Jakarta (BeritaTrans.com) - Sekitar lima superyacht (kapal mesiar mewah) milik miliarder Rusia berlabuh atau berlayar pada Rabu (2/3) di Maladewa, negara kepulauan di Samudra Hindia yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat (AS), menurut data pelacakan kapal.

Kedatangan kapal-kapal itu di kepulauan di lepas pantai Sri Lanka terjadi menyusul hujan sanksi Barat terhadap Rusia sebagai pembalasan atas invasi ke Ukraina yang dilakukan pada 24 Februari.

Baca Juga:
Pangkalan PLP Tanjung Priok Bareng Basarnas Gerak Cepat Ungkap Kesalahan Distress Alert Signal EPIRB dari Kapal MV Big Lilly

Rabu (2/3) malam Forbes melaporkan bahwa Jerman telah menyita mega yacht milik miliarder Rusia Alisher Usmanov di galangan kapal Hamburg.

Usmanov masuk dalam daftar miliarder yang akan menghadapi sanksi dari Uni Eropa pada Senin (28/2). Sebuah laporan Forbes berdasarkan tiga sumber di industri kapal pesiar mengatakan kapal pesiar Dilbar setinggi 512 kaki miliknya, senilai $600 juta, disita oleh pihak berwenang Jerman.

Baca Juga:
Penetapan Standar Minimum Gaji Pokok Awak Kapal di Kapal Berbendera Indonesia Dibahas

Sebelumnya, superyacht Clio, yang dimiliki oleh Oleg Deripaska, pendiri raksasa aluminium Rusal, yang disetujui oleh AS pada 2018, berlabuh di Ibu Kota Male pada Rabu (2/3), menurut data perkapalan MarineTraffic.

Titan, yang dimiliki oleh Alexander Abramov, salah satu pendiri produsen baja Evraz, tiba pada 28 Februari.

Baca Juga:
Mantap, HAIS Tambah Armada Tugboat dan Barge

Tiga kapal pesiar lainnya milik miliarder Rusia terlihat berlayar di perairan Maladewa pada Rabu (2/3), data menunjukkan. Mereka termasuk Nirvana setinggi 88 meter yang dimiliki oleh orang terkaya Rusia, Vladimir Potanin. Sebagian besar kapal terakhir terlihat berlabuh di pelabuhan Timur Tengah pada awal tahun ini.

AS telah mengatakan akan mengambil tindakan tegas untuk menyita properti orang-orang Rusia yang terkena sanksi.(amt/sumber:okezone.com)