Angkasa Pura I Punya Utang Rp 35 T, Stafsus Erick Thohir Bilang Begini

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 08/Des/2021 17:31 WIB
Foto:istimewa Foto:istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Angkasa Pura I (Persero) tengah dalam kondisi yang tidak baik. Pengelola bandara ini tengah menanggung utang yang mencapai Rp 35 triliun dan bisa meningkat menjadi Rp 38 triliun.

Namun, Kementerian BUMN tak khawatir. Sebab, proses restrukturisasi telah berjalan dengan baik. Sehingga, tahun depan perusahaan kondisinya bisa lebih baik.

Baca Juga:
ACT Punya Utang Rp 56 Miliar dari Program Keluarga Korban Pesawat Lion Air, Begini Kisahnya!

"Pendapatan mereka sudah bisa nutupin biaya operasional, tahun depan itu sudah ada untuk meski masih terbeban akibat hutang bunga dan depresiasi hutang pokok. Makanya kita tarik mundur restrukturisasi," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga seperti dikutip dari Evening Up CNBC Indonesia, Selasa (7/12/2021).

"Keberhasilannya tahun depan AP sudah mulai dapat untung lagi. Kalo dibilang parah banget dengan kalo ini ketika mampu restrukturisasi kondisinya berubah karena biaya yang ada saat ini menutupi operasi," tambahnya.

Baca Juga:
Bambang Trihatmodjo Ogah Bayar Utang ke Pemerintah, Begini Alasannya

Arya memberpkirakan AP I masih dapat untung mencapai Rp 1,45 triliun dengan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) mencapai Rp 3,9 - 4 triliun.

"Kalau pun kondisi Corona makin parah juga masih bisa lega karena operasional masih bisa nutupin. Jadi kita optimis untuk itu," katanya.

Baca Juga:
Ekonom Senior Faisal Basri Sebut Gunungan Utang PT Garuda Indonesia Karena Faktor ini

Arya menjelaskan kondisi membengkaknya beban utang AP I ini disebabkan pengembangan bandara yang dilakukan sebelumnya karena kapasitas bandara sudah melebihi jumlah penumpang. Namun, perusahaan kurang beruntung karena pandemi membuat operasional bandara tertekan. Bahkan kondisi penumpang pesawat saat itu bisa drop mencapai 20% - 30%.

"Enggak ada yang tahu kondisi pandemi sehingga mereka kena depresiasi karena ada pinjaman penagihan untuk bayar utangnya. Di sinilah kawan ini mulai terasa berat, tapi sudah ada langkah restrukturisasi supaya bunga hutang, hutang pokok, dan akibat depresiasi ditarik mundur," jelasnya.

AP I sendiri berencana mendapatkan tambahan dana dari restrukturisasi dari aset recycling, intensifikasi penagihan piutang, pengajuan restitusi pajak, efisiensi operasional, simplifikasi organisasi, penundaan investasi dan mendorong pendapatan baru dari anak usaha.

Adapun target tambahan hasil restrukturisasi ini mencapai Rp 3,8 triliun, dengan nilai efisiensi biaya sebesar Rp 704 miliar dan perolehan dari fund rising mencapai Rp 3,5 triliun.(amt/sumber:detik.com).