Selamat! ICAO dan ACI Berikan Sertifikat Akreditasi kepada Bandara Soekarno-Hatta dalam Tangkal Covid-19

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 11/Nov/2020 12:06 WIB
Certificate Of Accreditation Bandara Soekarno Hatta yang di keluarkan ICAO (Foto/Beritatrans.com) Certificate Of Accreditation Bandara Soekarno Hatta yang di keluarkan ICAO (Foto/Beritatrans.com)

MONTREAL (BeritaTrans.com) – Manajamen PT Angkasa pura II bikin prestasi lagi. Level internasional pula.

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dan Asosiasi Bandara Internasional (Airports Council International) memberikan sertifikat akreditasi CART kepada Bandara Soekarno-Hatta.

Baca Juga:
Bandara Soekarno-Hatta Ramai, Penumpang Penuhi Konter Check In

Sertifikat itu ditandatangani Dirjen ACI Luis Felipe de Oliveira dan Direktur ACI Asia Pasifik Stefano Baronci.

Kabar menggembirakan sekaligus membanggakan itu diungkapkan Perwakilan Indonesia di ICAO dan Atase Perhubungan RI di Kanada, Dr. Afen Sena, kepada BeritaTrans.com dan Aksi.id, Rabu (11/11/2020).

Baca Juga:
Ditjen Hubud Terus Upayakan Dekarbonasi Bidang Penerbangan

“Itu pengakuan lembaga dunia di bawah PBB bahwa Angkasa Pura II, dalam hal ini Bandara Soekarno-Hatta, mengimplementasikan penuh seluruh rekomendasi Council Aviation Recovery Task Force (CART) dalam memprioritaskan kesehatan dan keselamatan penerbangan, berkaitan dengan pandemi Covid-19,” jelasnya.

Afen Sena menjelaskan ACI merupakan lembaga yang ditunjuk ICAO dalam asesmen akreditasi CART. “Selamat kepada PT Angkasa Pura II. Selamat kepada Pak Awaluddin yang bersama jajarannya bekerja keras untuk itu sehingga bandara kita terus mendapat pengakuan internasional,” cetusnya.

Baca Juga:
Kronologi AP II Pecat 3 Petugas Bandara Soetta Karena Jemput Bahar Bin Smith

 

 

Dia menegaskan belum banyak bandara internasional yang mendapat sertifikat tersebut. “Untuk Indonesia, saya baru tahu Bandara Soekarno-Hatta. Untuk bandara lainnya, saya belum mendapat informasi lebih lanjut,” ungkapnya.

Safe Travel Campaign

Sebelumnya PT Angkasa Pura II (Persero) bersama stakeholder pada Rabu (29/7/2020) mencanangkan ‘Safe Travel Campaign: Safe Airport for Safe Travel Experience’ di 19 bandara yang dikelola perseroan.

Safe Travel Campaign yang akan berlangsung mulai 29 Juli – 4 September 2020 sekaligus menjadi deklarasi seluruh stakeholder menjaga bandara AP II siap dalam menghadapi tantangan COVID-19.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin secara simbolis meluncurkan Safe Travel Campaign secara online bersama Kepala Otoritas Bandara Soekarno-Hatta Herson, Direktur Keamanan Penerbangan Kementerian Perhubungan Mohammad Alwi dan Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Dadun Kohar, serta Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf.

Peluncuran kampanye ini juga diikuti oleh TNI/Polri, AirNav Indonesia, pihak ground handling, Balai Karantina, Kantor Imigrasi, maskapai, operator kereta bandara, operator transportasi darat dan seluruh tenant.

Di dalam peluncuran kampanye, Awaluddin mengatakan bahwa Safe Travel Campaign bertujuan mewujudkan pengalaman perjalanan yang aman, memastikan kesiapan operasional dan staf menghadapi new normal, serta membangun kembali kepercayaan dan keyakinan traveler untuk bepergian dengan pesawat.

Raih Akreditasi Karbon Bandara

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta di Indonesia dan empat bandara di Thailand – Chiang Mai, Don Mueang, Hat Yai, dan Mae Fah Luang Chiang Rai – bergabung dengan 21 bandara lain di Asia Pasifik yang sejauh ini telah diakreditasi ACI berkaitan dengan program menekan karbon bandara pada tahun 2014.

Program ini kali pertama diluncurkan oleh ACI Eropa pada tahun 2009 dan diperpanjang untuk menyertakan anggota ACI Asia-Pasifik pada bulan November 2011. Lima bandara baru telah diakreditasi pada tingkat Pemetaan pertama, di mana mereka diharuskan untuk menentukan emisi dalam batas operasional mereka, menghitung emisi karbon tahunan mereka, menyusun laporan jejak karbon dan memverifikasi secara independen. Bulan lalu, program tersebut menerima dorongan lebih lanjut ketika diperluas ke Amerika Utara
(awe).