Curah Hujan Lebih Tinggi, BPBD Kota Cirebon Siap-Siap Antisipasi Potensi Bencana

  • Oleh : Taryani

Kamis, 23/Sep/2021 08:02 WIB
Kepala BPBD Kota Cirebon, Khaerul Bahtiar, S.T. (Ist.) Kepala BPBD Kota Cirebon, Khaerul Bahtiar, S.T. (Ist.)

KOTA CIREBON (BeritaTrans.com)  – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon sudah bersiap-siap  menghadapi potensi bencana, khususnya menjelang tibanya musim penghujan tahun sekarang ini.

Kepala BPBD Kota Cirebon, Khaerul Bahtiar, S.T. mengatakan, pihaknya sudah berkonsultasi dengan Wali Kota Cirebon, Drs. H. Nashrudin Azis, S.H. terkait kebutuhan untuk menggelar apel gabungan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.

“Arahan Pak Wali Kota itu perlu karena penanganan kebencanaan tidak hanya menjadi kewajiban BPBD melainkan lintas sektor,” ungkap Khaerul, di halaman Balai Kota Cirebon.  

Penanganan bencana katanya harus dilakukan bersama-sama antara BPBD dengan instansi terkait lainnya maupun unsur masyarakat.

Pihaknya juga sudah rapat dengan Forkopimda di Polres Cirebon Kota membahas pembagian peran dan tugas jika terjadi bencana. Peralatan pun disiapkan kondisi kelaikannya, agar siap pakai saat dibutuhkan.

“Kami juga sudah menyiapkan peralatan dalam penanganan bencana seperti banjir. Termasuk buffer stock, sampai langkahnya seperti apa, sudah kami siapkan,” kata Khaerul.

Ia menyampaikan, berdasarkan prakiraan  BKMG, Kota Cirebon sudah masuk musim hujan.

Khaerul menginformasikan curah hujan yang akan terjadi tahun ini diprediksi akan lebih besar dibanding tahun kemarin. “Makanya perlu kesiapsiagaan menghadapi bencana,” ucapnya, Rabu (22/9/2021).

Bencana yang berkaitan dengan hujan menurut Khaerul  di Kota Cirebon ini cenderung bukan banjir, melainkan genangan.

Hal itu mengacu pada Peraturan Menteri PUPR, bahwa batasan banjir jika tinggi permukaan air di atas 70 centimeter dan durasinya lebih dari 24 jam.

“Kota Cirebon alhamdulillah tidak ada yang sampai berhari-hari, paling 3-5 jam surut,” katanya.

BPBD juga sudah mendata sejumlah pohon rawan tumbang, bekerjasama dengan DPRKP untuk kemudian ditindaklanjuti.

“Sedangkan di daerah rawan longsor hanya satu yaitu wilayah Argasunya. Tapi perlu dipastikan lagi apakah aktivitas galian C masih ada atau tidak,” tuturnya.

BPBD memiliki sumber daya manusia (SDM) yang terdiri dari 15 ASB dan 25 Pusdalops. Peralatan yang dimiliki, perahu karet 3 unit, alat sedot air 5 unit, pelampung 30 unit, dan tenda 15 unit dengan ukuran bervariatif. (Taryani)