Trik Singapura Agar Bisa Berdamai dengan Covid-19

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 27/Jul/2021 11:35 WIB


Jakarta (BeritaTrans.com) - Pemerintah Singapura menyebut akan melakukan tinjauan terhadap protokol Covid-19 pada Agustus mendatang. Dalam tinjauan itu, salah satu kemungkinan adalah melonggarkan pembatasan-pembatasan protokol virus corona

Dikutip Straits Times, ada beberapa hal yang dipertimbangkan dalam tinjauan ini seperti angka vaksinasi, pengendalian virus, dan angka rawat inap akibat infeksi.

Baca Juga:
Singapura dan Taiwan Dulu Sukses Tekan Covid-19, Kini Kasusnya Melonjak: Apa yang Salah?

"Tetapi setiap pembatasan yang dilonggarkan hanya akan diperluas untuk individu yang divaksinasi, yang jauh lebih terlindungi dari efek virus," kata Menteri Keuangan Lawrence Wong mengatakan pada hari Senin (26/7/2021).

"Artinya, jika ingin menghadiri acara besar atau ibadah yang melibatkan lebih dari 100 orang, harus divaksinasi lengkap," katanya kepada DPR dalam pernyataan menteri yang memberikan gambaran tentang langkah negara selanjutnya.

Baca Juga:
Aturan Lockdown Singapura, Wajib WFH dan Tatap Muka Maksimal 2 Orang

"Jika ingin makan di restoran atau berolahraga di gym, Anda harus divaksinasi lengkap.".

Wong mengatakan Singapura dapat lebih melonggarkan pembatasan sekitar bulan September. Perkiraan ini dibuat berdasarkan asumsi bahwa sekitar 80% populasi telah mendapatkan dua dosis penuh vaksin di tersebut.

Baca Juga:
Covid-19 Melonjak, Singapura Kembali Lockdown Parsial

"Harapannya adalah pada awal September, sekitar 80% manula berusia 70 tahun ke atas akan divaksinasi penuh," tambah Wong, yang mengepalai satuan tugas multi-kementerian menangani Covid-19.

Namun, saat ini pihaknya mengaku sedang mengupayakan agar proses vaksinasi dapat lebih dipercepat, terutama bagi kelompok lansia.

Dalam kesempatan yang sama, Wong juga menyebut bahwa pihaknya juga telah berkoordinasi dengan negara-negara yang telah mengelola Covid-19 dengan baik untuk kemungkinan travel corridor terbaru.

"Kita akan mulai dengan membangun koridor perjalanan dengan negara atau wilayah yang telah mengelola Covid-19 dengan baik, dan di mana infeksinya juga terkendali," katanya.

Lebih lanjut, Wong juga mulai memaparkan mengenai roadmap pengendalian Covid-19. Dalam roadmap itu, disebutkan bahwa mereka akan fokus melaporkan kasus parah Covid-19 saja.

"Tetapi pada tahap itu ... fokus utama kami tidak lagi pada jumlah kasus harian, karena sebagian besar pada saat itu telah divaksinasi, dan bahkan jika mereka terkena virus, mereka cenderung tidak sakit parah," tambahnya Wong.

"Sebaliknya, fokus kami adalah pada jumlah orang terinfeksi yang jauh lebih kecil yang membutuhkan oksigen tambahan atau membutuhkan perawatan intensif."

Singapura sendiri saat ini sedang kembali ke fase dua pembatasan Covid-19. Wong menjelaskan hal ini karena infeksi Covid-19 kembali meningkat tajam dan mereka sedang menghambat penularan virus itu agar tidak menulari lansia.

"Aturan yang lebih ketat yang mengurangi aktivitas membantu memperlambat penularan dan memberi negara waktu untuk mendorong tingkat vaksinasi lebih lanjut, melindungi manula," katanya.

Otoritas Singapura pekan lalu menemukan beberapa kluster yang menyebabkan peningkatan signifikan ini. Kluster yang paling besar adalah yang terkait dengan sebuah pasar ikan, yang mencatatkan hingga diatas 300 kasus. Selain itu sebuah kluster lounge karaoke juga turut menyumbang sekitar 100 kasus.

Singapura merupakan salah satu negara yang cukup berhasil mengendalikan pandemi Covid-19. Sejak pandemi melanda, Singapura mencatatkan 64.314 kasus Covid-19, dengan 37 kematian.

(lia/sumber:cnbcindonesia.com)