Meski Sudah Lebih 1 Tahun, Keluarga ABK Belum Yakin Peristiwa Tenggelamnya Kapal MV Nur Aliya

  • Oleh : Naomy

Jum'at, 05/Feb/2021 16:53 WIB
Laporan hasil investigasi KNKT pada peristiwa Kapal MV Nur Aliya Laporan hasil investigasi KNKT pada peristiwa Kapal MV Nur Aliya

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Meski sudah lewat satu tahun lebih musibah tenggelamnya Kapal Nur Aliya yang membawa nekel di perairan Halmahera, namun keluarga anak buah kapal (ABK) masih belum yakin.

"Kami sama sekali tidak menerima informasi yang bisa meyakinkan bahwa mereka telah tiada," ujad Eka salah satu keluarga ABK di sela Paparan  Hasil Investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melalui meeting zoom, Jumat (5/2/2021).

Baca Juga:
Besok Puncak Arus Penyeberangan Jelang Tahun Baru di Lintas Ketapang-Gilimanuk

Dia juga mengaku bahwa pihak perusahaan seharusnya ada di samping mereka para keluarga ABK untuk memberikan perhatian dan meyakinkan kondisi yang terjadi.

Untuk itu, pihaknya menaruh harapan pada pemerintah melalui KNKT, apakah bisa mendaoatkan informasi yang benar-benar bisa membuatnya percaya.

Baca Juga:
Kapal Tenggelam di Buton Tengah Tewaskan 15 Orang, `Keselamatan Perairan Enggak Dipikirkan`

"Kami kan ingin mengurus sebaik mungkin bila benar-benar ada kepastiian bahwa memang kapal itu tenggelam dan tiada yang dapat ditemukan," katanya.

Keluarga korban lainnya juga menyatakan kekecewaannya atas langkah perusahaan yang dinilainya tak ada itikad baik.

Baca Juga:
Basarnas Kendari Evakuasi 11 Penumpang Kapal Bocor Tangki BBM di Buton Utara

"Bahkan perusahaan telah membuat kapal dengan nama sama tanpa melihat duka yang mendalam dari keluarga ABK," katanya.

Dalam kesempatan itu perwakilan Basarnas selaki institusi yang melakukan pencarian korban musibah kapal Nur Aliya, Agus Haryono menyampaikan keprihatinannya dan menyatakan kesunggihan yang telah dilakukan pihaknya. 

"Kami berupaya keras bahkan menambah waktu penxarian hingga dua kali dari batas ketentuan SAR yakni tujuh hari, namun kami memag tidak menemukan korban kapal," ungkapnya.

Seluruh perangkat sudah diturunkan baik melalui laut, udara, bahkan pesisir hingga pulau dipantau untuk mengoptmalkan pencarian.

Pihaknya juga dibant oleh KNKT,  TNI, dan Polri dalam pencarian korban kapal tenggelam tersebut, namun hasilnya tetap nihil.

"Kami hanya menemukan lifebouy dan lifecraft dari hasil pencarian tersebut hingga akhirnya dinyatakan ditutup," imbuh dia.

Seperti diketahui, Kapal kargo MV Nur Allya dinyatakan hilang sejak 22 Agustus 2019. Kapal tersebut berangkat dari pelabuhan Sagea, Halmahera Tengah, menuju Pulau Morosi, Sulawesi Tenggara, pada 20 Agustus 2019 dengan memuat sekitar 50.000 ton nikel.

Kapal MV Nur Allya sempat mengirimkan sinyal marabahaya pada 23 Agustus 2019 dari perairan Obi, Halmahera hingga dinyatakan tenggelam. (omy)