Selama PPKM Darurat, Mobilitas Masyarakat Turun hingga 80%

  • Oleh : Naomy

Rabu, 21/Jul/2021 17:03 WIB
Suasana dalam KRL Commuterline Suasana dalam KRL Commuterline

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Selama pelaksanaan Pengendalian transportasi di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat (12 Juli-20 Juli 2021) maupun pengendalian transportasi di masa libur jelang Idul Adha (19-25 Juli 2021), hingga Selasa (20/7/2021), dilaporkan terjadi penurunan mobilitas masyarakat yang cukup signifikan yaitu antara 30% hingga 86%.

“Jika dibandingkan mobilitas masyarakat sebelum adanya SE Satgas 14 dan 15, terjadi penurunan yang cukup signifikan di semua moda transportasi baik di darat untuk kendaraan pribadi dan angkutan umum, laut, udara, dan kereta api,” ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati, Rabu (21/7/2021).

Baca Juga:
Jumlah Penumpang Angkutan Umum di Semua Moda Kembali Meningkat Pascalebaran

Tercatat, untuk transportasi udara, jumlah pergerakan penumpang (pnp) harian di wilayah Jawa dan Bali penurunannya mencapai 80,8% (dari rata-rata sekitar 61 ribu pnp per hari menjadi sekitar 11 ribu pnp per hari). 

Sementara untuk pergerakan penumpang di wilayah luar Jawa dan Bali penurunannya mencapai 74,5% (dari rata-rata sekitar 63 ribu pnp menjadi sekitar 16 ribu pnp). 

Baca Juga:
Dukung Kemenhub, KAI Berkomitmen Hadirkan Angkutan Lebaran sesuai Slogan ``Mudik Ceria Penuh Makna``

"Secara keseluruhan dari 51 Bandara yang dipantau tercatat penurunannya mencapai 77,6% (dari rata-rata sekitar 124 ribu pnp per hari menjadi sekitar 27 ribu pnp per hari)," katanya.

Untuk moda transportasi kereta api (KA), jumlah pergerakan penumpang harian KA Antarkota turun 77% (dari sekitar 27 ribu pnp menjadi sekitar 6 ribu pnp). Sementara untuk pergerakan penumpang harian KA Perkotaan (non KRL Jabodetabek) penurunannya menurun 86% (dari sekitar 42 ribu pnp menjadi 5 ribu pnp).

Baca Juga:
KAI Dukung Program Motor Gratis Kemenhub, Pendaftaran hingga 18 April 2024

Pergerakan penumpang harian KRL Jabodetabek penurunannya mencapai 56%  (dari sekitar 330 ribu pnp menjadi 145 ribu pnp). Sedangkan, untuk pergerakan penumpang harian KRL Yogya – Solo penurunannya mencapai 56% (dari sekitar 2500 pnp menjadi sekitar 1.100 pnp).

Untuk moda transportasi darat, pergerakan penumpang Bus harian yang berangkat di 31 Terminal Tipe A turun mencapai 42,36% (dari sekitar 43 ribu pnp menjadi sekitar 25 ribu pnp).  

"Sementara untuk angkutan penyeberangan di lintas Merak-Bakauheni penurunannya mencapai 42% (dari sekitar 46 ribu pnp menjadi sekitar 27 ribu pnp) dan di lintas Ketapang-Gilimanuk penurunannya mencapai 52% (dari sekitar 20 ribu pnp menjadi sekitar 9 ribu pnp)," urai dia.

Sedangkan untuk kendaraan pribadi, dari pantauan lalu lintas kendaraan di empat ruas jalan tol yaitu, Cikampek Utama, Kalihurip Utama, Cikupa, dan Ciawi, tercatat volume lalu lintas yang ke arah luar Jabodetabek turun hingga 30% (dari sekitar 119 ribu kendaraan menjadi sekitar 84 ribu kendaraan).

Ditambahkan Adita, pelaku perjalanan yang masuk ke arah Jabodetabek penurunannya mencapai 33% (dari sekitar 123 ribu kendaraan menjadi sekitar 83 ribu kendaraan) .

Untuk transportasi laut, jumlah pergerakan penumpang kapal di wilayah Jawa dan Bali mengalami penurunan 30,3% (dari rata-rata per hari 1.935 penumpang menjadi rata-rata per hari 1.348 penumpang). (omy)