`Musik Sunda buat saya merinding`, cerita Kang Simon, `figur orang Sunda` di Inggris yang kemahirannya `buat malu orang Jawa Barat sendiri`

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 03/Mar/2022 18:56 WIB
Bahasa Sundanya juga bagus sekali, kata Hendrawati tentang Simon Cook. Foto: bbcindonesia.com. Bahasa Sundanya juga bagus sekali, kata Hendrawati tentang Simon Cook. Foto: bbcindonesia.com.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Simon Cook, pakar etnologi musik dan pengajar Gamelan Degung disebut rekan-rekannya di Bandung sebagai "figur orang Sunda" di Inggris dengan kemahiran dan kefasihan bahasa yang "bisa membuat malu" orang Sunda sendiri.

Simon yang saat ini mengajar alat musik Sunda di sejumlah universitas di London dan juga sekolah menengah internasional mengatakan "sulit dijelaskan" mengapa ia tertarik menggeluti salah satu musik tradisional Indonesia ini.

"Kalau musik pan menyentuh rasa, kalau ada sesuatu yang kena hati, memang itu sesuatu yang susah diterangkan... kalau ada lagu yang benar-benar kena, dirasa di hati terharu dan merinding bulu di sebelah sini," kata Simon sambil menunjuk ke tengkuknya, dalam bahasa Indonesia dengan aksen Sunda kental. Ia ditemui saat latihan bersama rekan-rekan pemain gamelan Inggris lain. 

Lili Suparli, dosen dan Ketua Jurusan Karawitan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, teman dan dosennya, menyebut Simon Cook sebagai "figur orang Sunda" dan juga "pengrawit Sunda tapi orang Inggris dengan kualitas yang sangat luar biasa".

"Dia sangat mahir gamelan Sunda, terutama gamelan degung dan gamelan-gamelan lain, juga memainkan sulingnya sangat bagus, apalagi nembang juga dia bisa," kata Lili.

"Dia bermain rebabnya juga bisa, kan itu rebab dikategorikan waditra atau instrumen di Sunda itu boleh dikatakan cukup sulit, tapi dia mampu memainkan itu sebagai orang Inggris gitu loh. Jadi saya katakan, dia seperti orang Sunda saja," katanya lagi.

Sementara Hendrawati Ashworth, penembang Sunda, yang sempat menjadi teman kuliahnya di ISBI (dulu bernama ISTI), menyebut kemahirannya bisa membuat orang Sunda malu sendiri.

"Ketika Pak Simon main musik Sunda, dilihat dari keterampilan dalam memainkan musik Sunda seperti orang Sunda asli. malah orang Sunda asli belum tentu bagus main musik Sundanya," cerita Hendrawati.

"Dan juga bicara bahasa Sundanya bagus sekali. Kadang orang Sunda suka malu kalau bicara bahasa Sunda sama Pak Simon karena bahasa Sunda Pak Simon bagus sekali," tambahnya.

Sementara Lili Suparli bercerita ketika berkunjung ke Inggris untuk kolaborasi pada 2018, bahwa istri Simon, seorang perempuan Sunda, "mengatakan bahasa Inggrisnya tak pernah bisa bertambah mahir karena mereka menggunakan bahasa Sunda di rumah".

"Menurut istrinya, ceu Oom, waduh saya belajar Bahasa Inggrisnya gak bener-bener karena Kang Simon itu kalau di rumah selalu berbahasa Sunda. Artinya, dia konteks kebudayaan Sundanya masih dipegang sampai sekarang," kata Lili.

Oom membenarkan saat ditanya BBC News Indonesia, bahwa sehari-hari mereka menggunakan bahasa Sunda.

Belajar musik Sunda lewat kaset

Simon Cook juga memperkenalkan diri dalam bahasa Sunda ketika BBC News Indonesia menemuinya saat latihan bersama pemain gamelan Inggris lain di City University, London di penghujung tahun 2021 lalu.

"Saya senang sekali bisa meneruskan budaya Sunda di Inggris," katanya.

"Udah lama sekali gamelan degung ini sejak 1990-an, kalau gak salah dibawa ke Inggris tahun '92. Kalau gamelan Jawa sudah ada sejak 1987, ada juga gamelan Bali," cerita Simon menunjuk tiga set gamelan yang ada di salah satu ruangan universitas itu.

Bersama teman-temannya ia berlatih gamelan setidaknya dua kali seminggu pada masa pandemi dalam dua tahun terakhir ini.

Selama latihan, beberapa kali ia berganti instrumen - menabuh gamelan, meniup suling, menabuh gong sambil menembang.

"Saya sudah lama sekali gak belajar di gurunya di Bandung," kata Simon. "Kami hafalkan lagu melalui rekaman-rekaman."

"Guru-guru saya banyak yang sudah gak ada sebenarnya. Waktu saya ke Bandung di awal 1990-an, saya cari empu-empu yang sekarang sudah meninggal," ceritanya lagi.

Ia banyak memejamkan mata saat menabuh gendang dan menembang. Lagu berjudul Hayu Batur dan Goyang Kerawang, dalam latihan hari itu,beberapa kali mereka ulang.

Dari pemain musik klasik, piano jazz, ke gamelan

Simon mengawali belajar dengan musik klasik melalui berbagai alat termasuk harpsichord, trombone serta sejumlah alat tiup seperti sackbut dan ophicleide.

Ia sering tampil sebagai pemain piano jazz di sejumlah lokasi di Inggris. Bersama dua temannya, ia membentuk The Simon Cook Trio, kelompok yang tampil reguler di acara Chobham jazz.

Pengajar musik di Royal Holloway University ini juga mengoleksi alat musik langka yang jarang dimainkan di depan umum seperti theremin, claviola, melodica, dan zanzithophone.

Sebagai pakar etnologi musik, Simon mempelajari gamelan secara khusus dan sempat tinggal di Indonesia, termasuk di Yogyakarta dan Bandung selama 12 tahun.

Berbagai alat musik Sunda ini baru dipelajari Simon setelah ia belajar gamelan Jawa Tengah di penghujung tahun 1970-an.

"Saya sempat ke Belanda tahun 1979, belajar dengan orang-orang Belanda, gamelan Jawa Tengah. Setelah itu saat tugas di Jogja. Sambil belajar gamelan Jawa, ketemu dengan tokoh gamelan, Pak Sri Hastanto almarhum, yang mengatakan, kenapa orang asing belajar gamelan Jawa Tengah, kenapa gak teliti lagu daerah lain" ceritanya.

Suara kecapi suling, gamelan degung langsung menarik perhatiannya.

"Setelah dua setengah tahun di Jogja, saya mulai cari kaset-kaset di Bandung, belum zaman MP3 waktu itu," katanya lagi.

Simon menyebut nama tokoh-tokoh yang diingatnya seperti Uking Sutrki dan Entis Sutisna, pakar yang ia sebut empu-empu.

Di antara berbagai momen di Bandung yang paling diingatnya adalah saat "carios pantun".

"Ada aki-aki tunanetra yang menjadi juru pantun. Waktu itu dongeng lutung kasarung, menarik sekali karena akar tembang Sunda ada di sini. Seperti dalang, tapi tak pakai wayang. Pakai lagu dan kecapi," ceritanya.

Yang membuat dia tertarik dengan pengalaman itu, kata Simon, adalah "juru pantun tunggal yang bisa mendongeng semalam suntuk, susah diikuti karena sastra Sunda kuno. Banyak yang gak dipahami, tapi sangat menarik," tambahnya lagi.

Rekan menembang Simon Cook, Hendrawati Ashworth mengatakan kemahirannya dalam musik Sunda "sangat bagus" dan ia tak kenal lelah mengenalkan seni ini di Inggris.

"Cara mengenalkan musik Sunda di Inggris beliau menyediakan tempat dan alat gamelan degung untuk siapa aja yang berminat mempelajari musik Sunda. Alhamdulilah sudah banyak muridnya yang belajar musik Sunda ke Pak Simon," kata Hendrawati.

"Cara beliau mengajar juga mudah dimengerti dan diterima atau dicerna oleh orang baru belajar. Beliau juga sering tampil di mana saja yang mengundang grup Pak Simon. 

"Kadang suka mengadakan workshop juga tentang musik Sunda. Yang belajar musik Sunda ke Pak Simon terdiri dari mahasiswa atau umum juga," cerita Hendrawati yang berlatih dengan Simon sejak 1990-an.

Lili Suparli yang pernah menjadi dosennya dan latihan bersama di London mengatakan gembira karena mantan muridnya ini menelurkan seniman-seniman baru melalui karyanya.

"Paling tidak murid-muridnya Kang Simon bisa tertular pemikiran-pemikiran Kang Simon untuk belajar terus gamelan Sunda. Selamat untuk Kang Simon selalu menjadi orang Sunda," kata Lily.

Mereka terakhir bertemu dalam kolaborasi pada 2018 di London dan rencana untuk melanjutkan kerja sama terganggu pandemi.

Tetapi Simon sendiri mengatakan walau mempelajari musik Sunda selama 10 tahun, ia merasa "ilmunya masih sedikit."

"Seperti puncak gunung es. Kalau ngambang di laut, yang menonjol cuma sedikit di atas dibanding di bawahnya," kata Simon. (dn/sumber: bbcindonesia.com)