BP2MI Gagalkan Penyelundupan 21 Perempuan Pekerja Mogran Asal Jabar ke Timur Tengah

  • Oleh : Redaksi

Senin, 13/Sep/2021 06:24 WIB
Puluhan ca;on pekerja ilegal ditampung di sebuah balai latihan kerja di kawasan Batu Ampar, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur. Puluhan ca;on pekerja ilegal ditampung di sebuah balai latihan kerja di kawasan Batu Ampar, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Upaya penyelundupan 21 pekerja migran Indonesia yang siap diberangkatkan menuju sejumlah negara di kawasan Timur Tengah berhasil digagalkan pada Minggu (12/9) malam.

"Hari ini, lagi-lagi kita melakukan pencegahan penempatan pekerja imigran Indonesia ilegal sebanyak 21 orang," kata Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, seperti dilansir Antara.

Menurut Benny seluruh korban merupakan perempuan dari sejumlah daerah di Jawa Barat. Para korban tertipu oknum penyalur tenaga kerja.

Tim BP2MI menemukan 21 korban di Gedung BLK Sahabat, Jakarta Timur, dengan papan nama di lokasi gedung PT Putra Timur Mandiri.

Menurut Benny 21 orang itu sedang dipersiapkan untuk berangkat menuju sejumlah negara di Timur Tengah, salah satunya Arab Saudi.

Modus yang dilakukan pelaku adalah menjanjikan korban dengan gaji sebesar Rp4 juta per bulan setelah mereka tiba di negara tujuan.

"Bahkan modus yang dilakukan adalah memberikan uang di awal sebesar Rp4 juta hingga Rp5 juta per imigran yang dititipkan untuk keluarga mereka di kampung. Padahal uang itu akan dipotong dari gaji mereka setiap bulan," katanya.

Perusahaan penyalur tenaga kerja tersebut, kata Benny, memanfaatkan calo sebagai perantara perusahaan dengan korban.

Benny mengatakan seluruh korban dalam kondisi sehat, tetapi mengalami guncangan psikologi. Para korban terkejut saat diberitahu petugas jika penyalur tenaga kerja yang membawa mereka ternyata ilegal.

Lihat Juga :

Satgas Godok Aturan WNI-WNA Masuk RI Wajib Dua Dosis Vaksin
"Ini adalah upaya kedua kami menggagalkan penyaluran tenaga kerja ilegal setelah pekan lalu kita coba gagalkan di bandara, namun informasi itu bocor. Malam ini pelaku kembali ke Jakarta untuk memberangkatkan lagi, tapi berhasil kami antisipasi," ujarnya.

Menurut pengakuan korban, kata Benny, mereka terpaksa menjadi pekerja migran sebab terdesak dengan kebutuhan ekonomi keluarga di kampung.

"Padahal dengan gaji Rp4 juta sampai Rp5 juta itu bisa dipenuhi di Indonesia," katanya.

Saat ini para korban ditempatkan sementara di Balai Latihan Kerja kawasan Batu Ampar, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Hingga saat ini perkara tersebut telah dilimpahkan kepada lembaga berwenang untuk diselesaikan secara hukum.

(Antara)

 

Baca Juga:
UIN Alauddin Makassar Miliki RS PTKIN Pertama di Indonesia Dibangun 9 Lantai Senilai Rp147,3 Miliar