Ini 3 Operator TransJakarta yang Paling Sering Kecelakaan Sepanjang 2022

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 02/Agu/2022 08:15 WIB
Bus TransJakarta. (Foto:Ilustrasi) Bus TransJakarta. (Foto:Ilustrasi)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Komisi B DPRD DKI Jakarta menggelar rapat kerja soal monitoring dan hasil rekomendasi evaluasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terhadap Transjakarta, Senin (1/8/2022).

Dalam rapat ini, DPRD DKI bertanya soal kecelakaan yang masih sering terjadi pada bus TransJakarta.

Baca Juga:
BPTJ Sebut Transjakarta Siap Jadi Operator JR Connexion dan Transjabodetabek

Direktur Operasi dan Keselamatan Transjakarta, Yoga Adiwinarto mengatakan, dari jumlah operator Transjakarta, terdapat tiga di antaranya yang paling sering kecelakaan.

"Operator (yang paling banyak kecelakaan) itu ada Steady Safe, PPD, dan Mayasari Bakti," ujar Yoga di gedung DPRD DKI.

Baca Juga:
26 Bus Listrik Resmi Mengaspal, Diluncurkan Dishub Provinsi DKI Jakarta, TransJakarta dan DAMRI

Berdasarkan catatan Transjakarta, tingkat kecelakaan atau accident rate operator Steady Safe per 100 ribu kilometer mencapai 0,98 persen selama periode Januari hingga Juni 2022.

Selanjutnya, operator PPD ada di posisi kedua accident rate tertinggi dengan 0,7 kecelakaan per 100 ribu kilometer.

Baca Juga:
Menjajal Transjakarta dengan Mau ke Mana Saja dengan Tarif Flat

Lalu ketiga adalah Mayasari Bakti dengan accident rate 0,69 per 100 ribu kilometer.

Kendati demikian, Yoga menyatakan kecelakaan yang terjadi tidak seluruhnya merupakan kesalahan dari pramudi TransJakarta. Sebab, ada beberapa bus Transjakarta yang tidak berjalan di jalur khusus.

"Contohnya ada kasus motor jatuh duluan, kemudian tidak sengaja tertabrak bus kami. Jadi memang tidak serta-merta ini semuanya kesalahan dari pramudi," jelasnya.

Selain itu, ada juga kecelakaan lain seperti konflik dengan pengguna lalu lintas lain, penumpang terjepit dan terjatuh, dan kecelakaan menabrak pejalan kaki.

Faktor kecelakaan disebutnya kebanyakan karena masalah kebugaran pengemudi, kompetensi pengemudi, hazard atau halangan dalam lintasan, ketidak hati-hatian penumpang atau pengguna jalan lain, serta pengaruh obat-obatan.

Namun demikian, tingkat kecelakaan TransJakarta disebutnya turun pada 2022 dibandingkan tahun 2020 dan 2021.

Accident rate per 100.000 kilometer tahun 2020 mencapai 3,18 persen. Tingkat kecelakaan kemudian turun drastis di 2021 menjadi 0,78 persen dan 0,43 pada semester pertama 2022 selama Januari sampai Juni 2022.

"Secara umum, accident rate di TransJakarta mengalami penurunan di dua tahun terakhir, termasuk pada semester pertama di 2022," pungkasnya.(fh/sumber:suara)