Pulang Arisan Kecelakaan, Korban Pikap di Kabupaten Malang Jadi 8 Orang Tewas, 6 Luka Berat

  • Oleh : Dirham

Kamis, 27/Mei/2021 13:31 WIB
Kecelakaan Pikap di Kabupaten Malang. Kecelakaan Pikap di Kabupaten Malang.

MALANG (BeritaTrans.com) - Korban meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal mobil pikap di Kabupaten Malang menjadi delapan orang. Sementara enam orang lainnya dalam kondisi luka berat dan sedang tengah dalam perawatan di rumah sakit.

"Setelah kami update ada delapan orang yang meninggal dunia," tegas Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar, di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Kamis (27/5).

Hendri menjelaskan, jumlah penumpang dalam mobil pikap tersebut 14 orang. Sebanyak 10 orang duduk di bak belakang, sementara 4 orang berada di posisi depan, termasuk pengemudi.

"Jadi driver (pengemudi) kemudian ada ibu-ibu dua orang dan salah satunya memangku anaknya," tegasnya.

Kedua penumpang yang duduk di depan meninggal dunia yakni seorang ibu dan satu orang anak berusia 4 tahun. Sedangkan dua orang, satu di antaranya pengemudi masih menjalani perawatan di RSSA Malang.

Kemudian 10 orang di bak belakang mobil masing-masing 6 orang meninggal dunia dan 4 orang luka-luka. Dua orang korban dirawat di RSSA dan dua lainnya di RS Sumber Sentosa Tumpang.

Hingga saat ini, 4 orang korban masih dirawat di RSSA Malang dan 2 orang luka ringan dirawat di RS Sumber Sentosa Tumpang. Sedangkan 8 orang korban meninggal dunia telah dimakamkan Rabu (26/5) malam.

"Saya sampaikan, 8 orang dinyatakan meninggal dunia di mana 8 orang ini terdiri dari 6 orang perempuan dewasa, kemudian 2 orang masih anak-anak sekitar 7 tahun dan 5 tahun," terangnya.

Sebelumnya diberitakan, rombongan warga yang pulang dari arisan mengalami kecelakaan tunggal di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Semula dikabarkan tujuh orang meninggal dunia dan beberapa lainnya terluka.

Rombongan merupakan warga Desa Ledoksari, Kecamatan Tumpang. Rombongan tersebut baru pulang dari arisan keluarga di Ranupane, Kabupaten Lumajang dengan menumpang mobil pick up L-300 nopol N 9610 BD.

Kapolres Hendri bersama rombongan mengunjungi 4 korban yang sedang dirawat di RSSA Malang. Korban terdiri dari pengemudi, dan 2 orang perempuan dan laki-laki yang saat kejadian duduk di bak belakang.

Korban rata-rata mengalami patah tulang dan luka dalam. Kondisi korban sendiri relatif stabil dan beberapa baru selesai menjalani operasi.

Pengemudi Diduga Ngantuk

Polisi telah meminta keterangan 6 orang saksi dari masyarakat sekitar lokasi kejadian (TKP). Dua orang korban dengan kondisi luka ringan di RS Sumber Sentosa juga segera menjalani pemeriksaan. Sementara pengemudi pick up belum bisa dimintai keterangan dan masih menunggu perkembangan medis lebih lanjut.

"Keterangan dari sopir belum kita gali. Keadaannya belum bisa kita mintai pertanyaan. Ada luka di bagian kepala, ada luka gores. Kemudian di perutnya ada luka terkena benda tumpul," jelasnya.

Sopir diperkirakan terluka akibat terbentur kemudi dan menyebabkan kakinya patah di beberapa bagian. Sehingga memang masih diperlukan perawatan secara intensif.

"Belum ada tersangka. Tapi kita sudah mengambil langkah menuju arah sana. Kita sudah memeriksa saksi, scap dan olah TKP. Sudah dilakukan upaya-upaya lebih untuk segera penentuan proses hukum, atau penentuan penyidikan dari kasus ini," terangnya.

Polisi juga memastikan kejadian tersebut sebagai kecelakaan tunggal yang tidak melibatkan kendaraan lain. Kendaraan menabrak pohon Juwar di pinggir jalan yang menyebabkan benturan. Sementara dugaan awal karena sopir ngantuk.

"Kemungkinan besar karena sopir dalam keadaan ngantuk. Karena tadi sempat kami tanyakan, dia menyampaikan tidak dalam kecepatan yang terlalu tinggi, tapi dalam keadaan ngantuk," terangnya.

Keterangan tersebut diperkuat keterangan saksi-saksi melihat sopir mengemudi dengan lambat dan kadang cepat. Selain itu di TKP juga tidak ditemukan bekas pengereman.

"Jadi kemungkinan si sopir sempat terlelap akhirnya sampai menabrak pohon yang ada di sekitar TKP. Nanti akan kita tindaklanjuti. Kita belum tindaklanjuti karena belum mendapat keterangan langsung dari si sopir," jelasnya.

Kondisi jalan sendiri lurus dengan sedikit menurun, dan bukan daerah yang tergolong rawan terjadinya kecelakaan. Sehingga kemungkinan besar karena human eror dari sopir atau pihak lain yang ada di mobil tersebut. (ds/sumber Merdeka.com)