Lindungi Cagar Biosfer Dunia, KKP Gencarkan Kampanye Anti Bom Ikan di Sulteng

  • Oleh : Fahmi

Sabtu, 13/Nov/2021 19:29 WIB
Kampanye dan Edukasi Penanggulangan Destructive Fishing yang digelar pada 2-5 November 2021 di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Kampanye dan Edukasi Penanggulangan Destructive Fishing yang digelar pada 2-5 November 2021 di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kini tengah gencar mengampanyekan gerakan anti bom ikan di lokasi-lokasi rawan penangkapan ikan dengan menggunakan bom ikan di Provinsi Sulawesi Tengah. 

Upaya ini dilakukan untuk melindungi kelestarian kawasan Kepulauan Togean yang merupakan salah satu Cagar Biosfer Dunia yang ada di Indonesia. 

Baca Juga:
Kementerian-KP Galang Dukungan Internasional, Perluas Kawasan Konservasi Laut

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Laksda TNI Adin Nurawaluddin menyatakan bahwa kegiatan penyadartahuan seperti kampanye anti bom ikan ini akan terus digencarkan dalam rangka mendukung implementasi Ekonomi Biru, Laut Sehat, Indonesia Sejahtera yang telah diluncurkan beberapa waktu yang lalu. 

“Dalam rangka melindungi cagar biosfer dunia dan sebagai upaya mendorong implementasi ekonomi biru, tentu bukan hanya pendekatan penegakan hukum yang kita laksanakan, langkah-langkah penyadartahuan akan menjadi salah satu instrumen penting,” ujar Adin dikutip BeritaTrans.com dari keterangan resmi, Sabtu (13/11/2021). 

Baca Juga:
KKP Temui Kejagung, Minta Pendampingan Peraturan Pengelolaan Lobster?

Adin juga menekankan bahwa kampanye dan edukasi larangan penangkapan ikan dengan cara yang merusak, khususnya dengan bom ikan ini, penting untuk terus dilaksanakan karena masih maraknya praktik pengeboman ikan di berbagai wilayah. Selain itu, masyarakat perlu mendapatkan pemahaman terkait dampak negatif pengeboman ikan. 

“Kita berikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan serta dampak negatif yang ditimbulkan bom bagi keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan,” ungkapnya. 

Baca Juga:
Geliat Perikanan Tangkap di Muara Baru Jakarta Pasca Libur Lebaran

Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una, kawasan Cagar Biosfer Togean Tojo Una-Una memiliki luas mencapai 2.187.632 hektare dan di jantung Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) yang mempunyai keanekaragaman karang tertinggi di dunia serta hutan bakau dan ekosistem pulau kecil. 

“Itulah mengapa kawasan ini perlu dilindungi kelestariannya dari aktivitas penangkapan ikan dengan alat merusak, seperti bom ikan,” ujar Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan, Halid K. Jusuf. 

Lebih lanjut Halid mengungkapkan bahwa kampanye ini merupakan yang kedua kali dilakukan KKP di Kabupaten Tojo Una-Una. Hal ini merupakan upaya Pemerintah dalam pengawasan dan penyadartahuan masyarakat yang berkelanjutan supaya mampu menekan aktivitas destructive fishing di kawasan tersebut. 

“Cagar biosfer ini kawasan yang ideal untuk menguji pendekatan yang mengarah pada pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan,” terang Halid. 

Dalam upaya memerangi praktik destructive fishing, Direktorat Jenderal PSDKP KKP melaksanakan Kampanye dan Edukasi Penanggulangan Destructive Fishing yang digelar pada 2-5 November 2021 di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Kegiatan kampanye dan edukasi penanggulangan destructive fishing ini tak hanya diikuti oleh masyarakat nelayan di Kepulauan Togean, melainkan juga siswa-siswa sekolah dasar. Hal ini dilakukan supaya generasi-generasi muda dapat lebih memahami pentingnya menjaga kelestarian sumber daya laut untuk kehidupan di masa depan. 

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono telah berkomitmen untuk menerapkan prinsip ekonomi biru pada sektor kelautan dan perikanan. Hal ini diwujudkan melalui penyiapan roadmap pembangunan sektor kelautan dan perikanan hingga 25 tahun ke depan yang sesuai dengan prinsip ekonomi biru.(fhm)