yang viral saat ini,” pungkas dia. (dn/sumber: kompas.com)