InJourney Airports Menargetkan Jadi Operator Bandara Terbesar Kedua di Dunia

  • Oleh : Naomy

Selasa, 02/Apr/2024 23:49 WIB
Jajaran BOD PT Angkasa Pura Indonesia bersama AP1 dan APII Jajaran BOD PT Angkasa Pura Indonesia bersama AP1 dan APII


JAKARTA (BeritaTrans.com)  – PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports menargetkan untuk menjadi operator bandara kedua terbesar di dunia pada tahun 2045. 

Optimisme itu muncul sejak dibentuk pada 28 Desember 2023, lantaran InJourney Airports sudah mampu menduduki posisi operator bandara kelima terbesar di dunia. 

Baca Juga:
InJourney Airports Sambut Positif Penetapan Baru Bandara Internasional

Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi menyampaikan, integrasi Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II yang melahirkan InJourney Airports bukan hanya memperkuat posisi perusahaan di mata dunia, tetapi juga menjadi operator bandara terbesar dengan potensi valuasi US$ 8 miliar pada 2045 berdasarkan trafik penumpang. 

“Untuk itu, InJourney Airports hadir untuk menjadi solusi dalam menghadapi tantangan industri aviasi dan pariwisata Indonesia,” ujar Faik Fahmi pada Media Gathering bersama Media bertemakan Kupas Tuntas Bersama InJourney Airports di Jakarta, Selasa (2/4/2024). 

Baca Juga:
InJourney Airports Layani 35,3 Juta Pergerakan Penumpang Selama Triwulan I

Dia menjelaskan berbagai tantangan di industri aviasi antara lain bandara yang belum terintegrasi, ketidakseimbangan trafik, rendahnya utilisasi, operasional pesawat yang kurang optimal, bandara kecil yang underutilized, transit overflying belum optimal. 

Selain itu juga investasi yang tak seimbang, kondisi keuangan, penyertaan modal atau capex yang tinggi, pola kelola, koordinasi ekosistem yang kompleks, serta pesawat terbatas. 

Baca Juga:
InJourney Airports Layani 7,4 Juta Penumpang selama Angkutan Lebaran

Karena itu, InJourney Airports hadir untuk menjawab tantangan tersebut dengan menjalankan misi utama yakni meningkatkan konektivitas udara, mendukung pertumbuhan pariwisata Indonesia, memperbaiki kinerja keuangan bandara, serta meningkatkan cakupan serta kecepatan logistik udara disempurnakan dengan memperbaiki customer service. 

Saat ini InJourney Airports mengelola 35 bandara yang mencakup wilayah Barat hingga Timur Indonesia. 

"Dengan jumlah bandara itu, InJourney Airports melayani 615 rute domestik dan 192 rute internasional dengan setidaknya memiliki kapasitas bandara mencapai 217 juta penumpang," ucapnya. 

"Dengan kekuatan 35 bandara yang dikelola perusahaan, InJourney Airports dapat dibilang menjadi wajah bangsa Indonesia."

Berdasarkan data statistik Angkutan Udara pada 2019, bandara-bandara InJourney Airports melayani sekitar 170,45 juta penumpang atau 88,5% dari total trafik penumpang di seluruh bandara di Indonesia. 

Melalui tantangan serta solusi yang diberikan, InJourney Airports kata Faik, diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat, maupun ekosistem Grup InJourney. 

Bagi pemerintah, InJourney Airports dapat meningkatkan kontribusi pendapatan negara melalui dividen serta mendukung capaian visi “10 Bali Baru”.

"Sedangkan bagi masyarakat, InJourney Airports tentu dapat menjadi sarana konektivitas domestik dan internasional, memberikan experience kepada penumpang, serta berkontribusi meningkatkan cakupan dan kecepatan kargo," ungkap dia. 

Bagi ekosistem, InJourney Airports juga dapat mencapai skala global yakni sebagai nomor lima operator bandara terbesar dunia pada 2023 dan nomor dua besar pada 2045, meningkatkan profitabilitas, sumber dan posisi keuangan terintegrasi, serta kolaborasi efisien dalam ekosistem aviasi. 

“Karena itu, kami hadir untuk menjawab tantangan industri aviasi  Indonesia dan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kualitas layanan publik yang menjadi manfaat substansial bagi Indonesia,” imbuh Faik. (omy)