Cegah Ekonomi Melambat Lagi, Bos Kadin: Buka Manufaktur 100%

  • Oleh : Dirham

Kamis, 05/Agu/2021 16:07 WIB
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad  Rasjid. Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad  Rasjid.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid memprediksi, perekonomian Indonesia pada kuartal III-2021 masih akan melambat akibat pandemi dan PPKM.

"Bicara roda ekonomi, bagaimana kuartal kedua roda ekonomi masih berjalan. Kuartal ketiga adanya PPKM pasti berdampak. Bagaimana PPKM tapi adaptasi dan akan hidup dengan pandemi for a while," katanya dalam dialog ekonomi bersama Menteri Perdagangan, Kamis (5/8/2021).

Harapan saat ini adalah bagaimana industri manufaktur yang penting dan berorientasi ekspor bisa semakin digalakkan. Dia menganjurkan kepada pemerintah untuk membuka industri manufaktur ini seluruhnya.

"Saya menganjurkan pemerintah agar manufaktur dibuka 100%, dengan catatan semua pekerja sudah vaksinasi dan protokol kesehatan. Kalau tidak 100% sulit sekali," katanya.

Apalagi menurutnya Indonesia harus melihat dari sisi permintaan global, yaitu kebutuhan ekspor merangkak naik. Dari sinilah, Indonesia harus ambil bagian rantai pasok ini.

Pada kesempatan yang sama, Ekonom Universitas Indonesia Chatib Basri mengatakan, bagaimana kinerja triwulan kedua mencapai 7,1% yang menunjukkan perbaikan ekonomi terjadi. 

"Konsisten terjadi dengan berbagai leading indikator yang disampaikan," katanya.

Hal ini disumbang salah satunya adalah angka penjualan mobil meningkat karena kebijakan PPNBM sehingga mendorong konsumsi otomotif. Kemudian ekspor naik 31% di mana hal ini adalah kontribusi yang besar.

Meski begitu dia menggarisbawahi bahwa pertumbuhan yang tinggi ini karena dibandingkan dengan data year on year dibanding kuartal II-2020 kontraksinya minus 5,3%. "Jadi ini adalah perbandingan low base tahun lalu, dibanding triwulan II. Memang ini mengkonfirmasi recovery di triwulan ii," katanya.

Pelajaran dari sini adalah mengenai mobilitas, terlihat bahwa saat mobilitas dibuka April sampai Juni, ekonomi bergerak. Sayangnya saat ini Indonesia dalam kondisi dilema, jika terlalu longgar maka akan ada lonjakan kasus sehingga kembali lagi harus dilakukan pengetatan.

"Bagaimana mendorong ekonomi tapi ini aman? Hanya ada dua, menjaga protokol kesehatan. Opsi kedua adalah vaksin dipercepat. Saya ingin katakan, jika ingin menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di 7%, percepatan vaksin menjadi penting," pungkasnya. (ds/sumber CNBC News Indonesia)
 

Tags :