Bos Garuda: Bukan Garuda Dilarang Mendarat di Hong Kong!

  • Oleh : Redaksi

Sabtu, 26/Jun/2021 15:05 WIB
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Istimewa. Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Istimewa.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pihak PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mendapat suspensi membawa penumpang ke Hong Kong hingga 5 Juli mendatang. Larangan terjadi akibat ditemukannya penumpang yang teridentifikasi positif Covid - 19 saat dites otoritas kesehatan Hong Kong.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, menjelaskan dari aturan ini bukan berarti Garuda Indonesia tidak boleh mendarat di Hong Kong, tapi tidak boleh menurunkan penumpang dari Indonesia. Hingga saat ini masih ada pesawat Garuda yang terbang menuju Hong Kong yaitu angkutan kargo.

Baca Juga:
Jelang Musim Haji Tahun ini, Garuda Optimalkan Kesiapan Operasional

"Saya sedikit koreksi ini bukan dilarang mendarat, tapi tidak ada penumpang Indonesia yang boleh turun di Hong Kong. Karena sampai hari ini kita tetap menerbangkan pesawat ke Hong Kong yaitu angkutan kargo," kata Irfan, dalam Closing Bell, CNBC Indonesia, Jumat (25/6/2021).

Irfan menjelaskan beberapa orang yang ditemukan positif saat mendarat itu sudah dipastikan menunjukkan dokumen negatif, saat sebelum menaiki pesawat. Hanya saja saat mendarat di Hong Kong dites kembali beberapa orang itu positif Covid - 19.

Baca Juga:
Pendapatan Garuda di Kuartal 1 Meningkat, Target Pertumbuhan Penumpang 40%

"Kami menghargai otoritas melakukan pengecekan. Hanya memang kami tidak dalam posisi memilih orang yang boleh naik atau tidak dari sisi maskapai. Tentu akan diperbolehkan jika bisa menunjukkan hasil surat negatif. Ketika dites di sana positif ini haknya otoritas Hong Kong," katanya.

Hingga saat ini angkutan pesawat kargo ke Hong Kong masih diperbolehkan. Garuda menerbangkan angkutan barang ini melalui tiga titik Jakarta, Surabaya, dan Bali dengan empat penerbangan.

Baca Juga:
Dukung Pertumbuhan Pariwisata, Garuda Buka penerbangan Manado-Denpasar

Irfan menjelaskan bisnis kargo memang saat ini menjadi sumber pendapatan yang utama bagi Garuda. Untuk penerbangan luar negeri porsi pendapatan dari kargo ini sudah mencapai 70%, sisanya berasal dari penumpang, melihat permintaan penerbangan luar negeri ini masih sedikit.

"Jadi untuk semua penerbangan luar negeri ini kita fokus ke kargo. Memang diakui kadang isinya banyak, kadang juga sepi khususnya isian saat kembali. Tapi potensinya masih besar," katanya.

Dia menjelaskan komoditas produk kelautan RI menjadi komoditas utama angkutan kargo ke Hong Kong.  Irfan mengungkapkan 30 ton untuk produk ikan, cumi, kepiting ke Hong Kong, dengan angkutan balik produk dari e-commerce.

Pengurangan jadwal penerbangan luar negeri memang sudah dilakukan Garuda dari mulai pandemi. Bahkan sudah ada rute penerbangan yang akan dihapus seperti Osaka, Perth, dan Melbourne.

RI Juga Harus Tegas

Irfan memang mempertanyakan otoritas Hong Kong menyalahkan perusahaan karena adanya penumpang yang teridentifikasi positif Covid - 19. Membuat penerbangan penumpang dari Indonesia kini dilarang hingga 5 Juli mendatang.

"Beberapa orang itu waktu berangkat sudah di cek PCR dan hasilnya negatif, namun waktu mendarat ternyata positif. Ini yang menjadi masalah. Tentunya kami sangat menghargai otoritas Hong Kong," kata Irfan.

"Hanya saja kami bertanya dalam hati, kok kami yang disalahkan, kami dilarang bawa penumpang jadinya," tambahnya.

Dia menjelaskan dari pihaknya memberikan izin penumpang naik pesawat jika bisa menunjukkan hasil tes PCR negatif kepada petugas. Tapi kita disana saat proses karantina teridentifikasi positif tentu ini adalah hak dari otoritas Hong Kong.

Hanya saja dia merasa tidak adil, karena Pemerintah RI tidak melarang maskapai luar negeri yang mendaratkan penumpang, dan teridentifikasi positif ketika di Indonesia.

"Ini pertanyaan kami juga, bisa jadi persoalan. Kalau Indonesia melakukan hal yang sama. Dimana saat penumpang dites PCR di Indonesia lalu positif, kemudian maskapai dilarang membawa penumpang ke Indonesia lagi. Ini akan jadi masalah berkepanjangan," kata Irfan.

"Hingga saat ini pemerintah Indonesia ketika ada maskapai asing bawa penumpang (teridentifikasi positif) hanya memberi surat teguran, besok masih boleh bawa penumpang juga," tambahnya.

Irfan menjelaskan hingga saat ini Garuda masih menerbangkan pesawat ke Hong Kong. Hanya saja khusus angkutan kargo. Potensinya pun besar paling tidak bisa membawa 30 ton angkutan produk perikanan RI melalui tiga bandara, yakni Cengkareng, Bali, dan Surabaya. (dn/sumber: CNBCIndonesia.com)