Oleh : Taryani
INDRAMAYU (BeritaTrans.com) - Sudah lebih dari satu bulan ini, puluhan truk bermuatan tebu menghiasi jalan Pantura wilayah Kabupaten Indramayu dan Subang.
Truk-truk colt diesel dan sejenisnya itu disewa perusahaan BUMN mengirim muatan tebu menuju Pabrik Gula (PG) Jatitujuh di Kabupaten Majalengka.
Selama masa giling tebu berlangsung, PG Jatitujuh selain menggiling tebu dari perkebunan sendiri juga mendapat pasokan dari perkebunan tebu di Kabupaten Subang.
Tebu dari perkebunan Kabupaten Subang diangkut menggunakan puluhan truk colt disel dan sejenisnya melalui jalan Pantura Subang dan Indramayu.
Oleh karenanya, tidak mengherankan, selama kurun waktu lebih dari satu bulan terakhir ini, para pengguna jalan Pantura sudah tidak asing lagi dengan kehadiran truk-truk muatan tebu.
Saking banyaknya truk tebu, membuat kondisi jalan Pantura, khususnya pada lajur utara atau yang biasa dilalui kendaraan dari Jakarta arah Cirebon terkadang terlihat penuh.
Dan bagi pengendara sepeda motor yang diburu waktu, terpaksa harus mengemudikan kendaraannya secara zig-zag, agar bisa mendahului konvoi truk tebu itu.
"Cukup beresiko kalau mengendarai motor dengan zig zag ini. Tapi apa boleh buat, kita diburu waktu," kata Ujang, 32 dari Karawang menuju Cirebon ini.
Ujang bersama rekannya dijumpai di jalan Pantura. Tepatnya saat berhenti di Lampu Merah Celeng, Kecamatan Lohbener, Indramayu.
Dikatakan, sepanjang jalan Pantura Subang dan Indramayu cukup banyak dijumpai truk muatan tebu dengan kecepatan sekitar 60 km per jam.
Konvoi truk akan berakhir di jalan Pantura ketika sampai Lampu Merah Bangkaloa, Kecamatan Widasari.
Sebab, truk-truk itu harus belok ke kanan, meninggalkan jalan Pantura menuju jalan Provinsi ke arah Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. (Taryani)