Bersarung Kotak-Kotak dan Memakai Kaos Biru , Seorang Pria Tewas Tertemper KA

  • Oleh : Taryani

Sabtu, 19/Feb/2022 07:09 WIB
Petugas mengevakuasi jenazah korban tertemper kereta api ke rumah sakit. (Foto:Surya.co.id) Petugas mengevakuasi jenazah korban tertemper kereta api ke rumah sakit. (Foto:Surya.co.id)

MALANG (BeritaTrans.com) -  Kecelakaan tertemper Kereta Api (KA) Penataran Dhoho relasi Blitar-Surabaya menimpa  seorang pria di Kota malang, Jawa Timur, Jumat (18/2/2022) siang.

Peristiwa itu terjadi di rel kereta api di Jalan Gadang Gang 12 RT. 8/ RW. 5, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Sayangnya,  korban tewas itu tidak diketahui identitasnya. Pihak kepolisian yang menangani kejadian itu tidak menemukan selembar identitas yang menerangkan nama, umur maupun alamat korban.

Meski demikian,  dapat diprediksi usia korban sekitar 70 tahun. Saat kejadian  korban mengenakan sarung kotak-kotak, berkaos biru dan rambutnya agak pirang.

Seorang  saksi mata Misman, 55  mengatakan, kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu  saksi berjarak sekitar 50 meter dari korban.

"Awalnya saya melihat korban duduk di pinggir rel. Setelah itu korban berjalan kaki di rel kereta mengarah ke utara. Tak lama  datang KA Penataran Dhoho melaju dari arah selatan ke utara," ujarnya seperti dilansir dari SURYA.CO.ID.

Kereta tersebut telah membunyikan belnya berkali-kali ke arah korban. Namun korban tidak mengindahkan suara tersebut dan tetap berjalan di rel.

"Bahkan saya juga telah meneriaki korban bahwa di belakang ada kereta api akan melintas. Tetapi korban tetap berjalan dan malah tengkurap di atas rel," jelasnya.

Kereta api itu melindas dan menyeret tubuh korban hingga 20 meter. Korban mengalami luka-luka parah dan meninggal dunia di lokasi kejadian.

Setelah kejadian itu, saksi mata memberitahu warga sekitar. Warga menghubungi Polsek Sukun dan tim relawan medis.

Anggota Polsek Sukun bersama INAFIS Polresta Malang Kota dan tim relawan medis tiba di lokasi kejadian.

Melakukan olah TKP dan mengevakuasi jenazah ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Namun petugas tidak menemukan selembar identitas korban.

Bahkan tak satupun warga sekitar yang mengenali wajah korban. Jadi korban dipastikan bukan penduduk sekitar.

"Korban bukanlah warga sini. Dan setelah dicek, tidak ada kartu identitas pada korban. Dan warga  juga tidak ada yang mengenali korban," ungkapnya.

Kapolsek Sukun, Kompol Nyoto Gelar membenarkan kejadian tersebut. Hingga saat ini pihaknya masih mencari identitas korban.

"Sampai sekarang masih belum ada yang mengenali. Kami masih berupaya mencari identitas korban maupun pihak keluarganya," tandas Nyoto. (tr/Sumber:Surya.co.id)