Kementerian-KP Perkuat Jejaring Perbenihan Nasional Dorong Produksi Induk Unggul

  • Oleh : Fahmi

Sabtu, 24/Jun/2023 13:59 WIB
Foto:Istimewa Foto:Istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong percepatan produksi induk unggul dan benih bermutu dengan menggandeng stakeholder pusat dan daerah, akademisi dan lembaga riset untuk mengembangkan teknologi serta pemuliaan induk unggul.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu mengungkapkan bahwa ketersediaan benih berkualitas di sisi hulu menjadi salah satu tantangan yang dihadapi dalam mencapai target produksi perikanan budidaya nasional. Dibutuhkan komitmen bersama dalam mendukung program yang telah dicanangkan serta menjalin kerjasama dengan seluruh stakeholder yang terlibat. 

Baca Juga:
KKP dan Unsyiah Banda Aceh Teken Kerja Sama guna Dukung Pengawasan Sektor Kelautan Perikanan

“Seperti diketahui, KKP saat ini tengah mengusung program kerja berlandaskan ekonomi biru dengan lima komoditas utama yaitu udang, lobster, kepiting, nila dan rumput laut. Penyiapan benih berkualitas memiliki peran penting agar program kerja yang dicanangkan dapat berjalan dengan baik” ujar Dirjen yang biasa disapa Tebe tersebut.

Tebe juga menilai bahwa pemenuhan produksi dan kebutuhan induk unggul serta benih bermutu memerlukan dukungan dari berbagai pihak, sedangkan KKP sebagai regulator akan menyiapkan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria yang dibutuhkan sebagai pedoman untuk implementasi di lapangan.

Baca Juga:
Kementerian-KP Tawarkan Peluang Hilirisasi Perikanan di IABF 2024

“Salah satu pendekatan yang dilakukan guna mengatasi kendala produksi dan memenuhi kebutuhan induk unggul dan benih bermutu yaitu meningkatkan koordinasi melalui pembentukan jejaring perbenihan nasional untuk peningkatan mutu calon induk, induk dan benih ikan yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 11 Tahun 2022 tentang Jejaring Perbenihan Nasional” papar Tebe.

“Harapan kami bahwa jejaring ini dapat menumbuhkan ekosistem logistik penyediaan benih dan induk yang efektif, efisien, komprehensif, serta selaras dalam pengambilan kebijakan baik di level pusat hingga ke daerah,” pungkas Tebe.

Baca Juga:
Paus Sperma Kerdil Terdampar di Gorontalo, Ini Langkah KKP

Sementara itu, Direktur Perbenihan KKP, Nono Hartanto mengungkapkan bahwa jejaring perbenihan nasional merupakan gabungan unsur pemerintah pusat dan daerah, seperti UPT lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, UPT Badan SDM KKP yang menangani produksi induk dan benih ikan, UPTD provinsi dan kabupaten/kota serta lembaga swasta di bidang pemuliaan induk.

“Kami juga telah berkoordinasi dengan seluruh anggota jejaring untuk mensinergikan komitmen dalam pengelolaan perbenihan perikanan, khususnya pada percepatan produksi induk dan benih bermutu yang siap untuk didistribusikan kepada masyarakat dengan standar kualitas yang terjaga. Selain itu, jejaring perbenihan juga diharapkan dapat menyamakan persepsi terkait kewenangan dan penganggaran di daerah, khususnya dalam pengelolaan UPTD yang menangani induk dan benih ikan,” papar Nono.

Nono juga berkata bahwa KKP juga turut menggandeng pihak akademisi serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait pengembangan teknologi serta pemuliaan induk unggul untuk peningkatan efisiensi budidaya serta meningkatkan produksi benih bermutu yang beredar di masyarakat.

“Tahun ini kami fokus pada kegiatan pemuliaan untuk peremajaan atau menghasilkan induk unggul dan benih bermutu sesuai dengan kebutuhan pembudidaya. Kami harap feedback dari masyarakat atas produk pemuliaan yang diproduksi untuk mengetahui performa dan peningkatan kualitas ke depan,” jelas Nono.

Sementara itu, Profesor Riset dari Pusat Riset Perikanan BRIN, Prof. Ketut Sugama mengatakan bahwa BRIN siap berkomitmen memberikan dukungan terhadap pengembangan induk komoditas unggulan perikanan budidaya melalui pembentukan Rumah Program Riset Aquaculture – BRIN yang akan berfokus  pada kegiatan domestikasi dan pemuliaan ikan konsumsi untuk ketahanan pangan berbasis bioteknologi serta adaptif terhadap perubahan iklim.

“Selain itu, fokus riset juga akan menyasar pada rekayasa lingkungan dan wadah akuakultur berkelanjutan, pengelolaan limbah budidaya ikan berbasis zero waste dan perubahan iklim serta teknologi pangan ramah lingkungan dan kesehatan ikan,” jelasnya.