Proyek LRT dan MRT Bakal Digarap di Bali

  • Oleh : Bondan

Kamis, 04/Mar/2021 06:49 WIB
Ilustrasi LRT Jabodebek. Foto: Istimewa Ilustrasi LRT Jabodebek. Foto: Istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut akan mengembangkan proyek Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) di beberapa wilayah Indonesia di luar Jakarta dan Palembang.

".. Juga pengembangan LRT dan MRT di Bali, Bandung, Medan, Makassar, dan Surabaya," katanya pada webinar 'Potensi Sovereign Wealth Fund (SWF) Dalam Pembiayaan Infrastruktur Transportasi di Indonesia', Rabu (3/3/2021).

Baca Juga:
Jadwal LRT Jabodebek Hari Ini Sabtu 27 April, Weekend Berlaku Tarif Promo Terjauh!

Hal ini menyambut keberadaan dana abadi Sovereign Wealth Fund (SWF) milik Indonesia yang bernama Indonesia Investment Authority (INA), sebagai sumber dana alternatif pembiayaan proyek. Sehingga pendanaan proyek-proyek ini tidak hanya menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN) dan utang.

Tidak hanya LRT dan MRT, beberapa proyek bandara, dan terminal di berbagai wilayah Indonesia juga akan ditawarkan dalam proyek ini. Serta beberapa ruas jalan tol hingga Pelabuhan peti kontainer.

Baca Juga:
KAI Berkomitmen Terus Selalu Melaksanakan Penugasan dari Pemerintah

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan diketahui proyek infrastruktur membutuhkan dana yang besar dan komitmen dari berbagai pihak. Maka, SWF - INA punya mandat mengoptimalkan aset negara, yang dimiliki langsung maupun kekayaan negara yang dipisahkan dan menarik berbagai dana dari berbagai keuangan luar negeri.

"Dari situ kita berharap dapat menambah modal bagi pembangunan tanpa resiko utang, akan belajar cara kerja yang merupakan best practice dari Indonesia, meningkatkan valuasi aset negara, serta meningkatkan kinerja dan aset itu yang bisa dinikmati masyarakat," jelasnya.

Baca Juga:
Jadwal Keberangkatan LRT Jabodebek Hari Jumat 26 April, Tarif Promo Terjauh Berlaku di Jam Berikut!

Proyek yang Ditawarkan

Budi Karya Sumadi mengatakan, dalam merespon pembentukan SWF-INA disiapkan proyek yang berpotensi mulai dari pelabuhan, bandara, terminal, serta LRT/MRT.

"Kita siapkan Proyek seperti Pelabuhan Garongkong Sulawesi Selatan, Pelanihan di Ambon dan Palembang kita kembangakan feasibility study-nya sebagai proyek solicitude. Begitu juga dengan Bandara Singkawang dengan skema KPBU," jelas Budi dalam dalam webinar 'Potensi Sovereign Wealth Fund (SWF) Dalam Pembiayaan Infrastruktur Transportasi di Indonesia', Rabu (3/3/2021).

"Selain itu Bandara di Papua mulai dari Fak Fak, Manokwari. Serta di Mentawai Sumatera Barat. Bandara di Aceh, Pulau Banggai, lalu Seaplane di Banda Naira Ambon, lalu Kangean, Weda (Maluku Utara), Bandara Taufik Kiemas Lampung, juga LRT dan MRT Bali Bandung, Medan Makassar, Surabaya. Serta terminal bus di seluruh kota. Besar serta loopline di Jakarta. Dan proyek lainnya yang tidak bisa menggunakan APBN murni,' tambahnya.

SWF - INA ini menjadi sumber pendanaan alternatif baru guna menjaga timeline pengerjaan proyek strategis Indonesia 2020- 2024. Dia tidak menampik sejumlah proyek terancam tertunda akibat situasi pandemi yang melanda.

Dalam slide presentasi Direktur Investasi INA Stefanus Ade Hadiwidjaja, tertulis ada sembilan sektor yang memiliki potensi dalam jangka pendek dan menengah. Mulai dari infrastruktur transportasi, infrastruktur digital, logistik, pelayanan kesehatan, renewable energy, waste management, consumer kesehatan, teknologi, serta turisme.

Mengerucut, potensi investasi jangka pendek lebih pada proyek jalan tol, bandara, dan Pelabuhan. Ada 30 ruas potensial untuk investasi atau aset recycling pada ruas yang saat ini dikelola Waskita Karya, Hutama Karya, dan Jasa Marga.

Selain itu pengembangan terminal 4 Soekarno Hatta dan optimasi pengelolaan terminal 1 - 3. Serta konsolidasi dari terminal kontainer milik Pelindo I- IV.

"Pada dasarnya kita akan bawa capital, setelah melakukan investasi tidak hanya duduk dan pasif diharapkan dalam bentuk nilai tambah juga. Tapi itu adalah poin penting siapa yang jadi partner investasi kita. Misalkan ada investor asing yang masuk airport atau road kita harap mereka juga memiliki ekspertise tertentu," kata Stefanus. (CNBCIndonesia.com)