Tentara Rusia Janji Warga Sipil Bebas Tinggalkan Kiev

  • Oleh : Dirham

Senin, 28/Feb/2022 22:20 WIB
Jubir Kemenhan Rusia mengklaim angkatan udara mereka telah mendominasi langit Ukraina pada hari kelima intervensi. Warga berjalan di stasiun kereta bawah tanah untuk meninggalkan kota Kiv, Ukraina Jubir Kemenhan Rusia mengklaim angkatan udara mereka telah mendominasi langit Ukraina pada hari kelima intervensi. Warga berjalan di stasiun kereta bawah tanah untuk meninggalkan kota Kiv, Ukraina

KIEV (BeritaTrans.com) - Tentara Rusia menyatakan warga sipil Ukraina bisa bebas meninggalkan ibukota negara tersebut, Kiev. Mereka juga mengklaim angkatan udara telah mendominasi langit Ukraina sebagai invasi pada hari kelima.

"Semua warga sipil di kota dapat dengan bebas meninggalkan ibukota Ukraina di sepanjang jalan raya Kiev-Vasylkiv. Arah ini terbuka dan aman," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dalam pernyataan yang disiarkan televisi, seperti dikutip dari Reuters, Senin (28/2).

Vasylkiv terletak di barat daya Kiev. Konashenkov mengisyaratkan Rusia sedang bersiap untuk menargetkan wilayah sipil Kiev. Di sisi lain, ia menuduh pasukan Ukraina tengah menggunakan warga sipil sebagai 'tameng manusia'.

Ia lantas mengutip saran yang diklaim dari pemerintah Ukraina terhadap warga Kiev untuk tinggal di rumah dan mematuhi jam malam.

Lebih lanjut, pihaknya mengklaim Kiev kini telah dikuasai oleh kelompok penjarah, perampok, dan nasionalis yang telah menerima senjata' dari pihak berwenang.

Saat ini perang masih berlangsung sejak Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada Kamis lalu. Setidaknya lebih dari 500 ribu warga Ukraina kini telah meninggalkan tanah air mereka, dengan lebih banyak lagi yang mengungsi di dalam negeri.

Sebuah tim pemantau hak asasi manusia PBB telah mengkonfirmasi 102 warga sipil tewas dan 304 lainnya terluka di Ukraina pasca tiga hari imbas mengalami invasi militer Rusia.

Angka ini jauh lebih sedikit dibanding data Kementerian Dalam Negeri Ukraina yang mengungkap 352 warga sipil terbunuh dalam invasi Rusia sejak 24 Februari. Setidaknya 14 orang di antaranya anak-anak. Selain itu dikatakan juga ada 1.684 orang yang mengalami cedera, ini termasuk 116 anak-anak.

Sementara kabar terbaru menyebutkan Rusia dan Ukraina melakukan pertemuan di perbatasan Belarusia untuk meredam konflik. (ds;sumber CNNIndonesia.com)