Uni Eropa Kirim Jet Tempur dan Senjata Senilai Rp7 Triliun ke Ukraina

  • Oleh : Taryani

Senin, 28/Feb/2022 10:59 WIB
Uni Eropa kirim jet tempur ke Ukraina.  (Foto:Okezone) Uni Eropa kirim jet tempur ke Ukraina. (Foto:Okezone)

UKRAINA (BeritaTrans.com)  - Perwakilan tinggi Uni Eropa (UE) untuk urusan luar negeri, Josep Borrell telah mengungkapkan pihaknya mengirimkan bantuan sebesar 450 juta euro (Rp7 triliun) untuk Ukraina yang mencakup jet tempur, dengan semua senjata yang dikirim melalui Polandia.

Borrell juga mengatakan sekitar setengah dari cadangan bank sentral Rusia akan dibekukan.

Bicara jam setelah Presiden Komisi UE Ursula Von Der Leyen mengumumkan bahwa Blok akan "membiayai pembelian dan penyampaian senjata dan peralatan lainnya" untuk Ukraina.

Borrell mengungkapkan paket "Lethal Aid" UE akan berjumlah 450 juta euro. 50 juta euro (Rp802 miliar) di antaranya digunakan untuk bahan bakar dan persediaan medis.

"Tentu saja kita akan memasok senjata. Kita bahkan akan menyediakan jet pertempuran," terangnya kepada wartawan.

"Kami tidak hanya berbicara tentang amunisi,” lanjutnya.

Borrell menambahkan, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba telah meminta jet tempur yang dapat dioperasikan oleh pilot Ukraina, dan jet tersebut dapat diperoleh dari negara-negara UE tertentu.

Angkatan Udara Ukraina menggunakan jet MIG-29 dan Sukhoi Su-24 yang dirancang Soviet, Su-27 dalam peran tempur, dan dengan Su-25 yang digunakan oleh Bulgaria dan MiG-29 yang digunakan oleh Polandia, Bulgaria dan Slovakia, jet kemungkinan akan bersumber dari negara-negara ini.

Borrell mengatakan bahwa bantuan militer akan dikirim ke Ukraina melalui Polandia, meskipun ia tidak menentukan apakah jet akan diterbangkan ke Ukraina atau didorong melintasi perbatasan.

Diplomat puncak UE juga mengumumkan bahwa sanksi keuangan akan membekukan "sekitar setengah dari cadangan keuangan Bank Sentral Rusia."

Setengah dari cadangan Rusia berada di bank-bank di negara-negara G7, Borrell menyatakan, menjelaskan bahwa UE tidak dapat menghalangi setengah lainnya yang terletak di Rusia atau di tempat lain.

Langkah blok ini belum pernah terjadi sebelumnya. Keputusan ini terjadi empat hari setelah serangan militer Rusia di Ukraina, yang diluncurkan setelah berbulan-bulan negosiasi dengan Barat atas aspirasi keanggotaan NATO Kiev gagal.

Rusia telah lama mempertimbangkan gagasan Ukraina yang bergabung dengan aliansi risiko keamanan yang tidak dapat diterima.

Namun para pemimpin di Kiev, Washington, dan Brussel menolak untuk mengesampingkan keanggotaan untuk Ukraina dalam pakta era perang dingin.

Delegasi dari Ukraina dan Rusia berencana untuk bertemu di Belarusia pada Senin (28/2) waktu setempat untuk negosiasi tentatif. (tr/Sumber:Okezone)