Kemenparekraf Dorong Penguatan Wisata Gua Jepang di Biak Numfor

  • Oleh : Naomy

Kamis, 09/Des/2021 18:10 WIB
Destinasi wisata Gua Jepang Biak Numfor Destinasi wisata Gua Jepang Biak Numfor

 

BIAK NUMFOR (BeritaTrans.com) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong penguatan destinasi wisata unggulan di Kabupaten Biak Numfor, Papua, sebagai destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan. 

Baca Juga:
Pentingnya Peran Perempuan dalam Membentuk Masa Depan Pariwisata

Hal itu guna menarik lebih besar minat kunjungan wisatawan dan kebangkitan ekonomi dengan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat. 

Kemenparekraf/Baparekraf melalui Direktorat Pengembangan Destinasi II, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, meninjau destinasi wisata di Biak Numfor, Papua. 

Baca Juga:
Bangun Destinasi Wisata Baru Bakauheni Harbour City, ASDP Diapresiasi Kemenparekraf

Direktur Pengembangan Destinasi II, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wawan Gunawan didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor, Ony Dangeubun meninjau pembangunan destinasi melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pariwisata tahun 2021 yaitu Goa Jepang, Distrik Samofa, di sela-sela persiapan Fasilitasi Sentra Vaksinasi di Biak Numfor yang didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu (8/12/2021).  

"Kami juga meninjau pembangunan panggung kesenian di Kawasan Museum Cendrawasih Distrik Biak Kota, Rest Area Wardo Distrik Biak Barat dan Waterblow Tanjung Saruri Distrik Yawosi, serta persiapan pembangunan di Pantai Yennyabo Sorido, Distrik Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor melalui DAK Tahun 2022," urainya. 

Baca Juga:
Indonesia Aktif Bangun Kerja Sama Parekraf di Dunia Internasional

Gua Jepang merupakan salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Biak Numfor. Gua Jepang awalnya adalah gua alami yang sering digunakan masyarakat setempat sebagai tempat beristirahat. 

Di dalam gua juga terdapat mata air yang sering dipakai masyarakat untuk keperluan sehari-hari sebelum akhirnya dimanfaatkan tentara Jepang. 

"Potensi destinasi gua Jepang ini sudah sangat keren dengan cerita sejarah yang begitu kuat yang ada di dalamnya. Kami yakin destinasi ini bisa mendunia bahkan bisa menyandingi Museum War Remnants di Vietnam, asal terus dikemas dengan standar global," kata  Wawan.

Gua Jepang atau sering disebut Abyab Binsari oleh masyarakat setempat, memiliki arti gua Nenek. Menurut cerita warga setempat, zaman dulu ada seorang nenek yang tinggal di sekitar gua ini. Namun setelah tentara Jepang datang, nenek itu kemudian menghilang tanpa jejak. 

Tentara Jepang pertama kali mendarat ke Biak pada tahun 1943 dengan jumlah tentara kurang lebih 10.000. Tersebar dari gua Jepang, Biak Utara, Biak Barat, Biak Timur, Ambroben Sup, sampai ke Supiori.

Tentara Jepang kemudian membangun benteng-benteng pertahanan di pinggiran pantai sampai ke hutan dan gua-gua yang ada di hutan. Khusus di gua Jepang terdapat sebanyak 3.000 personel tentara Jepang, yang kemudian menjadikan gua tersebut sebagai pusat logistik dan juga tempat persembunyian tentara jepang di bawah Komando Kolonel Kuzume. 

Sekitar tahun 1944, tentara sekutu yang berada di bawah kepemimpinan Jenderal Douglas McArthur, mengetahui jika pusat Logistik tentara Jepang berada di Biak. Maka pada 7 Juni 1944, sekutu langsung menjatuhkan bom dan drum-drum bahan bakar di atas gua Binsari ini, yang mengakibatkan lebih dari 3.000 tentara Jepang tewas. 

Sekitar tahun 1980, gua Jepang ditetapkan sebagai salah satu objek wisata sejarah perang dunia ke-II. Benda-benda yang ditemukan di area ini diantaranya adalah senjata, baik senjata ringan maupun senjata berat, peluru, helm atau topi-topi tentara jepang. 

Selain itu juga ada pesawat jepang, bom, peralatan makan minum, samurai, pistol dan alat-alat kedokteran seperti obat-obatan, kemudian benda - benda dari sekutu. 

Wawan menjelaskan, Kemenparekraf/Baparekraf berkomitmen mendukung Pengembangan Destinasi di Biak Numfor sejalan dengan Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Destinasi Pariwisata Pengembangan (DPP) Biak-Teluk Cendrawasih. 

"Penyiapan destinasi Biak Numfor yang berkualitas, berdaya saing, terintegrasi dan berkelanjutan. Bisa diperkuat dengan pembuatan calender of event yang menarik, travel patten kemasan paket-paket wisata sejarah dan religi ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisman dan wisnus dengan narasi story telling
 yang kuat dan menarik," ungkap dia. (omy)