NATO: Rusia Segera Invasi Besar-besaran ke Ukraina, Rudal Nuklir dan Hipersonik Siaga

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 20/Feb/2022 08:52 WIB


Baca Juga:
Setelah Pidato di Singapura Terkait Perdamaian, Menhan Prabowo Terima Kunjungan Dubes Ukraina: Menurut Informasi Selang 5 Jam Kedubes Rusia Menyusul

BRUSSELS (BeritaTrans.com) - Kepala Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menungkapkan tanda-tanda Rusia siapkan serangan penuh ke Ukraina.

Salah satu indikasinya menurut NATO adalah uji coba rudal balistik hipersonik, rudal jelajah, dan rudal berkemampuan nuklir Rusia.

Stoltenberg pun mengingatkan tak lama lagi bakal ada invasi besar-besaran yang dilancarkan Rusia ke wilayah Ukraina.

Baca Juga:
Menhan Prabowo Beberkan 4 Pelajaran Penting dari Perang Rusia-Ukraina

"Setiap tanda-tanda mengindikasikan bahwa Rusia berencana melakukan serangan penuh ke Ukraina. Kami sepakat bahwa risiko serangan serangan itu amat tinggi," ujar Stoltenberg.

NATO memindahkan staf mereka dari Ibu Kota Ukraina, Kiev, ke Lviv yang terletak di barat negara dan Brussels, Ibu Kota Belgia.

Baca Juga:
Rusia Tuduh Pasukannya Diracuni Botulinum Oleh Ukraina

Relokasi staf tersebut dilakukan untuk keselamatan mereka terkait ancaman invasi dari Rusia, ungkap seorang pejabat NATO.

"Keamanan anggota kami adalah yang terpenting, jadi staf telah dipindahkan ke Lviv dan Brussels. Kantor NATO di Ukraina tetap beroperasi," kata pejabat itu seperti dikutip AFP, Sabtu (19/2).

Ukraina Terima Bantuan Militer

Ukraina telah menerima perlengkapan militer seperti senapan mesin, perlengkapan surveilans dari Kanada. Demikian diungkap Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksil Reznikov baru-baru ini.
Selain itu kata Reznikov, juga datang bantuan senjata hingga perlengkapan militer dari negara aliansi NATO.

"Kami menerima bantuan milter dari berbagai jenis senapan, senapan mesin dengan alat bantu optik, penglihatan malam, dan perlengkapan surveilans serta militer. Terima kasih atas keputusan Anda yang tepat waktu ini," demikian kicauan Reznikov seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (19/2).

Selain itu, Grup Bank Dunia menyatakan telah siap untuk menggelontorkan bantuan hingga US$350 juta ke Ukraina.

Saat pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Presiden Bank Dunia David Malpass menyatakan mereka akan terus 'mendukung' rakyat Ukraina serta pendanaan untuk membantu kebutuhan finansian jangka panjan dan pendek.

Pertemuan antara Zelenskiy dan Malpass itu terjadi di sela kegiatan KTT keamanan yang berlangsung di Munich, Jerman. Di satu sisi, Bank Dunia dan juga IMF telah merelokasi stafnya dari wilayah Ukraina terkait ketegangan dengan Rusia.

Sementara itu Uni Eropa telah mengkoordinasikan bantuan kebutuhan bagi Ukraina, dari mulai suplai perlengkapan medis hingga perlindungan warga seperti yang diminta negara tersebut. Bantuan itu termsauk masker medis, sarung tangan steril, generator, antibiotik, serta disinfektan dari Slovenia, Irlandia, Rumania, dan Austria.

Kemudian Prancis yang menyuplai ratusan tenda, matras, selimut, hingga kantung tidur.

"Ketika Ukraina meminta bantuan kami, kami bekerja cepat untuk membantu otoritas," ujar Komisioner Uni Eropa untuk manajemen krisis, Janez Lenarcic.

Rusia Pamer Kekuatan Militer

Rusia menyatakan semua rudal mencapai target ketika melakukan latihan uji coba rudal balistik hipersonik terbarunya, rudal luncur, dan rudal balistik berkemampuan nuklir.
Uji coba tersebut dilakukan ketika ketegangan melonjak di Ukraina. Kremlin mengatakan latihan itu juga menguji coba pesawat penembak bom Tupolev Tu-95 serta kapal selam.

"Semua rudal mencapai target mereka, mengonfirmasi tujuan kinerja mereka," katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AFP, Sabtu (19/2).

Kepala Staf Umum Militer Rusia Valery Gerasimov mengatakan tujuan latihan adalah untuk menyempurnakan kinerja pasukan ofensif strategis.

"Tujuan utama dari latihan ini adalah untuk menyempurnakan kinerja pasukan ofensif strategis kami, dengan tujuan memberikan serangan yang dijamin tepat sasaran pada musuh," kata dia.

    
Latihan itu juga disaksikan langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko dari ruang situasi Kremlin.

Gerasimov mengatakan latihan strategis itu terdiri dari dua tahap. Pertama, adalah menguji kerja senjata dengan potensi ancaman yang lebih tinggi.

"Yang kedua melibatkan sanksi, penggunaan senjata ofensif strategis secara besar-besaran dari Federasi Rusia jika terjadi serangan balasan," kata dia.

Latihan itu juga termasuk latihan angkatan laut Rusia di Laut Hitam dan Laut Utara, serta pasukan strategis.

Tags :