Pramugari ini Ungkap Cara Mengatasi Penumpang yang Meninggal di Pesawat

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 05/Feb/2021 21:58 WIB


Jakarta (BeritaTrans.com) - Seorang pramugari bernama Sheena Marie sempat menjadi sensasi di sosial media TikTok.

Hal itu terjadi karena terdapat sejumlah warganet yang merasa ketakutan setelah melihat ungkapan yang ia unggah dalam sebuah video di akun pribadinya.

Baca Juga:
Pesawat Boeing 787 LATAM Airlines Terjun Bebas, Penumpang Terlempar dari Kursi hingga 50 Terluka

Dilansir dari dailystar.co.uk dalam video itu ia mengungkapkan cara mengatasi penumpang yang meninggal tiba-tiba di tengah perjalanan.

Marie mengatakan, pesawat biasanya hanya memiliki sedikit ruang kosong, sehingga jenazah biasanya hanya diletakkan di dekat penumpang.

Baca Juga:
Pesawat Boeing United Airlines Menukik 28 Ribu Kaki Sekitar 10 Menit, Penumpang Panik

Kenyataan inilah yang membuat banyak warganet tidak dapat mengira sebelumnya.

"Jika mereka mengalami serangan jantung dan meninggal, dan tidak ada yang dapat kami lakukan untuk mengatasinya, dan kami tidak dapat memulai CPR, kami hanya akan menunggu sampai kami mencapai tujuan akhir kami," katanya dalam video itu.

Baca Juga:
Malah Beli Kopi saat Boarding, Istri Ditinggal Suami Naik Pesawat

"Kami akan tetap menimpan mayat itu di tempat duduknya," katanya lagi.

Lebih lanjut lagi ia mengatakan, jika di pesawat kebetulan ada ruang kosong maka mayat bisa saja ditaruh pada kursi bagian paling belakang.

Jenazah akan dipindah ke sana kemudian petugas pesawat akan menutupi jenazah menggunakan selimut.

Saat mendarat, penumpang akan diturunkan sebelum tenaga medis profesional naik dan mengeluarkan jenazah dari dalam pesawat.

Ia menambahkan, setelah pesawat tiba di pemberhentian, awak kabin akan segera menghubungi keluarga untuk ditindak lanjuti.

Sejak dibagikan, video tersebut telah menjadi viral di TikTok karena membuat warganet merasa ketakutan.

Banyak di antara warganet membayangkan jika seandainya duduk di samping orang meninggal di tengah penerbangan dengan jarak jauh.

 

“Bayangkan hanya harus duduk di samping mayat dalam penerbangan 12 jam,” tulis satu orang.

"Tidak akan berbohong, saya akan mengalami serangan panik besar-besaran jika ada orang mati yang duduk di sebelah saya selama sisa penerbangan," kata warganet yang lainnya.

"Saya akan menuntut jika saya harus duduk di samping mayat yang tidak segera dipindahkan," tulis warganet ketiga.

Dalam kolom komentar video itu warganet lain juga mengatakan, kalau ia sempat berfikir jenazah akan dilemparkan saja ke luar jendela.

Kemudian petugas pesawat memasang sebuah parasut untuk jenazah tersebut dan telah dibuka sebelumnya.

Meski kejadian seperti itu jarang terjadi, seorang penumpang sebelumnya mengungkapkan apa yang terjadi ketika suaminya meninggal dalam penerbangan jarak jauh.

Sue Jackman, yang terbang dari Los Angeles di AS ke Auckland, Selandia Baru, mengatakan suaminya ditinggalkan di kursi tidurnya yang ditutupi selimut saat dia berbaring di sampingnya.

Tidak Menjaga Sepatu di Pesawat Bisa Berakibat Fatal? Berikut Penjelasan dari Mantan Pramugari

Ilustrasi pramugari sedang memberi instruksi ke penumpang. (Flickr/ Bernal Saborio)

 

Pramugari merupakan petugas pesawat yang sudah ahli dan banyak makan asam garam penerbangan.

Maka memang sudah seharusnya semua penumpang mendengarkan arahan baik yang agar tetap aman dan nyaman selama penerbangan.

Mantan pramugari dari British Airways misalnya, ia tidak pernah lupa selalu mengingatkan untuk menjaga sepatu selama penerbangan karena ini hal yang sangat penting.

Dilansir dari express.co.uk pramugari bernama Hayley Bowles mngatakan, penerbangan memang akan sangat melelahkan dan tidak selalu nyaman.

Satu di antara hal yang tidak membuat nyaman adalah melepas sepatu, karena akan menyebabkan resiko besar.

Ia juga menambahkan, bahwa penting untuk memakai alas kaki terutama untuk lepas landas dan mendarat.

Sebab, jika ada sebuah kesalahan, maka penumpang diharuskan mengevakuasi diri dari pesawat.

"Jika penumpang sedang mengevakuasi diri dari pesawat, tentu memerlukan sepatu dan semua penumpang harus bisa lari," ujar Bowles.

Lebih lanjut Bowles menjelaskan, pada September 2015 sebuah pesawat BA terbakar saat bersiap lepas landas di landasan pacu Bandara Internasional McCarran di Las Vegas, AS.

Pada saat kejadian ini semua penumpang harus dievakuasi, dan tentu penumpang yang tidak memakai sepatu akan sangat kewalahan

"Karena di Las Vegas sangat panas, semua telapak kaki penumpang terbakar saat mereka berlari melintasi landasan," kenang Bowles.

Akibat insiden ini, Bowlespun selalu memastikan agar penumpang selalu memakai alas kaki mereka selama di perjalanan.

"Itu menjadi hal besar bagi saya karena saya sudah melihatnya secara langsung," kata mantan pramugari itu.

"Saya selalu mengatakan kepada penumpang, 'maukah kamu memakai sepatu untuk lepas landas?' mereka tidak perlu tahu alsannya, tapi saya tahu mengapa" katanya sekali lagi.

Selain untuk keselamatan, penumpang yang tidak mengenakan sepatu dan berlajan tanpa alas kaki di sekitas kabin merupakan hal yang menjijikkan.

Mantan pramugari yang telah bekerja selama enam tahun ini juga memperingatkan, penumpang tentang tumpahan toilet di situs berbagi konten Reddit AS.

"Tolong jangan pernah masuk ke toilet dengan telanjang kaki," tulis mereka pada secarik kertas.

“Saya berjanji, sembilan dari 10, itu bukan air di lantai, karena toilet memang benar-benar menjijikkan dan hanya dibersihkan di akhir rute," katanya.

Menurutnya, selama 12 jam pesawat digunakan oleh sekitar 200 orang yang menggunakan toilet.

entu saja, hal ini akan membuat penumpang berperilaku dengan cara tertentu dan bisa jadi rumit dalam penerbangan.

Menurut Bowles, kecemasan yang tinggi di pesawat akan membuat suasana penerbangan menjadi sangat aneh.

“Pada akhirnya, tugas saya adalah berbicara dengan keluarga,” jelasnya.

"Dan bertahun-tahun saya menulis di papan, saya pikir telah benar-benar menempatkan saya pada posisi yang baik karena kemampuan saya untuk membangun hubungan dengan seseorang dengan sangat cepat, dan untuk membaca seseorang serta mengetahui apa yang dibutuhkan orang itu," katanya.

Bowles mengaku, bekerja di bawah naungan British Airways telah meningkatkan standarnya.

"Saya pikir, mungkin jauh lebih tinggi daripada yang mereka butuhkan untuk pindah ke perusahaan lain yang saya temukan, jadi itu cukup menarik, karena standar saya sangat tinggi dalam hal kesan pertama, membangun hubungan baik dan layanan pelanggan," katanya.

Ia mengatakan, penghuni panti jompo dan keluarga layak mendapatkan layanan terbaik.

"Saya masih memiliki perhatian di sana, dan hal ini merupakan sesuatu yang secara alami saya miliki juga. Tetapi standar saya untuk layanan yang saya berikan kepada para penghuni dan keluarga mereka, harus memenuhi ekspektasi mereka yang tinggi. Saya merasa bahwa saya membawa itu dan sudah cukup bagus," ujar Bowles. (lia/sumber:tribuntravel.com)