Maroko Negara Pertama yang Tolak Turis China

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 03/Janu/2023 23:05 WIB
Ilustrasi turis China (AP/Mark Schiefelbein) Ilustrasi turis China (AP/Mark Schiefelbein)


Jakarta (Beritatrans.com) - Di saat negara lain menyambut hangat turis China, Maroko dengan tegas menolak penerbangan yang datang dari China. Mereka khawatir dengan penyebaran virus Corona.

Diberitakan Reuters, Selasa (3/1/2023) Kementerian Luar Negeri Maroko mengungkapkan mulai 3 Januari memberlakukan larangan masuk untuk siapapun yang datang dari China. Langkah itu untuk mencegah gelombang virus Corona.

Padahal, Maroko termasuk negara yang pariwisatanya juga ramai oleh turis China. Ribuan turis mengunjungi Maroko dari China setiap tahun, biasanya melakukan perjalanan dengan penerbangan yang datang melalui Teluk.

Kebijakan itu membuat Maroko menjadi negara pertama yang menutup pintu bagi turis China.

Sebelumnya, sejumlah negara hanya memperketat prosedur masuk turis China. Caranya, dengan meminta tes pra-kedatangan untuk penerbangan dari China. Namun mereka tidak sampai ke tahap larangan.

Sejumlah negara, Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), Israel, India, Italia, Jepang, Malaysia, Taiwan, Inggris, Prancis, dan Spanyol meminta hasil tes negatif dari turis China.

Sikap pembatasan ini memicu Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mendesak negara-negara di dunia tidak membatasi turis dari negara mereka.

"China selalu meyakini bahwa tindakan pencegahan pandemi dari semua negara harus ilmiah dan sesuai, juga tidak boleh mempengaruhi perjalanan dan kerja sama," kata Wang.

"Kami juga mencatat bahwa baru-baru ini pakar kesehatan dari sejumlah negara percaya bahwa dari sudut pandang ilmiah, tak perlu memberlakukan pembatasan masuk kepada turis China," dia menambahkan.

China cabut pembatasan ketat
Otoritas Chnia mengumumkan bahwa mereka telah mencabut kebijakan karantina bagi warganya yang datang dari luar negeri. Bagi yang melakukan perjalanan masuk dan keluar mulai 8 Januari, warga dan para pelancong hanya perlu menunjukkan tes PCR negatif.

Salah satu alasan mereka melonggarkan aturan ketat yang selama ini mereka lakukan adalah untuk membangkitkan kembali ekonomi dan menyambut Tahun Baru Imlek.

Namun setelah pembatasan tersebut, penyebaran Covid di negara China tidak terkendali dan langsung melonjak tinggi.
(ny/Sumber:detik.com)