Covid-19 di India Belum Reda, Muncul Ancaman Gelombang Ketiga Setelah Warga Terlihat Berbondong-bondong Berwisata

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 14/Jul/2021 11:51 WIB
Kerumunan orang terlihat di daerah wisata Shimla, negara bagian Himachal Pradesh, India, Juli 2021. Kasus baru harian di India telah turun menjadi sekitar 40.000 setelah diberlakukan lockdown usai terjadi rekor 400.000 kasus. Kerumunan orang terlihat di daerah wisata Shimla, negara bagian Himachal Pradesh, India, Juli 2021. Kasus baru harian di India telah turun menjadi sekitar 40.000 setelah diberlakukan lockdown usai terjadi rekor 400.000 kasus.

New Delhi (BeritaTrans.com) - Sebuah organisasi dokter di India telah memperingatkan bahwa gelombang ketiga Covid di negara itu tidak dapat dihindari karena pembatasan sosial yang dilonggarkan di seluruh negeri.

Perdana Menteri Narendra Modi juga telah memperingatkan terhadap kerumunan pengunjung di lokasi-lokasi wisata di India.

Baca Juga:
Ribuan Orang Meninggal Akibat Jamur Hitam di India, Kasusnya Sudah Ada di Indonesia

Foto dan video turis yang berbondong-bondong ke tujuan wisata populer menjadi viral dalam beberapa hari terakhir.

Video menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka tidak mengenakan masker atau menjaga jarak sosial di tempat umum.

Baca Juga:
Di Balik Cerita Viral 6 Pasien Covid-19 yang Meninggal Usai Ditinggal Dokter dan Perawat di India

Laporan dari media-media setempat mengungkapkan ribuan orang kini kembali mengunjungi tempat-tempat wisata perbukitan (hill station) di India, sehingga memicu kekhawatiran penyebaran virus.

India, Covid

Baca Juga:
Covid Terus Mengganas di India, Korban Bertambah 3.460 Orang Sehari

SUMBER GAMBAR,HINDUSTAN TIMES VIA GETTY IMAGES

Para calon penumpang menunggu bus DTC di halte yang sudah padat orang di New Delhi, India, 13 Juli 2021.

 

"Saya mengatakan dengan sangat tegas bahwa tidak baik sampai terjadi kerumunan di tempat-tempat wisata, pasar, tanpa pakai masker," kata Modi dalam cuitan di Twitter sambil menyadari bahwa industri pariwisata telah mengalami pukulan hebat akibat pemberlakuan karantina wilayah atau lockdown.

Kasus baru harian di India telah turun menjadi lebih dari 40.000 dalam beberapa pekan terakhir, turun dari puncaknya, yakni sekitar 400.000 kasus pada bulan Mei.

Penurunan jumlah sebagian besar disebabkan oleh lockdown ketat di sejumlah negara bagian, tapi kebijakan itu sekarang dilonggarkan.

Meski demikian. para ahli khawatir India dapat berada pada risiko gelombang infeksi ketiga karena baru sekitar 6% dari populasi yang memenuhi syarat yang telah divaksinasi sepenuhnya.

Sementara itu, baru sekitar 22% yang telah menerima setidaknya satu dosis.

Asosiasi Kedokteran India (IMA), sebuah organisasi yang mewakili dokter di India, pada hari Senin mengatakan "rasanya menyakitkan untuk mencatat bahwa baik pemerintah dan masyarakat sudah berpuas diri dan mengadakan pertemuan massal tanpa mengikuti protokol Covid".

India, Covid

SUMBER GAMBAR,AFP VIA GETTY IMAGES

Para turis mengunjungi tempat wisata Shimla di negara bagian Himachal Pradesh pada 6 Juli 2021.

 

"Kegiatan turis, travel ziarah, semangat keagamaan semuanya dibutuhkan, tapi bisa menunggu beberapa bulan lagi," kata IMA.

Ia menambahkan bahwa membuka tujuan-tujuan ini dan membiarkan orang-orang yang tidak divaksinasi berkumpul dalam pertemuan besar adalah "super spreader yang potensial untuk gelombang ketiga Covid".

India baru saja keluar dari gelombang kedua yang mematikan.

Saat itu rumah sakit dan krematorium yang kewalahan dipenuhi dengan orang mati.

Saat ini, beberapa negara bagian telah dibuka dan mengizinkan kegiatan turisme dan pertemuan keagamaan.

Tetapi para ahli khawatir tentang dampak dari pertemuan-pertemuan ini.

Naga Sadhus (Hindu holy men) take a holy dip in the waters of the Ganges River on the day of Shahi Snan (royal bath) during the ongoing religious Kumbh Mela festival, in Haridwar on April 12, 2021.

SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES

Para ahli khawatir pertemuan keagamaan besar dapat menyebabkan penularan Covid besar-besaran

 

Pada bulan April, jutaan orang berkumpul di kota Himalaya Haridwar untuk berpartisipasi dalam festival Kumbh Mela, bahkan ketika beberapa kota bergulat dengan kekurangan oksigen dan langkanya tempat tidur di rumah sakit.

Beberapa orang - yang datang dari seluruh penjuru negeri - dinyatakan positif pada hari-hari berikutnya.

Sekarang, pihak berwenang di negara bagian Uttar Pradesh bersiap untuk mengadakan festival Kanwar Yatra tahunan mulai 25 Juli.

Para ahli mengatakan bahwa India perlu menegakkan protokol kesehatan secara ketat dan lebih mempercepat laju vaksinasi untuk menghindari gelombang ketiga.

India memvaksinasi sekitar empat juta orang setiap hari, tetapi perlu 8-9 juta vaksinasi per hari untuk mencapai target vaksinasi semua orang di atas usia 18 pada akhir tahun ini.

Beberapa negara bagian juga tak memiliki cukup vaksin.

Pada hari Selasa, beberapa pusat vaksinasi publik di Delhi ditutup setelah mereka kehabisan suntikan.

(lia/sumber:bbcindonesia.com)