Polisi di Ibu Kota Australia Jumlahnya Sedikit, Tapi Warga Merasa Lebih Aman

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 28/Janu/2022 15:15 WIB
foto:istimewa/sumber:abc.net.au foto:istimewa/sumber:abc.net.au

AUSTRALIA (BeritaTrans.com) - Warga yang tinggal di Canberra, ibu kota Australia merasa lebih aman, meski jumlah polisi di kota ini juga lebih sedikit dibandingkan kota-kota lainnya.

Dari laporan terbaru yang dibuat Komisi Produktivitas Australia menunjukkan jumlah polisi per jumlah penduduk di Canberra paling rendah di seluruh Australia.

Baca Juga:
Eks Ketua Komnas HAM Apresiasi Kapolri Rekrut Penyandang Disabilitas sebagai Polisi

Laporan tersebut juga menyebutkan warga Canberra merasa lebih aman dibandingkan dengan warga Australia lainnya, karena mereka merasa lebih kecil kemungkinannya menjadi korban tindak kejahatan.

Canberra, menjadi ibu kota Australia sejak tahun 1908. Wilayah ini menjadi negara bagian sendiri bernama Australian Capital Territory (ACT) dengan penduduk saat ini berjumlah 420 ribu orang.

Baca Juga:
Joss! Bhabinkamtibmas Jatirahayu Giat Sosialisasi dan Imbauan Pelayanan Halo Polisi 110 Kepada Masyarakat

Menurut laporan tersebut jumlah polisi di Canberra semakin menurun dari tahun ke tahun.

Selama tahun 2020-2021, ACT memiliki 219 polisi per 100 ribu penduduk, proporsi paling rendah di antara semua negara bagian di Australia, yang rata-rata memiliki 284 polisi per 100 ribu penduduk.

Baca Juga:
10 Pelajar SMA 28 Jakarta akan Ikuti Gelaran Festival dan Kompetisi Budaya Folklore 2023 di Nasebar Bulgaria

Pengeluaran untuk tugas-tugas kepolisian di Canberra juga lebih rendah dibandingkan kota-kota lainnya. Warga membayar AU$444 per orang lewat pajak untuk membiayai tugas kepolisian.

Sementara di kota-kota lain rata-rata pengeluaran per orang untuk membiayai polisi adalah kurang dari AU$550.

Presiden Asosiasi Polisi Federal Australia, Alex Caruana mengatakan kepada ABC jika ia tidak mengerti mengapa pemerintah ACT tidak mengeluarkan anggaran lebih banyak bagi aparat penegak hukum tersebut.

Dia menduga alasannya adalah untuk menghindari agar "Canberra tidak terlihat sebagai sebuah negara bagian yang penuh dengan polisi."

"Pada dasarnya di ACT kita memiliki polisi terbaik di dunia, yaitu Polisi Federal Australia (AFP)," katanya.

"Tetapi pemerintah ACT menolak mengeluarkan dana yang cukup untuk meningkatkan tugas kepolisian, dan menggunakan sumber daya yang sudah bagus di kalangan AFP untuk masyarakat."

"Beberapa ratus dolar tambahan setiap tahun atau beberapa ratus tambahan polisi akan sangat membantu, khususnya di tengah masa pandemi."

Bulan lalu, Kepala Kepolisian ACT, Neil Gaughan, mengumumkan perubahan kebijakan agar warga Canberra melaporkan kejahatan terkait dengan properti dan kepemilikan dilakukan secara online.

Alasannya agar polisi akan bisa lebih memprioritaskan penanganan hal lain.

Namun menurut Alex, ini bisa menimbulkan persepsi jika "polisi tidak melaksanakan tugas mereka".

"Mereka mencoba melakukan yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas," katanya.

Alex juga mengatakan sejumlah polisi mengalami masalah kesehatan mental karena meningkatnya tekanan dalam pekerjaan mereka.

"Anggota kami bekerja terlalu keras, sehingga kami tahu adanya sejumlah masalah kesehatan mental di seluruh kantor polisi di Canberra," katanya.

"Anggota polisi bisa bekerja 15 jam sehari selama 16 hari berturut-turut, karena rekan yang lain tidak bisa masuk.

"Penting sekali pemerintah ACT menambah dana sebelum keadaan semakin memburuk, misalnya polisi mengambil jalan sendiri seperti penyalahgunaan alkohol dan yang lainnya."

 

Tindak kejahatan lebih rendah di Canberra

Two ACT policemen hand out facemasks in the Canberra CBD. Both are smiling
Warga Canberra merasa lebih aman dibandingkan warga di negara bagian lain di Australia. (Supplied.)

Menurunnya jumlah anggota polisi di Canberra juga telah menurunkan tindakan kriminal yang dilaporkan.

Neil mengatakan kejahatan terkait properti menurun tajam selama masa pandemi COVID-19.

Menurut Komisi Produktivitas, warga Canberra pada umumnya merasa lebih aman dibandingkan warga Australia yang tinggal di kawasan lain.

Dalam perkiraan di tahun 2019-2020, dari kombinasi data survei dan laporan polisi, warga Canberra lebih kecil kemungkinan menjadi korban serangan fisik, pencurian mobil, dan juga kemalingan di rumah dibandingkan warga di negara bagian lain.

Warga Canberra juga membuat laporan lebih sedikit mengenai perilaku polisi dibandingkan warga di kota lain.

Mereka juga merasa lebih aman beraktivitas di luar dan tempat-tempat umum dan merasa narkoba bukan terlalu masalah besar.

Tapi warga ACT mengalami tingkat pencurian mobil dan kerusakan properti lebih tinggi.(amt/sumber:abc.net.au)