Rekayasa Jalan Satu Arah Tangerang Selatan Tuai Pro dan Kontra

  • Oleh : Dirham

Senin, 06/Mar/2023 13:55 WIB
Jalan satu arah yang diterapkan Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jalan satu arah yang diterapkan Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan (Tangsel),

SERPONG (BeritaTrans.com) - Jalan satu arah yang diterapkan Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menuai pro-kontra di masyarakat. 

Meski memperlancar jalan di pagi hari lantaran ruas menjadi lebih lebar, penerapan jalan satu arah tersebut juga dianggap menyita waktu dan memperpanjang jarak tempuh para pengguna jalan.

Dalam pantauan, jalur satu arah tersebut mengelilingi empat persimpangan, yakni Jalan Tekno Widya, Jalan Ciater Barat, Jalan Puspitek, dan Jalan Raya Serpong.

Dinas Perhubungan Kota Tangsel menerapkan kebijakan tersebut mulai Kamis (2/3). Jalan tersebut dibuka mulai pukul 06.00-09.00 WIB untuk pagi dan 16.00-18.30 WIB untuk sore.

Salah satu warga bernama Abdul (42) mengeluhkan kebijakan tersebut. Sebab, kebijakan tersebut membuatnya kerepotan saat hendak menuju Kecamatan Setu, Tangerang Selatan.

"Ya itu apa fungsinya satu arah begitu. Ini imbauan dari masyarakat. Saya mau ke Kecamatan Setu harus ambil jalan mutar ke arah Pamulang dulu," ujar Abdul, Jumat (3/2).

Dia juga mengeluhkan padatnya jalan saat kebijakan tersebut diberlakukan pada sore hari. Menurutnya, kebijakan tersebut tak memberi solusi karena kendaraan menumpuk di depan kiosnya.

"Itu kalau sore macetnya ampun-ampunan. Udah tau orang banyak yang pulang ke Bogor pasti lewat jalan ini. Kalau satu arah begini orang dari Serpong pasti lewat sini semua," kata dia.

Wartawan juga menemui seorang warga bernama Hartati (53) yang kebingungan di Kecamatan Setu lantaran tak ada angkutan umum mengarah ke RSU Hermina Serpong.

"Saya dari Rumpin, Kabupaten Bogor. Mau ke RSU Hermina. Ibu harusnya naik angkutan umum di situ (Kecamatan Setu) biasanya ada," tuturnya.

Saat mengetahui jalan tersebut harus memutar, dirinya ngotot ingin berjalan kaki melewati Jalan Raya Puspitek sepanjang 1,5 kilometer untuk mendaftar BPJS dan melakukan pemeriksaan kesehatan.

"Ya udah, ibu jalan kaki saja lah lurus dari pada ibu ketinggalan. Biarin lah jauh juga, abis ibu takutnya kesiangan dokternya cuma sampai jam 11 siang," kata dia.

Pantauan, terdapat rombongan pengendara motor yang menumpuk di depan Gudang Taman Tekno. Mereka mengaku ingin menyeberang menuju Jalan Hutama Karya (HK) yang ada di seberang jalan.

"Ini mau nyeberang doang ke depan enggak dibolehin sama petugas. Padahal cuma nyeberang aja, kota disuruh muter dulu ke lewat Ciater, Pamulang, dan Setu. Padahal tinggal nyeberang aja," ujar Rizky (27).

Kebijakan ini banyak ditolak oleh pengguna jalan. Beberapa spanduk protes terbentang di kawasan tersebut. 

"Satu arah bikin susah. Kebijakan bikin sengsara," tulis salah satu spanduk. "Tolak satu arah, kebijakan bikin ribet," tulis penolakan warga di pembatas jalan.

Upaya urai kemacetan jam sibuk

Menurut Kepala Seksi Dishub Tangsel Fiqa Permana, kebijakan tersebut merupakan upaya untuk mengurai kemacetan lalu lintas karena volume kendaraan yang membeludak.

"Iya (jalan memutar) itu searah jarum jam. Ini merupakan salah satu upaya kami untuk mengurai kemacetan akibat aktivitas masyarakat, sekolah, ke pasar dan sebagainya," ujar Fiqa.

Fiqa mengatakan aktivitas sekolah, volume kendaraan saat jam berangkat kerja yang mengarah ke BSD menjadi sumber kemacetan. Menurutnya, kendaraan banyak berasal dari Gunung Sindur, Prumpung, Pamulang, dan Serpong.

"Sementara beban volume itu tidak menampung kapasitas jalan yang tersedia. Sehingga, kami memberlakukan satu arah. Akan tetapi, kami berupaya untuk memperlancar volume lalu lintas yang ada," kata dia.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Tangsel Topan tak buru-buru mengeklaim kebijakan yang diterapkan tersebut sudah berhasil. Namun menurutnya arus lalu lintas di pagi hari menjadi lebih kondusif.

"Akan tetapi, kalau di sore hari memang sangat padat. Ada beberapa ruas yang volumenye sangat ramai, di antaranya Jalan Tekno Widya menuju Rawa Buntu dan Rawa Buntu ke arah Jalan Ciater Barat atau Viktor," ucapnya.

Setelah melakukan inventarisasi, Topan mengatakan kepadatan jalan disebabkan oleh penumpukan kendaraan di beberapa penyempitan jalan di Rawa Buntu.

"Volume kendaraan yang banyak itu tidak bisa menampung kapasitas jalan. Sehingga kemacetan mengekor ke bundaran Jalan Tekno Widya di depan Perumahan Batan Indah," kata dia.

Menurutnya, kajian dan uji coba penerapan jalan satu arah tersebut sudah dilakukan sejak 22 November 2022 alias saat siswa-siswi masih libur.

Ia mengatakan salah satu sumber kemacetan adalah aktivitas sekolah SMAN 2 Tangerang Selatan. Para orang tua murid acap kali menurunkan anaknya di depan sekolah yang tak memiliki lahan khusus sehingga terjadi penumpukan kendaraan.

"Karena sekolahan itu tidak punya sarana lahan parkir. Sehingga, mereka (orang tua murid) berhenti di depan sekolah. Tindakan itu menimbulkan hambatan kendaraan," kata Topan.

Atas dasar kajian yang dilakukan pada 22 November tersebut, rekayasa satu arah dilakukan agar jalan menjadi lancar dan cepat.

Meski demikian, pihaknya masih akan berdiskusi dan mengkaji ulang untuk menerapkan jalan satu arah pada sore hari.

"Sore itu mungkin nanti arusnya kita ganti tidak seperti di pagi hari. Sorenya masih kita evaluasi, dalam jangka waktu dekat ini kita harus mendapat solusi lain," ucapnya.

Topan mengatakan akan ada kebijakan lain yang berkelanjutan setelah menerapkan jalan satu arah. Mulai dari menyediakan angkutan massal, bis sekolah, dan transportasi publik lainnya yang aman bagi masyarakat.

"Namun memang tidak bisa langsung kita lakukan karena penentuan rute itu harus jadi bahan bahasan. Nanti mungkin kami siapkan angkutan untuk masyarakat," tuturnya.

Ia juga mengharapkan agar masyarakat bisa berperan aktif dalam hal ini. Topan juga mengaku membuka pintu kantor seluas-luasnya jika ada koreksi.

"Silahkan sampaikan, nanti kita evaluasi bareng-bareng. Mengubah rekayasa jalan memang mudah, akan tetapi kan mengubah kebiasaan orang itu yang sulit. Jadi, harus ada pengertian dari para pengguna jalan," tegasnya. (ds/sumber CNNIndonesia.com)