Pesawat Mata-mata AS Hampir Tabrakan dengan Pesawat Sipil Berisi 142 Orang

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 07/Des/2021 08:53 WIB
foto:istimewa/Sergey Kustov via Wikimedia Commons foto:istimewa/Sergey Kustov via Wikimedia Commons

MOSKOW (BeritaTrans.com) - Pesawat mata-mata Amerika Serikat (AS) hampir bertabrakan dengan pesawat sipil pembawa 142 orang yang terbang dari Israel ke Rusia. Kejadian itu berlangsung di atas Laut Hitam pada Jumat pagi pekan lalu.

Tragedi dapat hindari setelah pesawat mata-mata Amerika memaksa pesawat sipil tersebut menukik tajam ke arah darat.

Baca Juga:
INACA: Iuran Pariwisata jadi Beban Tambahan Penumpang dan Maskapai Penerbangan

Badan Transportasi Udara Federal Rusia mengungkap kejadian itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Minggu (5/12/2021). Menurut badan tersebut, sebuah pesawat pengintai CL600 AS dengan cepat menurunkan ketinggian terbang melintasi rute yang direncanakan untuk pesawat Aeroflot dari Tel Aviv ke Moskow.

Untuk menghindari tabrakan, penerbangan Aeroflot terpaksa menurunkan ketinggian 500 meter (1.600 kaki). Pilot pesawat sipil ini bahkan melihat pesawat mata-mata Amerika dengan mata telanjang.

Baca Juga:
Pesawat Boeing 787 LATAM Airlines Terjun Bebas, Penumpang Terlempar dari Kursi hingga 50 Terluka

Pesawat kedua, CL650—yang lebih kecil—terbang dari resor Laut Hitam Sochi ke Skopje, ibu kota Makedonia Utara, juga harus dialihkan rutenya untuk menghindari pesawat mata-mata Amerika.

"Arah dan ketinggian penerbangan komersial segera diubah untuk menghindari tabrakan," kata Badan Transportasi Udara Federal Rusia.

Baca Juga:
Hilangnya Pesawat Smart Aviation, Diduga Jatuh di Area Pegunungan

Badan Transportasi Udara Federal Rusia sebenarnya tidak mengatakan negara mana yang mengoperasikan pesawat mata-mata itu. Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyatakan bahwa pesawat itu milik Amerika Serikat.

“Tindakan Angkatan Udara AS telah menciptakan ancaman bagi penerbangan sipil,” kata Zakharova di aplikasi perpesanan Telegram.

“Jika sekarang bencana di wilayah udara di atas perairan terbuka Laut Hitam telah dihindari, ini tidak berarti bahwa Amerika Serikat dan NATO dapat terus mempertaruhkan nyawa orang dengan impunitas.”

Badan Transportasi Udara Federal Rusia mengatakan akan mengajukan protes diplomatik.

“Peningkatan aktivitas pesawat NATO di dekat perbatasan Rusia, termasuk di atas Laut Hitam, menciptakan risiko kecelakaan berbahaya yang melibatkan pesawat sipil,” kata badan tersebut, seperti dikutip Times of Israel, Senin (6/12/2021).

Insiden itu terjadi ketika ketegangan meningkat antara Rusia dan negara-negara Barat, yang menuduh Moskow mengerahkan pasukan di perbatasannya dengan Ukraina dalam persiapan untuk kemungkinan invasi.

Rusia telah membantah memiliki rencana semacam itu, pada gilirannya menuduh negara-negara NATO melakukan "provokasi" termasuk latihan militer di dekat perbatasannya.

Pada tahun 2001, sebuah pesawat penumpang dari Tel Aviv ke Novosibirsk, Rusia, ditembak jatuh di atas Laut Hitam oleh rudal Ukraina yang salah target selama latihan militer. (amt/sumber:sindonews.com) 

Tags :